Scroll Untuk Membaca

Aceh

Aceh Utara Bangkit Butuh Sosok Sekda Yang Mampu Menjadi “Coach” Bagi ASN

Aceh Utara Bangkit Butuh Sosok Sekda Yang Mampu Menjadi “Coach” Bagi ASN
Tokoh masyarakat Aceh Utara dari Kecamatan Matang Kuli yang juga mantan aktivis 1998 serta tokoh pemuda di organisasi KNPI Aceh Utara, T. Hasansyah.

SEIRING dengan adanya pemberitaan tentang desas-desus (syeh syoh-Aceh) pergantian Sekda Aceh Utara di warung kopi, telah mengundang beragam pandangan dari pembaca. Ada yang menyebutkan, pergantian Sekda di Kabupaten Aceh Utara merupakan hal penting yang harus segera dilakukan untuk menyegarkan lingkungan kerja, meningkatkan kinerja, dan memberikan pengalaman baru bagi pegawai.

Seperti yang diberitakan Waspada.id ada tiga sosok yang dinilai pantas untuk dipilih menjadi Sekretaris daerah (Sekda) yaitu Dayan Albar (Aisten II), Fakhrurradhi (Sekwan) dan Muhammad Nasir (Kadis Olarhaga dan Pariwisata).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Aceh Utara Bangkit Butuh Sosok Sekda Yang Mampu Menjadi “Coach” Bagi ASN

IKLAN

Ketiga orang tersebut memiliki profil yang terbilang cukup baik dan tentunya, dari masing-masing mereka memiliki kelebihan dan kekurangan. Selama ini mereka telah cukup berpengalaman, karena telah menduduki berbagai posisi jabatan di Aceh Utara.

“Kami pikir, Ayah Wa (Ismail A Jalil) sebagai bupati yang baru di Aceh Utara selayaknya dapat menimbang masukan masyarakat untuk memilih siapa yang lebih tepat untuk mendapinginya dalam menwujudkan Aceh Utara bangkit. Orang yang layak menjadi Sekda adalah seseorang yang memiliki hubungan kuat, baik di daerah maupun di tingkat pusat untuk memudahkan lobi-lobi pemerintah daerah,” kata tokoh masyarakat Aceh Utara, T. Hasansyah dari Kecamatan Matang Kuli.

Mantan aktivis 1998 ini juga menyebutkan, seorang Sekda harus mampu berperan sebagai mentor (coach). Dia harus mampu membimbing aparatur sipil negara (ASN) di daerahnya. Ini menjadi penting karena Sekda bertanggungjawab atas pembinaan karier dan pengembangan kompetensi ASN.

Untuk lima tahun ke depan, kata T. Hasansyah, seorang Sekda harus mampu memastikan kalau ASN di bawahnya mendapatkan pelatihan dan pengembangan yang relevan untuk peningkatan kinerja. Bukan hanya itu, Sekda juga dituntut harus memiliki kemampuan untuk mendorong ASN agar terus meningkatkan kemampuan dan kapasitas mereka di bidang-masing.

“Kalau benar Ayah Wa ingin mengganti Sekda, maka hal pertama yang harus diperhatikan adalah beberapa hal yang sudah saya sebutkan tadi. Selain itu, Ayah Wa juga harus mampu melihat, Sekda yang akan dilantik nantinya adalah seseorang yang memiliki komunikasi yang baik. Kemampuan berkomunikasi yang baik merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh seorang Sekda, karena Sekda itu pembimbing,” sarannya.

Seorang Sekda, kata T Hasansyah lagi, harus memiliki kewibawaan yaitu sifat yang melekat pada dirinya, bukan wibawa yang dibuat-buat hingga menimbulkan kebencian dan ketakutan. Jika ditakuti bukan disegani, maka Sekda dipastikan tidak mampu berperan sebagai mentor hingga gagal dalam pengembangan potensi yang dimiliki ASN.

“Jika salah memilih Sekda, maka Ayah Wa akan kesulitan dalam mewujudkan Aceh Utara bangkit lima tahun ke depan. Dan itu menjadi pertaruhan Ayah Wa sebagai bupati di mata masyarakat,” ucapnya lagi.

Sekda, sebut Hasansyah, sebagai ‘coach’ dia harus dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendukung sehingga ASN meras lebih termotivasi dan terlibat dalam pekerjaan.

“Sekda harus ramah dan tidak boleh sombong. Berwibawa tidak sama dengan sombong. Orang yang berwibawa disegani dan bukan ditakuti. Hanya orang-orang yang memiliki komuni, asi yang baik yang mampu membangun hubungan harmonis seperti itu. Sekda itu adalah contoh teladan bagi ASN,” sebutnya.

Menurut Hasansyah, bawahan mungkin tidak menghormati pemimpin yang tidak menjadi teladan. Hormat itu penting untuk membangun lingkungan kerja yang positif dan produktif. Jika sosok Sekda tidak menjadi panutan bagi bawahannya, itu berarti terjadi ketidaksesuaian antara peran dan perilaku yang diharapkan dari seorang pemimpin. Hal ini dapat berdampak negatif pada kinerja tim, moral, dan produktivitas secara keseluruhan.

“Singkatnya begini, Sekda berperan penting dalam memastikan bahwa ASN memiliki keterampilan, pengetahuan, dan semangat yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya dengan baik. Dengan menjadi coach, Sekda dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan mendukung, sehingga pembangunan daerah dapat berjalan dengan efektif. Saran ini saya sampaikan, jika Ayah Wa benar-benar menginginkan Aceh Utara ini bangkit,” demikian T Hasansyah salah seorang tokoh di KNPI Aceh Utara.

Maimun Asnawi, SH.I.,MKom.I

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE