Kantor PDAM Kota Langsa. (Waspada/Ibnu Sa’dan)
“Mengapa PDAM yang memiliki hak monopoli dan didukung oleh sumber daya manusia serta dana dari pemerintah daerah, justru gagal memberikan pelayanan yang memadai?”
KOTA LANGSA saat ini sedang menjalani proses seleksi untuk menentukan siapa yang akan memimpin Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat.
Proses seleksi ini dinilai sangat krusial mengingat PDAM Langsa telah lama bermasalah, terutama dalam hal suplai air bersih ke masyarakat.
Keluhan warga tentang ketidaklancaran pasokan air, bahkan hingga berminggu-minggu tidak mengalir, terus menjadi sorotan.
Masyarakat Langsa pun kerap kali kecewa dengan pelayanan PDAM yang dinilai tidak optimal. Padahal, sebagai perusahaan milik pemerintah daerah, PDAM seharusnya mampu memberikan layanan terbaik kepada masyarakat.
Namun, kenyataannya, banyak warga yang justru bergantung pada pedagang air gerobak yang menjual air per jirigen dari sumber air di Lengkong.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: mengapa PDAM yang memiliki hak monopoli dan didukung oleh sumber daya manusia serta dana dari pemerintah daerah, justru gagal memberikan pelayanan yang memadai?
Sementara itu, pedagang air gerobak yang beroperasi secara mandiri dan bersaing bebas, justru mampu memenuhi kebutuhan air warga dengan lebih efektif.
Anomali Dalam Pengelolaan Air Bersih
Banyak pihak mempertanyakan mengapa PDAM Langsa tidak mampu meniru kesuksesan pedagang air gerobak dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Apakah perlu tim seleksi pimpinan PDAM belajar dari para pedagang air tersebut untuk menemukan formula yang tepat dalam mengelola perusahaan?
Sejumlah warga mengungkapkan, keberhasilan pedagang air gerobak terletak pada fleksibilitas dan kedekatan mereka dengan konsumen.
Mereka mampu merespons kebutuhan warga dengan cepat, sementara PDAM terkesan lamban dan birokratis.
“PDAM itu kan sudah dibayar oleh warga, tapi kenapa pelayanannya tidak memuaskan? Sementara pedagang air gerobak, meski harganya lebih mahal, mereka bisa memberikan air tepat waktu,” ujar Anwar, seorang warga Langsa.
Harapan Kepada Kepala PDAM Baru
Proses seleksi kepala PDAM Langsa ini diharapkan dapat menghasilkan pemimpin yang mampu membawa perubahan signifikan.
Calon pemimpin PDAM diharapkan tidak hanya memiliki kompetensi teknis, tetapi juga visi yang jelas untuk memperbaiki sistem pengelolaan air bersih di Langsa.
Beberapa langkah yang dinilai penting untuk dilakukan oleh pimpinan PDAM baru antara lain:
Pertama, Meningkatkan Efisiensi Operasional. Memastikan sistem distribusi air berjalan lancar dan mengurangi kebocoran serta kerugian teknis.
Kedua, Membangun Hubungan Baik dengan Masyarakat. Mendengarkan keluhan warga dan meresponsnya dengan cepat.
Ketiga, Belajar dari Pedagang Air Gerobak. Mengadopsi sistem yang fleksibel dan responsif seperti yang dilakukan oleh pedagang air gerobak.
Tantangan Ke Depan
PDAM Langsa memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan ketersediaan air bersih bagi seluruh warga Langsa. Jika masalah ini tidak segera diatasi, bukan tidak mungkin ketergantungan warga pada pedagang air gerobak akan semakin meningkat.
Proses seleksi kepala PDAM ini menjadi momen penting untuk menentukan arah baru perusahaan. Masyarakat Langsa berharap, pemimpin yang terpilih nantinya mampu membawa PDAM keluar dari krisis dan memberikan pelayanan terbaik bagi warga.
“Kami berharap ada perubahan nyata. Jangan sampai PDAM hanya menjadi simbol kegagalan pemerintah dalam mengelola air bersih,” kata Rizal, seorang warga Langsa yang lain.
Semoga dengan terpilihnya pemimpin yang kompeten, PDAM Langsa dapat kembali menjadi tulang punggung penyediaan air bersih bagi masyarakat, dan tidak lagi kalah bersaing dengan pedagang air gerobak.
WASPADA.id/Ibnu Sa’dan
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.
