IDI (Waspada): Sisa 17 etnis Rohingya di lokasi penampungan sementara Gedung Idi Sport Center (ISC) Aceh Timur, didesak untuk segera dipindahkan dan disatukan dengan ratusan etnis Rohingya lainnya di Kuala Parek, Sungai Raya, Aceh Timur.
“Kita berharap sisa etnis Rohingya di Gedung ISC Aceh Timur segera dipindahkan. Sebaiknya disatukan dengan etnis Rohingya di Kuala Parek,” kata Sekretaris Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Aceh Timur, Rizalihadi, kepada Waspada, Selasa (27/2).
Apalagi, menurutnya, pemerintah juga hendak menyelenggarakan even Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) yang akan dipusatkan di Komplek Gedung ISC. “Kita berharap Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) segera berkoordinasi dengan IOM dan UNHCR, agar sisa etnis Rohingya ini dipindahkan dari ISC,” timpa Rizalihadi.

Namun, lanjut Rizalihadi, untuk memindahkan belasan etnis Rohingya tersebut perlu surat dari Pemkab Aceh Timur, apalagi lokasi penampungan sementara di Kuala Parek (Peureulak Timur) masuk dalam wilayah hukum Polres Langsa.
“Jika etnis Rohingya di Gedung Futsal Komplek ISC Aceh Timur ini tidak memungkinkan untuk disatukan ke Kuala Parek, maka pemerintah harus segera mencari solusi lain, sehingga tidak terganggu kegiatan Popda bulan Juli mendatang,” pungkas Rizalihadi.
Kepala Kesbangpol Aceh Timur, H Iskandar SH, dikonfirmasi terpisah, membenarkan sisa etnis Rohingya di Gedung ISC Aceh Timur sebanyak 17 orang. “Awalnya 47 orang, tetapi mayoritas imigran gelap dari Bangladesh, sehingga setelah diverifikasi langsung dijemput untuk dideportasi ke negara asal,” ujar Iskandar.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, 50 etnis Rohingya dan warga negara Bangladesh mendarat di Kuala Idi Cut, Aceh Timur, Kamis (14/12/2023) lalu. Setelah dikumpulkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Idi Cut, lalu mereka dibawa dan diamankan di Gedung Futsal Komplek ISC Aceh Timur, sekira pukul 17:00.
Dalam proses penyelikan Polri, tiga diantaranya ditetapkan sebagai tersangka dalam proses penyelundupan manusia dari luar negeri ke Indonesia. Kemudian UNHCR bersama IOM melakukan identifikasi dan verifikasi. Ternyata, mayoritas adalah warga negara Bangladesh, sehingga seluruh imigran gelap dari Bangladesh dijemput untuk dikembalikan ke negara asal dalam beberapa tahap. (b11).