SUBULUSSALAM (Waspada): Sangat berharap sembuh setelah dua tahun lebih divonis menderita sakit saraf terjepit, Ustaz M. Ilyas Ariga sangat berharap bantuan darmawan dan masyarakat. Mirisnya, fase lima bulan terakhir sama sekali tidak mendapat perobatan maksimal, dipastikan hanya karena ketiadaan uang justru menuai pertanyaan, apakah harapan sembuh itu masih bisa terwujud?
Demikian M. Ilyas Ariga, 32, warga Dusun Siolang-Aling, Penanggalan, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam ditemui Waspada di kediamannya, akhir pekan lalu.
Asal mula sakit yang dialami, cerita Ilyas didampingi sang ayah, ketika akan melaksanakan shalat subuh di Masjid Ad Darajat, Komplek Pondok Pesantren Ad Darajat tahun 2022 (saat itu masih berdomisili di sana), dia terpereset di timbunan tanah dan terduduk di sana.
Berusaha bangkit, Ilyas melanjutkan aktivitasnya. Namun beberapa saat pasca kejadian, badan terasa tidak enak, bahkan siang harinya nyaris tidak bisa bergerak.
Khawatir dengan kondisi itu, malam harinya Ilyas dibawa ke RSUD Kota Subulussalam dan diberi perawatan selama delapan hari. Pasca delapan hari dirawat, pengobatan medis dan non medis berulang dilakukan tanpa penanganan serius.
Bahkan efeknya, tidak kurang dari tujuh bulan untuk ke kamar mandi pun harus diangkat. Sejumlah upaya pengobatan, bahkan dirawat tujuh bulan di Aceh dan di Subulussalam, upaya penyembuhan gagal.
“Badan bagian pinggul ke bawah tidak berfungsi, bahkan ke kamar mandi terpaksa ngesot,” lirih Ilyas, berharap para dermawan berkenan membantu biaya perobatan dirinya.
Lebih miris, Ilyas yang sebelum sakit aktif sebagai guru di Pesantren Ad Darajat 2019-2022, berjarak sekira dua kilometer dari domisilinya saat ini, akui dalam lima bulan terakhir dirinya tidak bisa berobat karena tidak ada uang.
Untungnya, berobat alternatif berupa therapi, bekam dan mengonsumsi obat herbal dengan harga ringan, diakui menjadi satu-satunya solusi.
Sejak menderita sakit itu pada 2022, Ilyas menghitung setidaknya ada 14 orang tenaga medis dan non medis yang menangani dirinya.
“Yang sakit dari pinggul sampai ke bawah, bukan pinggang. Kata dokter, saraf terjepit,” jelas Ilyas bergelar S.Pd dari Al Hikmah, Medan yang selama ini menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan beberapa bulan terakhir diberi bantuan uang tunai dari Baitul Mal Kota (BMK) Subulussalam.
Meski keluhan pinggung hingga ke bawah nyaris tidak berfungsi, kedua kaki tidak bisa lurus, namun jika dipijat diakui terasa sangat sakit.
Menghuni rumah berstatus Daerah Aliran Sungai (DAS), pindahan dari Sisik Naga sejak 2007 silam, semasa Pemerintahan Kampong dipimpin Haris Muda Bancin, M. Ilyas tinggal di rumah itu bersama sang ayah.
Pak Ariga, ayah Ilyas membenarkan keterangan sang anak mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dirinya kerja serabutan. Dia berharap, ada donatur, dermawan yang mau membantu pengobatan anaknya agar bisa beraktivitas normal kembali, paling tidak guru di Ponpes Ad Darajat.
M. Ilyas pun mencantumkan nomor kontaknya, HP 0822 8995 5387, agar mudah dihubungi pihak manapun yang mau membantu. (b17)