IDI (Waspada): Sebanyak 27 desa dalam lima kecamatan dalam Kabupaten Aceh Timur, masih dikepung banjir. Ketinggian air rata-rata antara 70 centimeter – 1,3 meter.
Desa (gampong–red) yang masih terendam yakni Beurandang, Kliet, Paya Uno, Alue Geunteng dan Seumanah Jaya (Ranto Peureulak). Alue Seuntang, Buket Seuleumak, Paya Bili Sa dan Alue Nyamuk (Birem Bayeun). Alue Kol, Alue Seuleumak, Bayeun, Sarah Kaye, Dama Siput (Rantau Selamat).
Selanjutnya, Gampong Lhok Dalam, Blang Balok, Bandrong, Blang Bitra, Beusa Beurano, Pasir Putih, Blang Bate, Blang Simpo, Lubok Pempeng, Cek Mbon, Tanoh Raya dan Tualang (Peureulak). Lalu disusul Gampong Beusa Seubrang (Peureulak Barat).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, Ashadi, SE, MM, dikonfirmasi Waspada, Selasa (8/11) menyebutkan, 27 desa dalam lima kecamatan masih banjir. “Banjor berangsur surut, tapi sebanyak 11.893 jiwa atau 3.230 kepala keluarga (KK) masih terdampak banjir,” katanya.
Berdasarkan laporan yang diterima pihaknya, lanjut Ashadi, sebanyak 2.956 jiwa di Gampong Beusa Seubrang, terdampak banjir. Bahkan 76 warga masih mengungsi.
Belum ada korban jiwa dalam musibah bencana alam kali ini, namun pihaknya mengimbau masyarakat untuk terus waspada dan tetap menjaga anak-anaknya untuk tidak bermain berdekatan dengan lokasi banjir. “Daerah-daerah yang berdekatan dengan sungai agar lebih waspada, karena debit air belum berkurang,” timpa Ashadi.
Disinggung soal arus transportasi Peureulak – Lokop, Ashadi mengatakan masih lumpuh. “Belum bisa dilewati, karena tinggi air di atas badan jalan persisnya di perbatasan Kliet – Beurandang (Ranto Peureulak) masih diatas 1 meter, sehingga warga harus membayar jasa rakit agar bisa melewati kendaraan roda dua,” sebut Ashadi.
Kepala Dinas Sosial Aceh Timur, Ir. Elfiandi, Sp.1, dikonfirmasi terpisah mengatakan, pihaknya bersama petugas BPBD telah menyalurkan bantuan sembako ke warga yang mengungsi disejumlah titik, apalagi warga telah membuka dapur umum.
“Bantuan masa panik sudah kita salurkan ke seluruh titik pengungsi, seperti mi instan, air mineral, beras, roti, dan lain-lain,” ujar Elfiandi, seraya meminta Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) untuk terus memantau desa-desa yang rawan banjir dan melaporkan ke pihaknya jika adanya titik pengungsian. (b11).