Kartu Pos Media Diplomasi Kebudayaan Bangsa

  • Bagikan
Kartu Pos Media Diplomasi Kebudayaan Bangsa
Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada peluncuran buku "Kartu Pos Dari Buitenzorg" dan pembukaan pameran "Kartu Pos Bergambar Buitenzorg" berlangsung mulai 13 hingga 19 Maret 2025, yang digelar Kementerian Kebudayaan bersama Pengurus Pusat Perkumpulan Filatelis di Museum Balai Kirti, Kompleks Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/3). Waspada/Kemenbud

BOGOR (Waspada) : Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan pentingnya pelestarian benda-benda pos sebagai bagian dari sejarah dan identitas bangsa, literasi di bidang kebudayaan, serta meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya material.

”Ini merupakan upaya yang sejalan dengan misi Kementerian Kebudayaan untuk melestarikan warisan budaya dan mengenalkannya pada generasi mendatang. Kartu pos dan benda-benda filateli ini bagian dari material culture yang pada masanya nanti orang akan semakin menghargai sesuatu yang terlihat bentuk fisiknya,” kata Fadli Zon saat peluncuran buku “Kartu Pos Dari Buitenzorg” dan pembukaan pameran
“Kartu Pos Bergambar Buitenzorg” berlangsung mulai 13 hingga 19 Maret 2025, yang digelar Kementerian Kebudayaan bersama Pengurus Pusat Perkumpulan Filatelis di Museum Balai Kirti, Kompleks Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/3).

Fadli Zon menambahkan perangko dan kartu pos dapat dijadikan sebagai jembatan diplomasi yang dapat menghubungkan berbagai bangsa. “Perangko dan kartu pos bukan saja sebagai alat komunikasi, namun menjadi medium penting di dalam diplomasi budaya, memotret segala peristiwa sejarah, kekayaan alam, seni, dan tradisi Indonesia ke seluruh dunia. Kartu pos ini dikirim ke berbagai negara dan daerah,” terangnya.

Peluncuran buku “Kartu Pos Bergambar dari Buitenzorg” ditulis oleh Fadli Zon bersama Mahpudi, berkisah tentang Kota Bogor pada masa Kolonial Belanda yang digambarkan melalui kartu pos sebagai medianya.

Total kartu pos berjumlah 179 koleksi termuat dalam buku setebal 166 halaman. Kartu pos ini menampilkan berbagai ikon kota seperti Istana dan Kebun Raya, serta menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa kolonial. Buku ini juga telah meraih penghargaan medali emas dalam Pameran Filateli Nasional (Panfila) 2025.

“Melalui buku ini, kita ingin menjelajahi jejak-jejak sejarah Bogor pada masa Hindia Belanda, khususnya pada periode tahun 1890 – 1930. Peluncuran buku ini juga menjadi langkah penting untuk pendokumentasian sejarah melalui kartu pos. Buku ini tidak hanya mengabadikan gambar bersejarah, tetapi mengajak kita merenungkan bagaimana kota dan masyarakat berkembang dari waktu ke waktu,” jelasnya.

Menbud berharap kegiatan ini dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih mengenal dan menjaga warisan budaya, serta memahami nilai sejarah yang terkandung dalam koleksi kartu pos dan benda pos lainnya.

Acara yang turut dihadiri oleh sejumlah tamu undangan, di antaranya Kepala Istana Kepresidenan, Direktur Bisnis dan Jasa Keuangan PT Pos Indonesia, Asisten Walikota Bogor, Direktorat Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI), Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI), Asosiasi Museum Indonesia, UPTD Pengelolaan Kebudayaan, serta jajaran Kementerian Kebudayaan ini juga menghadirkan Diskusi Buku. Tujuannya untuk menggali lebih dalam nilai sejarah, edukasi, dan estetika dari koleksi kartu pos dalam buku tersebut, serta bagaimana benda pos dapat menjadi sumber kajian sejarah yang kaya akan informasi.

Untuk melengkapi rangkaian kegiatan, akan diselenggarakan juga Workshop Filateli pada tanggal 13 sampai 15 Maret 2025. Workshop ini terbuka bagi para kolektor muda, peneliti, serta masyarakat umum yang ingin memahami lebih dalam dunia filateli, baik dari sisi sejarah, teknik koleksi, hingga nilai investasi benda pos.

Pameran ini menampilkan berbagai koleksi kartu pos, perangko, dan benda pos lainnya yang merekam perkembangan komunikasi serta dokumentasi visual kehidupan masyarakat di masa lalu.

Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan menyampaikan kegiatan ini sebagai bagian dari upaya melestarikan sejarah, meningkatkan literasi di bidang kebudayaan, serta meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya material.

Perkumpulan Filatelis Indonesia merupakan salah satu perkumpulan tertua di Indonesia, didirikan pada tahun 1922, sehingga saat ini telah memasuki usia ke-103 tahun. Perkumpulan filatelis ini adalah ruang diskusi, dialog, bertukar pikiran tentang benda-benda filateli: perangko, kartu pos, dokumen yang memuat sejarah. (j01)


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Kartu Pos Media Diplomasi Kebudayaan Bangsa

Kartu Pos Media Diplomasi Kebudayaan Bangsa

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *