Peneliti The Habibie Center Beri Apresiasi Khusus Terhadap Transformasi TBM RUMAN Aceh

- Aceh
  • Bagikan
Teks foto: Julia Novrita Ph.D, ketua peneliti The Habibie Center, (jilbab maroon), bersama Pendiri TBM RUMAN Aceh, Ahmad Arif dan TBM 3R serta TBM Ar-Rasyid foto bersama disebuah Cafe di Banda Aceh, Selasa (15/04/25).(Waspada/T.Mansursyah)
Julia Novrita Ph.D, ketua peneliti The Habibie Center, (jilbab maroon), bersama Pendiri TBM RUMAN Aceh, Ahmad Arif dan TBM 3R serta TBM Ar-Rasyid foto bersama disebuah Cafe di Banda Aceh, Selasa (15/04/25).(Waspada/T.Mansursyah)

BANDA ACEH (Waspada): Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lembaga Pendidikan dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) RUMAN (Rumah Baca Aneuk Nanggroe) Provinsi Aceh mendapat apresiasi khusus dari tim peneliti The Habibie Center (THC), lembaga think thank yang didirikan oleh Almarhum B.J. Habibie, Presiden Ketiga Republik Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Ahmad Arif, pendiri Ruman Aceh usai mengikuti pertemuan dengan tiga peneliti THC di salah satu Kafe di Banda Aceh Selasa (15/4/25) sore. Pertemuan ini dihadiri juga pengelola TBM 3R (Rumah Relawan Remaja) dan TBM Ar-Rasyid.

Dalam momen tersebut, tim riset THC menuturkan hasil penelitian mereka yang dimuat dalam International Journal of Educational Development di bawah naungan penerbit jurnal ilmiah Elsevier yang berpusat di Amsterdam. Judulnya, “Making Taman Baca Sustainable, Lesson Learned from Community-based Non-formal Education in Aceh, Indonesia”.

“Tim peneliti THC mengapresiasi kemampuan TBM Ruman Aceh bertahan dalam khidmahnya sejak 2013, bahkan kemudian bertransformasi menjadi PKBM yang semakin memperluas jangkauan kebermanfaatan bagi kelompok masyarakat rentan dan termarginal secara sosial ekonomi”, ujar Arif.

Tim riset THC, kata Arif, memulai penelitian pada awal 2022 lalu perihal keberlangsungan TBM di Indonesia dengan studi kasus di Aceh. Dari sekian banyak TBM di Aceh yang pernah mendapat bantuan buku dari pemerintah pada 2017 lalu, hanya empat yang memenuhi kriteria riset mereka. Salah satunya Ruman Aceh, katanya.

“Tim THC menilai, Ruman Aceh yang mampu bertransformasi menjadi PKBM. Karenanya, tim THC berencana melanjutkan riset perihal transformasi itu. Kita sangat bersyukur dan berbahagia, sebab hal itu menjadi bahan evaluasi sekaligus proyeksi bagi Ruman Aceh. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membersamai khidmah kita sejak 2013 lalu”,tutur Arif sambil tersenyum.

Sementara itu, Julia Novrita Ph.D., Direktur Program dan Pengembangan THC sekaligus ketua penelitian tersebut yang hadir dalam pertemuan itu bersama dua peneliti lainnya, Elizarni Ph.D dan Rini Oktovia Ph.D., mengungkapkan bahwa riset mereka yang didanai ADB (Asian Development Bank) itu berupaya mengangkat peranan vital dan keberlangsungan Community Learning Center atau pusat belajar masyarakat, khususnya TBM yang didirikan oleh kelompok masyarakat dalam mempromosikan pengembangan literasi dan pembelajaran seumur hidup pada kelompok termarginal dalam negara berkembang.

“Keberadaan TBM seperti ini dapat memperkuat nilai-nilai dan praktek demokrasi di Indonesia”, kata Julia.

Dari 10 TBM yang diteliti, tambah Julia, hanya empat yang memenuhi tiga kriteria untuk dijadikan studi kasus. Pertama, murni dikelola secara independent dari akar rumput. Kedua, tidak hanya menyediakan pustaka gratis, tapi juga ada program pembelajaran lainnya untuk memenuhi kebutuhan kelompok masyarakat yang beragam. Ketiga, minimal telah berjalan lima tahun dan mewakili konteks wilayah yang berbeda (terpencil, pedesaan, pinggiran kota dan perkotaan).

Riset THC menemukan bahwa keberlangsungan TBM sangat tergantung pada faktor kepemimpinan yang memiliki lima karakter terpenting. Yaitu, memiliki komitmen yang kuat dan visi jangka panjang, pendekatan berbasis nilai, teamwork yang solid dan konsisten. Faktor penting lainnya adalah kemampuan mengelola SDM (relawan), membangun kemitraan, responsif terhadap kebutuhan masyarakat yang dilayani, kesesuaian program dengan budaya setempat dan maksimalisasi pemanfaatan teknologi digital.

“Hanya Ruman Aceh yang telah berhasil melakukan lompatan transformasi dari TBM menjadi PKBM. Sehingga mereka bisa menyelenggarakan pendidikan formal dan non-formal. Mereka mendapat dukungan finansial dari pemerintah berdasarkan jumlah siswa yang menerima manfaat program itu. Bagi kami, transformasi tersebut sangat menarik untuk dijadikan kajian selanjutnya, terutama mengukur dampaknya bagi penguatan demokrasi di Indonesia”, ujar Julia tersenyum.(b02)


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Peneliti The Habibie Center Beri Apresiasi Khusus Terhadap Transformasi TBM RUMAN Aceh

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *