Aceh Timur Runner Up Kehilangan Tutupan Hutan Di Aceh

- Aceh
  • Bagikan
Aceh Timur Runner Up Kehilangan Tutupan Hutan Di Aceh

IDI (Waspada): Selama setahun, Kabupaten Aceh Timur kehilangan 1.096 hektar tutupan hutan. Luar tersebut membuat daerah dengan 24 kecamatan itu menempati urutan kedua terjadinya deforestasi setelah Aceh Selatan.

“Aceh Timur kehilangan tutupan hutan seluas 1.096 hektar. Sedangkan Aceh Selatan 1.357 hektar. Ini menandakan bahwa Aceh Timur berada di peringkat kedua kehilangan tutupan hutan di Aceh,” kata Manager GIS Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) Lukmanul Hakim, Selasa (2/3).

Secara keseluruhan, lanjutnya, Aceh kehilangan tutupan hutan mencapai 10.610 hektar. Angka itu mengalami kenaikan sebesar 19 persen atau 1.705 hektar dibandingkan tahun 2023. “Tahun 2024 luas tutupan hutan di Aceh tersisa 2.936.525 hektar,” kata Lukmanul Hakim.

Aceh Timur Runner Up Kehilangan Tutupan Hutan Di Aceh
Petani beraktivitas di sawah untuk menanam padi dalam Program Ketahanan Pangan di Desa Bunin, Kec. Serbajadi, Kab. Aceh Timur, baru-baru ini. Waspada/Muhammad Ishak

Dia menambahkan, trend laju kehilangan tutupan hutan di bumi Aceh terus mengalami penurunan hingga setiap tahunnya. Hal itu dapat diketahui berdasarkan pemantauan yang dilakukan sejak tahun 2015 dengan menggunakan citra satelit dan dukungan data peringatan dini kehilangan pohon dari Global Forest Watch (GFW).

“Hasil pemantauan ini diverifikasi di lapangan dengan bantuan drone dan citra satelit resolusi tinggi,” tambah Lukman Hakim.

Menurutnya, kehilangan hutan yang signifikan juga terjadi dalam Kawasan Ekosistem Leuser (FKL) dan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Padahal kawasan tersebut merupakan habitat penting terhadap satwa kunci, seperti orangutan sumatera, badak sumatera, gajah sumatera dan harimau sumatera.

Dia menyebutkan, kehilangan tutupan hutan tahun 2024 di KEL meningkat 17,41 persen atau 845 hektar dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan periode 2020-2024 kehilangan hutas seluas 2.181 hektar terjadi di Suaka Margasatwa Rawa Singkil.

“Kami sangat menyayangkan kehilangan tutupan hutan di kawasan ini, karena KEL merupakan tempat terakhir di dunia untuk satwa liar dilindungi, baik orangutan, badak, gajah dan harimau hidup berdampingan di alam liar,” kata Lukman Hakim.

Oleh sebab itu, pemerintah perlu segera mengambil langkah-langkah mitigasi kehilangan tutupan hutan di Aceh, khususnya di KEL dan TNGL. “Kehilangan tutupan hutan menunjukkan tekanan serius terhadap kawasan konservasi dan ekosisten yang memiliki nilai ekologis tinggi,” timpanya.

Untuk melindungi KEL dan TNGL, Lukmanul Hakim menilai perlu langkah mitigasi dan penagakan hukum yang lebih ketat untuk melindungi kawasan hutan, terutama di Suaka Margasatwa Rawa Singkil dan TNGL yang merupakan kawasan dengan fungsi ekologis penting.

“Hutan itu penghasil air dan udara. Hutan juga menyerap karbon dioksida, sehingga membantu menjaga keseimbangan alam,” sebut Lukmanul Hakim, seraya menyebutkan, fungsi lain dar hutan adalah mencegah banjir dan longsor serta menjaga iklim mikro. (b11).


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Aceh Timur Runner Up Kehilangan Tutupan Hutan Di Aceh

Aceh Timur Runner Up Kehilangan Tutupan Hutan Di Aceh

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *