JAKARTA (Waspada): Menteri Agama mengaku prihatin dengan kondisi semakin menurunnya angka perkawinan. Dia mensinyalir adanya fenomena budaya barat yang kini terus merebak di masyarakat, yang menganggap perkawinan itu merepotkan.
“Apa yang terjadi, mereka itu kumpul kebo. Di dunia barat, itu bukan aib. Nah, kita mencegah jangan sampai bangsa kita seperti itu. Fenomena Ini sangat lampu kuning, nih!” ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar, dalam jumpa pers usai pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Penasihatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) di Jakarta, Selasa (22/4/2025).
Ditambahkannya, dua kondisi yang berlawanan itu, sangat mengkhawatirkan. Artinya, keluarga yang utuh di Indonesia semakin tergerus.
Data terbaru menyebutkan, angka perkawinan di Indonesia pada 2023 tercatat sebesar 1,58 juta pernikahan atau turun 7,51 persen dibandingkan dengan tahun 2022. Pada 2024, jumlah perkawinan terus turun sebesar 6,3 persen menjadi sekira 1,48 juta perkawinan.
Di sisi lain, angka perceraian juga semakin tinggi. Data BPS terbaru menyebut ada lebih dari 400 ribu perceraian telah terjadi di Indonesia. Jumlah itu melebihi 30 persen dari jumlah perkawinan.
Akibat dari perceraian adalah kerugian bagi perempuan dan anak. Masa depan manusia Indonesia terancam, karena ketahanan keluarga terpuruk akibat perceraian.
“Hal ini perlu dicegah, supaya tidak semakin banyak korban di kalangan perempuan dan anak akibat perceraian. Makanya peran BP4 ini harus dimaksimalkan,” ujar Menag.
Menag minta agar BP4 merumuskan konsep sakralisasi perkawinan di tengah meningkatnya angka perceraian dan krisis ketahanan keluarga.
“BP4 harus mampu menciptakan konsep bagaimana caranya menyakralkan perkawinan. Jangan sampai ada kekerasan dalam rumah tangga, karena perkawinan itu sakral,” ujar Menag.
Selain itu, Nasaruddin juga mengungkan perlunya penguatan kelembagaan BP4 di daerah. Ia mengatakan, dukungan anggaran dari pemerintah daerah dapat menunjang operasional dan kegiatan pembinaan keluarga di wilayah masing-masing.
“Organisasi BP4 perlu diperkuat hingga tingkat daerah. Untuk itu, kami melobi kepada Kementerian Dalam Negeri agar pemerintah daerah dapat mengalokasikan anggaran pembinaan BP4 secara maksimal,” katanya.
Menutup sambutannya, Menag menyebut bahwa upaya menyelamatkan rumah tangga merupakan pekerjaan yang sangat mulia. “Mari kita melakukan pekerjaan suci ini dengan niat yang tulus,” tandasnya.
Rakernas BP4 yang digelar Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kemenag, pada 22 hingga 24 April 2025 di Jakarta itu diikuti sebanyak 83 orang. Para peserta terdiri dari pengurus BP4 Pusat serta perwakilan BP4 Provinsi.