LHOKSEUMAWE (Waspada): Sebanyak 30 paket Pokir di Dinas PUPR Lhokseumawe tahun 2022 terjadi kelebihan bayar karena faktor perubahan alam membuat volume kerja menyusut dan berkurang.
Hal itu diungkapkan Kadis PUPR Lhokseumawe Safaruddin melalui Kabid Bina Marga Faisal, menanggapi bocoran data temuan LHP BPK RI, Selasa (26/7).
Menurut data yang beredar luas di sosial media bahwa BPK RI menemukan kelebihan bayar senilai Rp 2 miliar lebih pada 37 proyek di lima SKPK di Pemko Lhokseumawe bersumber dari APBK tahun 2022.
Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI itu dari 37 proyek tersebut terbanyak di Dinas PUPR yaitu 31 proyek, dengan total kelebihan bayar atas kekurangan volume kerja sebesar Rp1,1 miliar lebih.
Sebagian adalah besar proyek pembangunan jalan.
Catatan BPK, baru 4 rekanan yang telah mengembalikan dana kelebihan bayar tersebut dengan total nilai Rp180 juta.
Faisal membenarkan temuan tersebut, namun perlu meluruskan informasi agar tidak ada pihak yang gagal paham. Dia menegaskan pihaknya sudah melakukan pembangunan sesuai target dan volume mencapai 100 persen.
Namun mengingat paket proyek umum berada dilokasi pedalaman yang labil sangat rentan dengan faktor perubahan alam. Sehingga karena faktor alam seperti hujan deras dan angin kencang membuat volume kerja menyusut dan berkurang. Diantaranya seperti ketebalan jalan menjadi berkurang dan menurun karena genangan dan terjangan banjir.
Faisal menjelaskan terkait kelebihan bayar itu, pihak PUPR Lhokseumawe telah merealisasikan anggaran pengembaliannya melalui rekanan pasca temuan LHP BPK.
Karena masih memiliki limit waktu, maka pengembalian anggaran dilakukan secara bertahap. Bahkan Dinas PUPR Lhokseumawe sudah menyurati semua rekanan untuk mengembalikan uang negara sebelum waktu yang telah ditentukan berakhir.
Tercatat pada tahap awal dari 30 paket kelebihan bayar, kini 11 paket diantaranya sudah menyetorkan kembali anggaran kelebihan bayar itu. Kini tersisa 19 paket kelebihan bayar lainnya akan menyusul mengembalikannya sampai batas waktu yang telah ditentukan.
“Kita bekerja secara profesional, sampai saat ini sudah 50 persen atau hampir Rp600 juta sudah dikembalikan dan sisanya akan menyusul pada tahap kedua nanti,” terangnya. (b09)