MEDAN (Waspada) Anggota DPRD Sumut Dhody Thahir (foto) berpendapat, pemerintah harus melakukan terobosan besar guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara lebih konstan di angka 6 persen.
“Saat ini pertumbuhan ekonomi kita masih di zona merah di bawah 6 persen karena ketidakpastian dan dinamika di Tanah Air,” kata Dhody kepada Waspada di Medan, Kamis (20/3).
Anggota dewan dari Fraksi Golkar ini merespon perekonomian Indonesia yang tengah menghadapi tekanan, dari eksternal maupun domestik, di antaranya terjadinya deflasi, tertekannya nilai tukar rupiah.
Menurut Dhody, hal itu dipicu karena berbagai sebab, di antaranya “hengkangnya” investor yang telah memindahkan invetasinya ke Vietnam, penindakan masalah korupsi yang tidak jelas, dan dinamika politik di Tanah Air, yang telah mengusik kondisi perekonomian domestik.
“Untuk Vietnam, sekarang telah menjadi tempat investasi paling disuka investor, karena terjaminnya iklim investasi dan prosedur investasi yang lebih longgar. Hal ini tentu akan menaikkan peredaran uang di sana, dan membuka lapangan kerja baru yang menjadi indicator pertumbuhan ekonmi,” katanya.
Saat ini, imbuh Dhody, nilai investasi yang ditarik dari Indonesia ke Vietnam mencapai puluhan triliun, dengan alasan Vietnam lebih stabil untuk investasi jangka panjang.
Sementara Indonesia tidak memiliki ketegasan dan aturan yang jelas, serta munculnya praktik pungutan liar, sehingga mengurangi gairah calon investor untuk menanamkan investasi mereka.
Di tataran domestik lainya, Dhody berpendapat, dinamika yang jadi perhatian publik di antaranya penanganan kasus korupsi yang tidak tegas, sehingga terimbas pada indikator makroekonomi pada awal tahun 2025.
“Kita lihat kemarin ada kasus ratusan triliun dalam kasus timah, tersangka hanya dihukum 6,5 tahun penjara, namun diubah jadi 20 tahun penjara,” katanya.
Ketidaktegasan ini membuat investor lebih memilih berhati-hati sampai pemerintah memberlakukan aturan hukum yang jelas dan tegas dalam menanganai kasus korupsi.
Karenanya, Dhody berharap pemerintah agar membuat terobosan besar guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi. “Tanpa terobosan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5 persen. Kalau 5 persen, kita masuk zona stabil, namun penuh risiko,” katanya.
“Intinya, sederhanakan aturan, persingkat pengurusan izin investasi dan buat regulasi yang tegas,” katanya.
Selain terobosan baru, Dhody juga berharap pemerintahan Presiden Prabowo perlu menyusun strategi baru melalui kebijakan makro dan mikro, dengan salah satu sasaran mensejahterakan masyarakat, mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan income per kapita. (cpb)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.