DOLOKSANGGUL (Waspada): Pengerjaan proyek Preservasi Jalan Nasional Doloksanggul-Siborongborong yang menelan anggaran negara puluhan miliar oleh PT. S terlihat memprihatinkan. Pasalnya pada pekerjaan saluran drainase, pihak kontraktor baik dari PT. S bersama kontraktor lokal terkesan bekerja sesuka hati tanpa ada teguran dari pengawas proyek ataupun PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) dari Satker PJN Wilayah II, Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara.
Pantauan Waspada, Jumat (14/2/2025) bahwa pemasangan uditch di beberapa titik khususnya di perlintasan Desa Pargaulan, Kec. Lintongnihuta, Kab. Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, diduga sengaja dilakukan terbalik. Demikian juga campuran pasangan semen untuk bangunan saluran drainase dan TPT (Tembok Penahan Tanah) serta plat duiker beton jauh dari harapan yang ditentukan dalam spek kontrak.
Pandu D Simamora, 35, warga Desa Pargaulan mengaku heran cara kerja kontraktor pelaksana Preservasi Jalan Nasional Doloksanggul-Siborongborong. Dimana pihak kontraktor tidak mengutamakan kualitas kerja. Yang lebih memprihatinkan, beberapa titik, untuk akses ke rumah warga, uditch dipasang terbalik pengganti plat duiker beton.
![Saluran Drainase Jalan Nasional, Uditch Dipasang Terbalik Saluran Drainase Jalan Nasional, Uditch Dipasang Terbalik](https://www.waspada.id/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250214-WA0134.jpg)
“Kuat dugaan kita, pemasangan uditch secara terbalik untuk mengirit pengeluaran pada pembuatan plat duiker beton sebagain akses rumah warga. Tapi yang sangat disayangkan, akibat pemasangan uditch terbalik itu, lantai drainase tidak lagi rata. Pada uditch terbalik, lantainya berlumpur dan digenangi air,” katanya.
Senada juga disampaikan Tohap S, 46, Dalam pekerjaan proyek Jalinsum ini, pihak kontraktor terkesan tertutup atas jumlah besaran pagu dan volume pekerjaan dan masa kontrak proyek. “Sampai sekarang kita tidak mengetahui berapa nilai pagu proyek ini, lama masa kontrak, dan bagaimana volume kerja. Terkait informasi, pihak kontraktor harusnya transparan agar masyarakat juga bisa mengawasi,” tukasnya.
Selain pemasangan uditch terbalik, Tohap juga membeberkan campuran semen dan pasir untuk pasangan pengerjaan drainse. Kita sudah perhatikan, bahwa kualitas drainase dan plat duiker beton sangat diragukan. Hanya hitungan hari, beberapa titik sudah ambruk. “Kita sangat miris. Bahkan tidak jarang, pekerja dan pihak pengawas proyek mengabaikan teguran warga terkait kualitas,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Desa Siponjot, Deka Seply Silaban kepada Waspada juga mengakui rendahnya kualiatas pekerjaan proyek. “Kalau masyarakat tidak peduli (pengawasan) maka pekerjaan ini asal jadi. Bahkan yang kita tegur saja kadang diabaikan,” katanya.
Dia menuturkan, bahwan pembuatan gorong-gorong di perlintasan Desa Siponjot harus dibuat di dua titik karena debit air relatif tinggi saat hujan. Namun imbauan itu sempat diabaikan pihak kontraktor. Karena terus didesak, akhirnya dikerjakan pihak kontraktor. “Karena tingginya debit air saat hujan, satu gorong-gorong tidak bisa maksimal menampung debit air, akibatnya dipastikan air akan meluap menggenagi sebagian jalan nasional di Desa Siponjot,” terangnya.
![Saluran Drainase Jalan Nasional, Uditch Dipasang Terbalik Saluran Drainase Jalan Nasional, Uditch Dipasang Terbalik](https://www.waspada.id/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250214-WA0133-1.jpg)
Di sisi lain, tambah Deka, bahwa campuran semen pada pembuatan akses ke rumahnya (penganti plat duieker beton) dibuat asal jadi oleh kontraktor. Sebelumnya akses jalan ke rumah sudah saya cor beton, namun atas pembuatan saluran drainase, cor beton tadi dibongkar dan diganti kembali.
Mirisnya, sambung kades ini, campuran semen untuk cor beton tadi dibuat seadanya dan tidak layak. Saat pekerja ditegur atas campuran semen, mereka bilang itu perintah. “Saya tidak habis pikir, daripada repot-repot, kepada pekerja proyek sengaja saya subsidi semen lima sak untuk memperkuat mutu. Saya tidak mau susah di kemudian hari atas pekerjaan ini. Lebih baik saya subsidi semen sehingga kualitasnya terjamin,” pungkas mantan Anggota DPRD Humbahas ini.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker PJN Wilayah II, Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara, Surung Sirait melalui Heppy Pasaribu saat dikonfirmasi melalui selulernya tetap tidak koperatif. Beberapa kali panggilan konfirmasi dari wartawan tetap diabaikan tanpa membuahkan jawaban. Ditinggalkan pesan singkat melalui aplikasi WA, Heppy juga tak kunjung memberi keterangan. (cas/a08)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.