LHOKSEUMAWE (Waspada): Aksi Damai Seratusan Nakes RSUD Cut Meutia Aceh Utara berakhir, setelah manajemen rumah sakit setuju berupaya mencari solusi terhadap tuntutan lebih dari 800 tenaga sukarela Rabu (12/10).
Seperti diberitakan sebelumnya, Seraturan perwakilan Nakes menggelar protes di depan rumah sakit Cut Meutia. Salah satu tuntutannya, meminta pihak RS mengeluarkan SK BLUD. Lebih dari 800 tenaga kesehatan yang bekerja di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Cut Meutia Aceh Utara, belum mengantongi SK BLUD.
Kepala Humas RSUDCM Aceh Utara dr.Harry Laksamana menjelaskan, setelah pertemuan antara perwakilan Nakes dan manajemen rumah sakit, akhirnya tercapai persetujuan berupaya mencari solusi terhadap tuntutan tersebut. “Ada masa tenggang dua bulan untuk upaya bersama mencari solusi,” jelas dr Harry.
Dalam masa tersebut, akan dilakukan pertemuan kembali dengan para perwakilan aksi, setelah manajemen RSUDCM melakukan komunikasi-konunika dengan pihak pemerintah daerah.
Setelah tercapai kesepakatan, untuk berupaya mencari solusi, aksi damai nakes yang dilakukan di depan rumah sakit berakhir. Selanjutnya, aktivitas para Nakes di rumah sakit akan berjalan normal kembali. “Ya, aktivitas berjalan kembali mulai besok pagi (hari ini-red),” jelas Ketua Umum Aksi, Wahyu Kusmiran.
Wahyu mengharapkan para Nakes tetap solid dengan hasil kesepakatan. Para tenaga sukarela tetap mengikuti kesepakatan bersama, sehingga akan tercapai apa yang diinginkan.
Jadi Perhatian
Sementara itu, tokoh warga Aceh Utara menilai aksi damai Nakes RSUD Cut Mutia Aceh Utara perlu menjadi perhatian bersama. Pemkab Aceh Utara harus membantu para tenaga medis yang bekerja tanpa SK di rumah sakit BLUD. “Selama ini mereka iklas melayani warga yang sakit, ketika mereka menuntut haknya, pemerintah daerah harus iklas membantu,” ungkap salah seorang tokoh warga Samudera H.M.Yusuf Hasan.
Menurutnya, ketika pandemi Covid-19, RSUD Cut Meutia telah ditujukan sebagai rumah sakit penanganan Covid-19. Para Nakes rumah sakit ini berada di garda depan melayani pasien. “Ketika warga masyarakat lain menghindari berhubunga dengan pasien Covid-19, para tenaga sukarela malah harus berada di rumah sakit,” tambahnya. Sehingga para Nakes RSUD Cut Meutia ini layak diberikan penghargaan.
H.M.Yusuf Hasan mengaku prihatin, ketika para Nakes ini harus bersimpuh di halaman rumah sakit, karena menuntut haknya. Menurutnya, keiklasan mereka jangan dibalas dengan membiarkan Nakes berada di terik matahari hanya karena menuntut pengakuan status melalui SK BLUD.(b08)