Ketua KONI Abdya Dimosi Tak Percaya Sejumlah Cabor

  • Bagikan
Ketua KONI Abdya Dimosi Tak Percaya Sejumlah Cabor

Sejumlah cabor yang tergabung dalam Komite Penyelamat Olahraga Abdya, menyatakan sikap mosi tak percaya terhadap Ketua KONI Abdya. Foto direkam Senin malam (10/3) lalu.Waspada/Syafrizal

BLANGPIDIE (Waspada): Ketua Komite Nasional Indonesia (KONI), Aceh Barat Daya (Abdya, Romi Syahputra, dimosi tak percaya sejumlah cabang olahraga (cabor), yang ada dalam wilayah ‘Nanggroe Breuh Sigupai’.

Pernyataan sikap mosi tak percaya terhadap Ketua KONI Abdya yang dinilai gagal tersebut, dilayangkan tidak kurang dari 17 cabor di Abdya, yang tergabung dalam Komite Penyelamat Olahraga Abdya.

Dalam Konferensi Pers yang digelar Senin malam (10/3) lalu di Blangpidie, para perwakilan cabor yang bernaung di bawah KONI Abdya itu menilai, kepemimpinan Romi Syah Putra sebagai Ketua, sudah gagal dalam membangun dan mengembangkan olahraga di daerah ‘Kota Dagang’ tersebut.

“Banyak sekali catatan buruk dan dosa KONI, di bawah kepemimpinan Romi Syah Putra, khususnya dalam membangun dan mengembangkan dunia olahraga di Abdya,” ungkap Koordinator Komite Penyelamat Olahraga Abdya Suhaimi SH.

Semy, demikian lelaki yang juga berprofesi sebagai lawyer ini menyebutkan, ada sejumlah alasan kuat yang menjadi dasar mosi tak percaya ini. Pihaknya menyorot berbagai permasalahan yang terjadi di tubuh KONI Abdya. Mulai dari dugaan penyimpangan, hingga tidak transparan dalam pengelolaan anggaran olahraga.

Dikatakan Semy, salah satu persoalan utama yang terjadi dalam tubuh KONI Abdya adalah adanya rangkap jabatan dalam kepengurusan KONI Abdya. Menurutnya, hal ini bertentangan dengan Pasal 22 Ayat 2 Anggaran Dasar KONI yang melarang Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Sekretaris dan Bendahara, merangkap jabatan di organisasi olahraga lain, baik secara horizontal maupun vertikal.

Masalah lainnya yang sangat kentara lanjutnya, KONI Abdya juga tidak menjalankan Rapat Kerja (Raker) dengan cabor yang bernaung di bawahnya. Padahal, raker menjadi forum penting dalam menyusun strategi pembinaan atlet, guna meraih prestasi di tingkat Daerah, Provinsi, hingga Nasional.

“Akibat tidak dilaksanakan raker dengan cabor, banyak atlet bayaran luar daerah yang disewa oleh KONI Abdya, dengan menggunakan anggaran APBK, dalam upaya mengejar medali, bukan prestasi. Padahal, banyak potensi atlet lokal, tapi karena tidak adanya pembinaan dan perhatian dari KONI Abdya, mereka tidak bisa kita orbitkan,” sesal Semy, yang didampingi sejumlah pengurus cabor.

Sikap KONI Abdya yang dinilai kurang memberikan apresiasi kepada atlet berprestasi itu, sangat disayangkan banyak kalangan. Dicontohkan, atlet cabor anggar asal Abdya, yang meraih prestasi di PON Aceh-Sumut 2024, juga atlit cabor lain yang berasal dari Abdya, namun tidak mendapat perhatian dan penghargaan dari KONI Abdya.

“Sangat kita sayangkan, saat ada atlet Abdya yang mengukir prestasi, baik di tingkat Kabupaten, Provinsi, maupun Nasional, mereka tidak mendapat sambutan dan penghargaan dari pengurus KONI Abdya,” ungkapnya.

Seharusnya kata Semy, KONI menjadi lembaga yang bertanggung jawab, dalam membina atlet dan mengembangkan olahraga secara profesional. “KONI adalah satu-satunya organisasi yang berwenang dan bertanggung jawab, dalam mengelola, membina, mengembangkan dan mengoordinasikan, seluruh pelaksanaan kegiatan prestasi olahraga setiap anggotanya,” ujarnya.

Semy menekankan, jika tugas dan tanggung jawab tersebut dilaksanakan dengan baik, maka KONI akan menjadi wadah yang mampu melahirkan atlet-atlet berprestasi. “Hal ini sangat bertolak belakang dengan KONI Abdya di bawah kepemimpinan Romi, yang sudah memasuki dua periode,” katanya.

Komite Penyelamat Olahraga Abdya juga menuding Ketua KONI Abdya, sering melakukan perombakan pengurus (reshuffle), tanpa mengikuti mekanisme organisasi yang seharusnya. “Dalam tubuh kepengurusan KONI Abdya, Ketua juga sesuka hati melakukan peremajaan kepengurusan KONI, tanpa mengindahkan mekanisme tata cara dalam sebuah organisasi,” urai Semy.

Demikian juga, dalam hal pengelolaan anggaran, KONI Abdya di bawah kepemimpinan Romi Syah Putra dinilai tidak transparan, tidak akuntabel, serta tidak proporsional dan profesional. Padahal, setiap tahunnya KONI Abdya menerima dana hibah dari APBK Abdya, untuk pengembangan olahraga di daerah tersebut. “Sebagai catatan pengingat publik, saat periode pertama Romi Syah Putra memimpin KONI Abdya, kantor KONI disewa di rumah tempat tinggal sang ketua sendiri,” sebutnya.

Pernyataan sikap Komite Penyelamat Olahraga Abdya, yang ditandatangani 17 cabor itu berbunyi, Mendesak Ketua Umum KONI Aceh untuk memberhentikan dan mencabut Surat Keputusan (SK) Romi Syahputra sebagai Ketua KONI Abdya dan Kepemimpinan KONI Abdya diambil alih oleh KONI Aceh, hingga terlaksananya Musyawarah Kabupaten Luar Biasa.

Mendesak Pemkab Abdya untuk menunda proses pencairan (NPHD) dana hibah KONI Abdya tahun 2025. Mendesak Ketua DPRK Abdya sesegera mungkin melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Ketua Cabang Olahraga dan turut serta dihadiri oleh Muspida Abdya, dalam upaya mencari solusi dalam upaya kesiapan Pra PORA dan PORA Aceh tahun 2025 di Kabupaten Aceh Jaya.

Mendesak pihak berwenang untuk segera melakukan audit total, terhadap penggunaan dana hibah KONI Abdya, selama Kepemimpinan Romi Syahputra.

Terkait masalah itu, Ketua KONI Abdya Romi Syah Putra, dimintai tanggapannya terpisah mengaku, pihaknya belum mengetahui dan belum mendapat laporan adanya aksi mosi tak percaya tersebut. (b21)




Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Ketua KONI Abdya Dimosi Tak Percaya Sejumlah Cabor

Ketua KONI Abdya Dimosi Tak Percaya Sejumlah Cabor

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *