NAGAN RAYA (Waspada) : Saat berkunjung ke Nagan Raya, Kanji rumbi menjadi salah satu makanan khas yang hanya dapat ditemui di bulan Ramadan.
Mencari takjil atau hidangan berbuka pada bulan puasa menjadi salah satu kegiatan yang paling ditunggu, biasanya pedagang takjil musiman pun mulai bermunculan di berbagai sudut kota.
Salah satu tradisi yang cukup ditunggu, seperti yang dapat ditemui di Mesjid Jamik Desa Lhok Parom, Kecamatan Seunagan, Kabupaten Nagan Raya.
Memasak kanji rumbi, sebagai menu berbuka puasa jamaah masjid dan masyarakat sekitar menjadi tradisi tahunan di masjid ini.
Pimpinan masjid, Tgk Sabini mengatakan bahwa tradisi memasak Kanji Rumbi di Masjid Jamik Lhok Panom sudah dilakukan turun-temurun.
“Kanji rumbi ini sudah bertahun dilaksanakan saat bulan suci Ramadan dan turun menurun dari nenek moyang di desa kami ini. Kanji rumbi ini tidak semua orang bisa membuat, kalau tidak ada kekompakan, membuat kanji rumbi ini cukup sulit karena bahan yang harus disiapkan berbeda,’’ kata Sabini kepada waspada.id Selasa, (11/3).
Penuturan Sabini, pengerjaan Kanji rumbi dimulai pada pukul 14.00 siang dan hingga pukul 16.30 sore.
“Dimulai cepat karena lama memasaknya. Kanji rumbi ini bukan untuk jamaah saja akan tetapi juga untuk masyarakat yang ada di sekitar juga,’’ jelas Sabini.
Juru masak kanji rumbi, Nazaruddin menyebutkan, proses memasak membutuhkan bantuan banyak orang.
“Memang kalau membuat kanji rumbi ini butuh orang dan tenaga. Bahan yang harus disiapkan diantaranya, ketumbang, lada, bawang putih dan bawang merah, jahe, lengkuas, buah ketapang, kemiri, kapulaga, batang sereh, pandan wangi, kelapa, garam, ayam, minyak masak, garam, daun sup, sayur manis dan bawang,’’ beber Nazaruddin.
Semua bahan tadi kemudian diolah, lalu diaduk hingga rata hingga mendidih dan masukkan ayam yang sudah di potong-potong, setengah jam kemudian Kanji Rumbi siap disajikan.
Kades Lhok Parom Ibnu Abbas merasa bangga akan tradisi memasak Kanji Rumbi pada bulan Ramadan yang sudah turun temurun ini, dia berharap agar budaya ini terus dilestarikan.
“Kita berharap makanan khas ini selalu ada untuk jamaah serta masyarakat dan juga bagi yang mau mencoba datang langsung ke Mesjid Lhok Parom, tidak mesti masyarakat desa di sini dan juga masyarakat lain yang mau mencoba bisa datang langsung ke Mesjid Jamik Lhok Parom,” pungkasnya. (b22)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.