Berburu Ikan Segar Kala Fajar Menyingsing

  • Bagikan

Beribadahlah kamu dengan sebaik-baiknya. Namun jangan lupa perhatikan dan jaga kesehatanmu, dengan makanan sehat bergizi, agar ibadahmu sempurna.

Itulah sepenggal tausiah yang sering dikumandangkan para Ustadz dalam sejumlah masjid, saat mengisi tausiah singkat ba’da sholat shubuh. Baik di masjid kawasan Aceh Barat Daya (Abdya), maupun masjid-mesjid di kawasan Aceh Selatan dan sekitarnya.

Setidaknya, itulah yang coba dipraktekkan seribuan lebih warga Abdya dan Aceh Selatan setiap paginya. Dimana, saat fajar mulai menyingsing di ufuk timur, seribuan lebih warga dari berbagai pelosok desa dalam Kecamatan Tangan-Tangan, Kecamatan Manggeng, Setia dan Kecamatan Lembah Sabil, Abdya, saling berlomba menuju satu titik, di kawasan Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan, yakni Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI), di kawasan itu.

Bukan hanya dari Abdya, warga berbondong-bondong mendatangi PPI Labuhan Haji itu, juga dari berbagai pelosok desa Labuhan Haji Raya (Kecamatan Labuhan Haji Barat, Labuhan Haji Tengan dan Labuhan Haji Timur). Tujuan mereka (warga) hanya satu, berburu ikan segar, dalam memenuhi kebutuhan ikan keluarga mereka.

Berburu Ikan Segar Kala Fajar Menyingsing

Amatan Waspada Selasa pagi (19/4), sekitar pukul 06.30 WIB, seribuan lebih warga memadati PPI Labuhan Haji dalam berburu ikan segar. Kompleks PPI yang bersebelahan dengan Pelabuhan Penyeberangan Kapal Fery jurusan Labuhan Haji-Sinabang, Aceh Siemeulu itu, Nampak sesak dipadati pengunjung.

Berbeda dengan sejumlah PPI lainnya, baik yang ada di Abdya maupun di Aceh Selatan, yang rata-rata geliat hidup PPI, saat para nelayan kembali dari melaut, sekitar pukul 11.30 WIB, seperti halnya di PPI Lhok Pawoh, Kecamatan Manggeng, Abdya, juga di PPI Sawang, Aceh Selatan. Bahkan, ada yang diatas pukul 17.00 WIB, sebagaimana kondisi PPI Ujong Serangga, Susoh, Abdya.

Di PPI Labuhan Haji ini, geliat atau mulai beraktivitas ba’da shubuh. Dimana, saat fajar menyingsing, rata-rata para nelayan yang berlabuh di PPI tersebut, sudah kembali dari lautan lepas, dengan membawa hasil tangkapannya, yang masih segar-segar dan diburu warga. “Ikan-ikan disini masih sangat segar. Karena, ikan hasil tangkapan nelayan disini, tidak nginap dilaut. Kita berangkat melaut sekitar pukul 00.30 WIB dinihari. Kita kembali pas waktu shubuh,” ungkap Akhli, salah seorang nelayan boat robin, yang baru membongkar muatan ikan hasil tangkapannya.

Ny Samsinar, salah seorang ibu rumah tangga warga Labuhan Haji Barat mengatakan, saban pagi hari pihaknya bersama suami, selalu berburu ikan segar di PPI tersebut. Katanya, kesegaran ikan di PPI Labuhan Haji terjamin. Karena, ikan yang dibawa para nelayan di kawasan itu, merupakan hasil tangkapan dinihari itu juga, bukan hasil tangkapan lama. “Para nelayan disini kan nelayan melaut jarak dekat, cepat baliknya. Makanya ikannya segar-segar,” ujarnya.

Berburu Ikan Segar Kala Fajar Menyingsing

Meskipun harga ikan segar di PPI Labuhan Haji ini agak tinggi, namun para pemburu ikan segar mengaku tidak masalah. Disamping ikannya masih sangat segar, jenis ikan yang didaratkan di PPI ini juga beragam jenis. “Harga memang agak lumayan tinggi. Tapi itu bukan persoalan, yang penting dengan memakan ikan segar, keluarga kita sehat dan kuat. Kuat ibadahnya,” sebut Suherman, warga Kecamatan Manggeng, Abdya di lokasi PPI.

Ikan yang didaratkan di PPI ini juga banyak dan beraneka ragam jenisnya, yang dihasilkan dari seratusan lebih nelayan boat kecil, namun jika warga terlambat datang ke lokasi PPI, maka dipastikan tidak akan kebagian ikan. “Andaipun masih ada ikan, itupun ikan yang sisa pilihan orang, susah untuk kita jual kembali. Tapi dilokasi PPI ini sangat jarang ada ikan tersisa, semuanya pasti habis. Makanya, kita harus cepat. Ba’da shubuh langsung kemari,” kata Burhanuddin, salah seorang penjual ikan keliling, yang saban hari mengambil ikan dagangannya ke lokasi ini.

Imbas dari terlalu pagi aktivitas di PPI Labuhan Haji tersebut, sebagian warga sering menyebut PPI itu sebagai PPI Subuh. “Iya, sangat layak disebut PPI Subuh. Subuh, saatnya rezeki turun dari langit,” demikian Tgk Sarbunis, warga setempat. WASPADA/Syafrizal

  • Bagikan