Nursyam: Saya Bukan Orang Baru di Aceh

- Aceh
  • Bagikan
Ketua Pengadilan Tinggi Aceh Nursyam foto bersama forkopimda dan stakeholder lainnya usai syukuran peresmian gedung Pengadilan Tinggi Banda Aceh, Kamis (13/02/25(.(Waspada/T.Mansursyah)
Ketua Pengadilan Tinggi Aceh Nursyam foto bersama forkopimda dan stakeholder lainnya usai syukuran peresmian gedung Pengadilan Tinggi Banda Aceh, Kamis (13/02/25(.(Waspada/T.Mansursyah)

“Saat Syukuran Peresmian Gedung Baru PT Banda Aceh”

BANDA ACEH (Waspada): Ketua Pengadilan Tinggi Banda Aceh Nursyam, SH, MHum yang baru bertugas selama satu bulan mengaku bukan orang baru di Aceh.

“Perlu saya sampaikan, bahwa saya bukan orang baru di Aceh,” ungkap Nursyam saat memberikan sambutan pada acara peusijuk dan syukuran gedung baru Pengadilan Tinggi Banda Aceh, Kamis (13/02/25)

Nursyam dilahirkan di Karanganyar, Deli Serdang 13 Agustus 1963, mengatakan, ia sudah beberapa kali bertugas sebagai Hakim dan Ketua PN di Aceh. Bahkan dua tahun lalu, ia juga pernah bertugas sebagai Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Aceh.

Nursyam juga mengenang ketika bertugas sebagai Hakim pada masa konflik di Aceh. Walaupun cukup parah bertugas pada masa konflik, namun keakraban tetap bisa kita jaga. Untuk itu, keakraban itu perlu kita jaga sampai sekarang. Hakim jangan pernah menyerah dalam keadaan apapun , ungkap Nursyam dihadapan hakim senior, alumni dan para pejuang keadilan.

“Karenanya, saya bisa bercerita banyak tentang Aceh, baik tentang keindahan alamnya, maupun tentang kehebatan adat budaya dan sejarahnya, termasuk terkait enaknya kuliner Aceh,’ tutur Nursyam yang pernah menjabat Wakil Ketua PT Makassar dan Wakil Ketua PT Samarinda di Kaltim.

Nursyam: Saya Bukan Orang Baru di Aceh
Ketua Pengadilan Tinggi Banda Aceh Nursyam (tengah) Foto bersama Kepala Perwakilan Waspada Aceh Aldin Nl dan Teuku Mansursyah, SH wartawan Waspada bertugas di Banda Aceh (Waspada/Ist)

Pada kesempatan itu, Nursyam juga menjelaskan soal penyebutan Pengadilan Tinggi Banda Aceh, karena ini sering dipertanyakan orang, mengapa bukan Pengadilan Tinggi Aceh sebagaimana nomenklatur Kejaksaan Tinggi Aceh atau Polda Aceh.

Menurut Nursyam, PT Banda Aceh dibentuk berdasarkan UU No 16 tahun 1968 tentang Pembentukan PT di Banda Aceh dan Perubahan Daerah Hukum Pengadilan Tinggi di Medan. Jadi, penyebutan Pengadilan Tinggi Banda Aceh memang ditentukan dengan Undang-undang tentang penyebutannya.

Pengadilan Tinggi Banda Aceh yang diresmikan pembentukannya pada tahun 1969, saat itu membawahi 22 PN dari seluruh kabupaten/kota di Aceh, kecuali Kota Subulussalam yang belum dibentuk PN. Sampai saat ini proses peradilan perdata maupun pidana warga masyarakat Kota Subulussalam masih di adil di PN Singkil.

Kata Nursyam, gedung pertama PT Banda Aceh diresmikan oleh Menteri Kehakiman RI saat itu, Prof Oemar Seno Adji, SH pada tanggal 4 oktober 1972. Gedung pertama tersebut sudah mengalami goncangan gempa beberapa kali, dan terakhir diguncang gempa dahsyat dan tsunami 26 Desember 2004.

Karenanya, gedung yang telah berusia 52 tahun tersebut sudah tidak kokoh lagi, sehingga sudah mesti dirobohkan dan dibangun baru yang bersumber dananya berasal dari APBN.

“Jadi, gedung baru ini bukanlah untuk tempat bermegah-megahan bagi kami, tapi tentu lebih memberikan kenyamanan kepada kami dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pencari keadilan.

Sementara itu, Gubernur Aceh yang diwakili M.Junaidi Biro Hukum Setda Aceh dalam sambutannya mengatakan, dengan adanya gedung yang representatif, modern dan dilengkapi dengan sarana prasarana yang memadai, insya allah akan semakin meningkatkan kinerja aparat peradilan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Kecuali itu, Gubernur menambahkan, Pengadilan Tinggi memiliki peran yang sangat strategis dalam menjaga supremasi Hukum di Aceh. Oleh karena itu, dengan adanya gedung baru ini, saya berharap semangat baru juga turut menyertai dalam memberikan pelayanan yang lebih transparan, cepat dan profesional kepada masyarakat, ujar Gubernur Aceh Muzakir Manaf dalam sambutan disampaikan M Junaidi.

Syukuran peresmian gedung baru Pengadilan Tinggi Banda Aceh dirangkai dengan ceramah agama yang disampaikan Tgk Tarmizi M Daud yang juga Wakil Ketua ICMI Aceh.

Turut hadir forkopimda Aceh, Ketua DPRA, Ketua Mahkamah Syariah Aceh, Wakil Ketua PT Banda Aceh, Ketua PN se Aceh dan pengusaha Aceh Sayed Salim, humas PT Banda Aceh Dr.Taqwaddin, serta undangan lainnya. (b02)


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Nursyam: Saya Bukan Orang Baru di Aceh

Nursyam: Saya Bukan Orang Baru di Aceh

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *