PEMATANG GAJING (Waspada): Warga Nagori Pematang Gajing Simalungun bersama Huta satu sampai empat menggelar peringatan Israk Mikraj serta menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1446 H Sabtu (22/02).
Sebagai pelaksana, Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Huta Satu dalam peringatan itu mendatangkan penceramah dari Medan Ustad Dr Zulkifli Nasution, MA difasilitasi Ketua BKM Masjid Jamik Glugur Darat II Medan H Askim AS, yang juga putra kelahiran Pematang Gajing Huta Satu.
Sebelum acara puncak, vokal grup religi remaja Pematang Gajing melantunkan lagu-lagu religi berlanjut ke pembacaan ayat suci Al Quran, dibacakan Abdi, disusul sari tilawah yang dibacakan Jihan, dirangkai sambutan ketua pelaksana Sugianto serta Penghulu Nagari Pematang Gajing Amri Saragih.
Amri Saragih di hadapan warga Pematang Gajing menyatakan rasa bangganya bisa menyelenggarakan acara Israk Mikraj ala Kampung yang dihadiri penceramah bertitel doktor. “Ini luar biasa,” katanya mengawali sambutan.
Dia juga mengapresiasi panitia penyelenggara Israk Mikraj karena didorong semangat yang tinggi hingga bisa terlaksana acara ini. “Hendaknya generasi seperti ketua panitia ini harus terus ada di Nagari Pematang Gajing agar bisa bersinergi dalam membangun Pematang Gajing,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Amri Saragih juga menyampaikan beberapa pesan kepada warganya, antara lain segenap masyarakat di wilayahnya harus terus merajut kebersamaan serta memupuk semangat gotong royong.
Di kesempatan tersebut, dia juga menyatakan rasa khawatirnya ketika semangat kebersamaan dan gotong royong itu hilang. Padahal semangat ini adalah warisan dari orang-orang tua terdahulu yang tidak memandang suku, agama, maka kebersamaan, keperdulian itu harus terus kita tumbuh kembangkan.
Dia juga mengingatkan bila ada segelintir orang yang ingin bernostalgia masa lalu dengan berusaha mengkotak-kotak masyarakat, jangan pernah diikuti, karena tugas masyarakat sekarang ini bukan politik, tapi bagaimana membangun Nagori Pematang Gajing.
Amri Saragih juga meminta masyarakat ikut terlibat dalam memberikan kontribusinya membangun Pematang Gajing, karena tugas itu bukan hanya ada di pundak penghulu, tapi seluruh masyarakat harus punya andil.
“Jadi semangat itu harus ada dan jangan sampai kita terkotak-kotak dan terpecah belah,” harapnya penuh semangat.
Keberkahan
Sementara Ustad Zulkifli Nasution dalam tausiyahnya menyatakan, peringatan Israk Mikraj ini menjadi suatu keberkahan buat masyarakat di sini, karena masih mau duduk bersama mendengar tausiyah agama.
Disebutkannya, kalaupun ada perbedaan diantara warga masyarakat bisa saja terjadi, tetapi dalam peringatan Israk Mikraj dan penyambutan bulan suci Ramadhan ini, kita bisa duduk bersama dan secara bersama-sama pula ingin mendapatkan rahmat dari Allah SWT.
Selain itu katanya, menyelenggarakan acara seperti peringatan Israk Mikraj seperti ini tidak mudah, apalagi menghadirkan banyak jamaah serta masyarakat, bukanlah pekerjaan mudah di zaman seperti sekarang ini.
Karena, kata ustad Zul, tidak semua orang bisa mengapresiasi apa yang telah dibuat panitia misalnya.
“Bagus pun acara ini kita buat, belum tentu dipuji, malah ada juga yang meremehkan serta mencemooh, makanya yang bersedia menjadi ketua panitia harus memiliki urat kawat,” ujarnya, seraya memuji ketua pelaksana Israk Mikraj, yang telah bekerja maksimal mendatangkan umat ke Majelis Ta’lim ini.
Cinta Ajaran Allah SWT
Mengawali tausiyahnya seputar Israk Mikraj, Ustad Zul menyebutkan bahwa kita tidak tahu apakah shalat kita diterima Allah, apakah puasa kita diterima Allah, apakah sedekah kita diterima Allah dan apakah haji kita diterima Allah.
“Tapi bolehlah kita berharap bahwa peringatan Israk Mikraj ini sebagai saksi bahwa kita cinta dengan ajaran Allah SWT,” imbuhnya.
Selain itu katanya, kalau dihitung-hitung jauhnya jarak dari Pematang Gajing-Simalungun ke Makatul Mukarramah luar biasa jauhnya. Tapi Rasul pernah bersabda dalam salah satu hadist, yang artinya:
“Jika kamu bermimpi tentangku, maka itu pasti benar, karena beda kalau kita bermimpi yang lain, dan ketika kalian bermimpi melihat wajahku serta mendengar pembicaraanku, itu pasti benar, karena setan tidak mungkin bisa mereka-reka wajahku dan ucapanku.”
“Kata Nabi, siapapun yang bermimpi tentang aku, tidak harus ulama, manusia biasa pun jika Allah berikan kesempatan bermimpi berjumpa dengan Rasulullah pasti benar,” jelas Ustad Zul.
Dan salah satu mimpi yang diangkat Ustad Zul pada peringatan Israk Mikraj itu adalah mimpinya Syech Muhammad Al Alawi seorang tokoh Ahli Sunnah Wal Jamaah di Makkah yang sangat kuat di masanya dan ulama besar beliau pernah bermimpi berdialog dengan Rasulullah SAW.
Dalam mimpinya beliau bertanya pada Rasullulah “Ya Rasulullah, siapa orang-orang yang berada di belakangmu. Dan Nabi menjawab bahwa orang itu adalah orang-orang yang mencintaiku dan mereka adalah orang yang sangat kucintai”.
Seterusnya, Syech Muhammad Al Alawi bertanya lagi: “Ya Rasulullah, siapa orang-orang yang berada di belakangmu begitu banyak, dijawab Nabi mereka adalah orang-orang Indonesia.”
Dan memang kenyataannya, kata Ustad Zulkilfi, mimpi Syech Muhammad Al Alawi itu terbukti tidak ada di negara manapun di dunia ini selain Indonesia, yang paling banyak PHBI menyelenggarakan Peringatan Israk Mikraj, Maulid.
Serta seringnya bergema lagu-lagu pujaan terhadap Nabi Muhammad SAW, penyambutan bulan suci Ramadhan sampai lantunan Marhaban.(m12)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.