KUTACANE (Waspada): Anggota Komisi IV DPR RI, HM. Salim Fakhry SE.MM meminta pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) agar mengusir harimau dari pemukiman dan area perkebunan warga Kute Pulo Sepang Kecamatan Lawe Alas, Aceh Tenggara.

Keberadaan 5 ekor harimau di perkebunan dan sebagian ke pemukiman penduduk Kute Pulo Sepang, sangat meresahkan warga Lawe Alas maupun warga di kecamatan terdekat.
Keberadaan harimau Sumatera tersebut, membuat warga di sekitar lokasi merasa traumatis, bukan hanya pada siang hari saja untuk melihat dan mamanen hasil perkebunan warga, bahkan pada malam hari warga Pulo Sepang dan sekitarnya juga takut keluar rumah, khawatir jadi korban keganasan harimau yang tengah berkeliaran di siang dan malam hari.
Sebelum jatuh korban jiwa karena dimangsa harimau yang lapar tersebut, Fakhry yang juga Ketua DPD II Golkar Aceh Tenggara, sekali lagi mendesak BKSDA dan pihak terkait lainnya agar menghalau sekelompok harimau tersebut jauh ke tengah hutan belantara TNGL. “Selain menjaga keselamatan satwa, kita juga harus menjaga dan menciptakan rasa aman bagi warga yang berada di pinggiran hutan TNGL dan hutan lindung,” ujar Fakhry.
Seperti diberitakan Waspada edisi Jumat (23/12) sebelumnya, warga Kute Pulo Sepang merasa resah karena banyaknya tapak kaki si raja hutan di dalam kebun petani setempat, bahkan pada malam hari kawanan harimau yang diduga kuat sebanyak 5 ekor tersebut, mulai merapat ke pemukiman warga.
Kendati tak ada warga yang jadi korban keganasan warga, namun keberadaan harimau lapar bersama beberapa anaknya tersebut, telah memangsa ternak warga setempat seperti beberapa ekor anjing peliharaan petani hilang dan tak jelas keberadaannya sampai saat.
Musliadi, salah seorang warga Kute Pulo Sepang Kecamatan Lawe Alas, mengatakan diperkirakan ada sekitar 5 ekor harimau berkeliaran di pegunungan bukit barisan dalam sepekan terakhir, harimau ini sepertinya harimau Sumatera yang sudah termasuk harimau dilindungi oleh negara.
“Ya, sudah hampir satu minggu harimau ini memasuki kawasan pemukiman penduduk, bahkan jejak yang ditinggalkan si raja hutan itu, berserakan di sekitar pemukiman warga, sebagian warga Pulo Sepang juga pernah melihat langsung keberadaan sekelompok harimau tersebut,” ujar Musliadi diamini warga lainnya.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser, Mamat Rahmat kepada Waspada, Minggu (25/12) membenarkan, matinya 1 dari 5 ekor Harimau yang selama ini berkeliaran di kebun dan pemukiman warga Pulo Sepang Kecamatan Lawe Alas, Aceh Tenggara.
“Betul Bang. Ada 1 ekor anak HS yg ditemukan mati sekitar kebun masyarakat. Tidak ada ditemukan luka apa pun dari tubuhnya dan berdasarkan dugaan sementara tim dokter hewan kemungkinan mati karena sakit (hasil lengkapnya menunggu hasil laboratorium),” ujar Mamat.(b16)