Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)
Kitab Sunan Sa’id Ibn Manshur (كتاب سنن سعيد بن منصور) adalah kitab induk hadist sebelum era kitab Shahih al Bukhari dan sebelum zaman kitab Shahih Muslim. Kitab Sunan Sa’id Ibn Manshur adalah buah karya dari al Imam al Hafidz Sa’id Ibn Manshur Ibn Syu’bah al Khurasani al Maki (الاءمام الحافظ سعيد بن منصور بن شعبة الخرساني المكي).
Selain itu, kitab Sunan Sa’id Ibn Manshur ditahqiq oleh al Ustadz al Muhadits al Syekh Habiburrahman al ‘Adzami ( الاستاذ المحديث الشيخ خبيب الرحمن العظمي ) yang untuk pertama kalinya diterbitkan di Bhindi Bazar – Bombay ( بندى بازار – بومباى ) oleh penerbit al Dar al Salafiyah ( الدار السلفية ) pada tahun 1403 Hijriah (1982 M) yang terdiri dari 2 jilid.
Jilid pertama terdiri atas 456 halaman, dengan jumlah kandungan hadist sebanyak 1.762 buah hadist. Adapun jilid kedua terdiri atas 403 halaman, dengan jumlah kandungan hadist 2.641 buah hadist. Secara keseluruhan (dua jilid), kitab Sunan Sa’id Ibn Manshur terdiri atas 859 halaman, dengan jumlah keseluruhan haditsnya 4.403 buah hadist.
Di samping ditahqiq (diteliti dan dikuatkan) oleh Syekh Habiburrahman al ‘Adzami, kitab Sunan Sa’id Ibn Manshur juga ditahqiq oleh Doktor Sa’du Bin Abdullah Bin Abdul Aziz Ali Humaidi. Selanjutnya kitab Sunan Sa’id Ibn Manshur juga ditahqiq oleh Doktor Sa’id Ibn Abdullah al Humaidi dan Doktor Khalid Ibn Abdirrahman.
Di antara kelebihan yang dimiliki oleh kitab Sunan Sa’id Bin Manshur adalah Pertama, membahas tentang kehidupan para sahabat Nabi Saw dan para tabi’in secara komprehensip dan luas. Kedua, mayoritas sanadnya ‘Ali atau dekat dengan Nabi Saw. Ketiga, banyak Mufasir, Muhadist, dan Fuqaha’ yang mengambil hadist dari kitab Sunan Sa’id Bin Manshur ini. Keempat, ada beberapa manuskrip dari kitab ini yang pernah hilang, namun dapat dilengkapi oleh manuskrip yang lainnya. Kelima, banyak dari sanad yang terdapat pada kitab Sunan Sa’id Ibn Manshur yang digunakan untuk melengkapi sanad hadist lainnya.
Di dalam kitab biografinya, Sa’id Ibn Manshur tertulis memiliki nama lengkap al Imam al Hafidz Abu Utsman Sa’id Ibn Manshur Ibn Syu’bah al Khurasani al Maki. Imam Sa’id Ibn Manshur dilahirkan di Khurasan pada tahun 137 Hijriah dan wafat di Mekkah pada bulan Ramadhan tahun 227 Hijriah dalam usia 90 tahun.
Imam Sa’id Ibn Manshur meninggal dunia pada masa pemerintahan khalifah al Mu’tashim yang merupakan khalifah ke-8 dari dinasti Abbasiyah yang terkenal dengan sebutan Syeikhul Haram atau Syeikhul Mekkah. Kemudian, imam Sa’id Ibn Manshur menimba ilmu ke berbagai wilayah, di antaranya ke Naisabur, Hejaz, Irak, Mesir, Syam, dan lain-lainnya.
Sebagai seorang ulama besar, imam Sa’id Ibn Manshur juga berguru kepada banyak ulama terkemuka pada era tersebut, seperti imam al Laits Bin Sa’id (W.175.H), imam Malik Bin Anas ( W.179.H), imam Fulaih Bin Sulaiman (W.168.H), imam Abu ‘Awanah al Wadhdhah Bin Abdillah (W.175.H), imam Sufyan Bin ‘Uyainah ( W.198.H), dan lain-lainnya.
Sedangkan ulama-ulama besar yang meriwayatkan hadist dari imam Sa’id Ibn Manshur adalah, imam Ahmad Bin Hanbal (W.241.H), imam Salamah Bin Syabib (W. 247.H), imam Abu Daud Bin Sulaiman al Asy’ats al Sijistani ( W. 275.H), imam Abu Husein Muslim Bin al Hajjaj al Qusyairi al Naisaburi ( W.261.H), dan lain-lainnya.
Adapun komentar para ulama tentang imam Sa’id Ibn Manshur di antaranya menyebutkan bahwa imam Sa’id Ibn Manshur adalah ahli hadits yang tsiqah (terpercaya) dan Hafidz, termasuk ulama yang memiliki banyak keutamaan dan terkenal akan kejujurannya.
Selanjutnya, imam Sa’id Ibn Manshur terkenal banyak meriwayatkan hadist dan ulama hadist pertama yang menyusun kitab sunan sebelum adanya kitab sunan yang lainnya. Imam Sa’id Ibn Manshur juga populer dengan julukan bejananya ilmu, dikarenakan luasnya ilmu yang beliau miliki. Kitab Sunan Sa’id Ibn Manshur juga merupakan pegangan ilmu bagi ulama di kalangan ahlu sunnah wal jama’ah yang sangat kaya dengan uraian dan pemahaman fikih para sahabat Nabi Saw dan para tabi’in.
Kitab tersebut juga mengulas tentang sisi-sisi perbedaan pendapat tentang fikih di masa para sahabat Nabi Saw dan di masa para tabi’in. Selanjutnya penulis mengutip contoh hadist maqthu’ yang ada pada kitab Sunan Sa’id Ibn Manshur, jilid I, Bab, al Hatsu ‘Ala Ta’lim al Fara’idh (باب الحث على تعليم الفراءض), Nomor hadist 1, sebagai berikut: حدثنا ابو عوانة و ابو الاحوص و جرير بن عبد الحميد عن عاصم اباحوال عن مؤرق العجلى قال قال عمر بن الخطاب رضى الله عنه تعلموا الفراءض و السنة كما تعلمون القران.
Artinya, telah menceritakan kepada kami Abu Awanah dan Abu al Ahwash dan Jarir Ibn Abdul Humaidi dari Ashim Aba Hawal dari Mu’ariq al ‘Ajali dia berkata telah berkata Umar Bin al Khathab semoga Allah meridhainya, Pelajarilah oleh kamu tentang faraidh (pembagian warisan) dan al Sunnah sebagaimana kamu mempelajari Al Qur’an.
Selanjutnya di dalam kitab Sunan Sa’id Ibn Manshur, jilid I, Bab Ushul al Fara’idh (اصول الفراءض ), Nomor Hadist 2, imam Sa’ad Ibn Manshur menuliskan hadits maqthu’ berikut ini : سعيد ابن منصور قال ثنا جرير بن عبد الحميد و ابو معاوية عن الاعمش عن ابراهيم قال قال عمر ابن الخطاب تعلموا الفراءض فانها من دينكم.
Artinya, Sa’id Ibn Manshur berkata telah menceritakan kepada kami Jarir Bin Abdilhumaidi dan Abu Mu’awiyah dari al ‘Amasy dari Ibrahim dia berkata telah berkata Umar Bin al Khathab Pelajarilah tentang faraidh (pembagian warisan), karena hal itu sesungguhnya bagian dari agamamu.
Adapun pada hadist ketiga di dalam kitab Sunan Sa’ad Ibn Manshur, tertulis hadist maqthu’ sebagai berikut: سعيد ابن منصور قال حدثنا ابو الاحوص قال ثنا ابو اسحاق عن ابى الاحوص عن عبد الله قال من تعلم القران فليتعلم الفراءض.
Artinya, Sa’id Ibn Manshur berkata telah menceritakan kepada kami Abu al Ahwash dia berkata telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq dari Abi al Ahwash dari Abdullah dia berkata, Siapa yang mempelajari Al Qur’an maka hendaknya ia mempelajari faraidh (tentang pembagian warisan).
Akhirnya, demikian banyak hadist hadist dan wawasan fikih para sahabat dan tabi’in yang ada di dalam kitab Sunan Sa’id Ibn Manshur yang perlu untuk dikaji dan di dalami oleh umat Islam, sebagai upaya untuk memperkaya wawasan keilmuan di dalam bidang hadist dan fikih.
Tanpa terasa kita telah dibawa kepada suatu suasana bagaikan lapangan luas menghampar tanpa bertepi. Semoga semangat keilmuan kita terus menyala untuk dapat senantiasa menerangi umat. Wallahua’lam. WASPADA.id
Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.