JAKARTA (Waspada): Penasihat Teknik PSSI, Jordi Cruyff, menyebut sepakbola Indonesia perlu mencontoh FC Barcelona dalam pengembangan para pemain muda.
Menurut Jordi, mantan klubnya itu merupakan kiblat yang tepat jika sebuah tim atau negara ingin mencetak para pemain muda berbakat. Di sana, para pemain muda biasanya sudah bisa melakukan debut di tim senior pada usia 17 sampai 18 tahun.
“Saya rasa, salah satu poin kuncinya adalah perkembangan sepakbola yang bertumpu di pemain-pemain muda. Di Eropa, misalnya Barca, pemain banyak debut di usia 17-18 tahun,” kata Jordi saat diperkenalkan secara resmi kepada awak media dan publik di Jakarta, Selasa (11/3).
Akademi Barcelona atau lebih dikenal dengan nama La Masia kerap mencetak pemain-pemain hebat dari masa ke masa.
Sebagai contoh terbaru, La Masia kembali menunjukkan kapasitasnya sebagai pencetak pemain top dunia pada diri Lamine Yamal yang mencatatkan debut untuk tim utama Barca pada April 2023 saat usianya 15 tahun 9 bulan 16 hari.
Sejak debutnya itu, Yamal sudah mencetak 18 gol dan 23 assist dari 87 pertandingan. Bersama Timnas Spanyol, Yamal menjadi pemain penting saat membawa La Furia Roja juara Piala Eropa 2024.
“Mereka sudah develop bertahun-tahun pemainnya sebelum bisa mencapai debut tersebut. Itu perlu dicontoh oleh Asia, bahwa pemain perlu diasah dari usia yang muda supaya ketika mereka sudah masuk usia debut, mereka memiliki kemampuan yang baik,” ucap dia.
Jordi Cruyff menyebut sepakbola Indonesia mempunyai banyak potensi dan oleh karena itu ia mengatakan dibutuhkan strategi bagus untuk memaksimalkannya.
“Di sepakbola itu juga penting untuk membuat keputusan dan strategi bagus supaya bisa meraih hasil bagus. Indonesia punya banyak potensi, sehingga butuh strategi yang bagus,” katanya.
Sebagai penasihat teknik, penting bagi dirinya untuk intens berkomunikasi dengan pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert. Nantinya, kata Jordi, ia akan menyiapkan strategi untuk mengembangkan sepakbola Indonesia dalam jangka pendek dan panjang. “Penting juga strategi, short term and long term, supaya sepak bola bisa berkembang,” kata pria 51 tahun itu.
Jordi tiba di Indonesia untuk pertama kali Minggu (9/3). Dia bersama pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert mendarat di Soekarno Hatta, Minggu, sekitar pukul 18.10 WIB.
Dalam jumpa persnya, mantan pemain Barcelona dan Manchester United itu mengatakan Indonesia adalah negara yang memiliki gairah kuat dalam sepakbola. Antusiasme tinggi dari publik Indonesia, kata Jordi, adalah sebuah hal yang penting untuk meraih target-target ambisius, termasuk bermain di Piala Dunia 2026.
“Passion adalah hal paling penting untuk jika kita ingin meraih hal-hal ambisius, passion adalah hal utama,” kata Jordi.
Semasa menjadi pemain, Jordi merupakan pemain yang malang melintang di berbagai negara dalam karier profesionalnya, yaitu Spanyol (Barcelona, Celta Vigo, Alaves, dan Espanyol), Inggris (Manchester United), Belanda (De Volewijckers), Ukraina (Metalurg Donetsk) dan Malta (Valetta).
Setelah pensiun pada 2010, Jordi menjadi pelatih pemain di De Volewijckers (Belanda), asisten manajer di Valetta (Malta), sporting director di AEK Larnaca (Siprus), sporting director, caretaker manager dan manager di Maccabi Tel Aviv (Israel), manager Chongqing Dangdai Lifan (China), manager di timnas Ekuador, manager Shenzen FC (China), dan strategic advisor dan sporting director di Barcelona (Spanyol). (m18/ant/pssi)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.