DOLOKSANGGUL (Waspada) : Sejumlah titik saluran drainase dan Tembok Penahan Tanah (TPT) di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) pada Proyek Preservasi Jalan Nasional Doloksanggul-Siborongborong ditemukan ambruk, padahal baru selesai dikerjakan di akhir Tahun 2024 oleh PT. S bekerjasama dengan kontraktor lokal.
JS Purba, 48, salah satu warga diperlintasan Desa Siponjot, Kecamatan Lintongnihuta kepada Waspada, Senin (10/2) mengaku prihatin atas kualitas pekerjaan saluran drainase dan TPT pada proyek Preservasi Jalan Nasional Doloksanggul Siborongborong.
Selain kualitas yang diduga tidak sesuai spek, galian untuk pembuatan TPT terlihat mangkrak tanpa tindak lanjut dari pihak kontraktor. Kemudian, di beberapa titik, ujung dari saluran drainase terlihat mentok tanpa pembuangan aliran air.
“Kita bingung bagaimana jadinya proyek ini, tahun lalu ini digali (menunjuk depan rumahnya) menggunakan escavator namun sampai saat ini tidak ada ditindak lanjut untuk pembangunan saluran drainse atau TPT dari pihak kontraktor,” ujar JS Purba.
Dia memaparkan, perlakuan yang sama tidak hanya di depan rumahnya namun di depan rumah tetangganya juga terbengkalai.
“Jadi kita tidak mau repot atas kinerja kontraktor pembangunan jalan ini. Daripada menunggu lama, sebagian galian ini saya tutup kembali karena sudah menghambat akses ke rumah ,” terangnya.
Warga lainnya, Perhatian Harefa, 36, mengeluhkan rendahnya kualitas pembangunan drainase. Katanya, masih hitungan hari saluran drainse di depan rumahnya sudah ambruk.
“Kami heran bagaimana cara kerja proyek ini. Masih hitungan hari, sudah ambruk. Apakah tidak ada pengawasan dari pemerintah atau pihak kontrakator sehingga pekerjaan terkesqn asal jadi,” tanya Harefa.
Dia membeberkan, pada pembuatan plat duiker (penutup drainase) depan rumahnya, dirinya sengaja mensubsidi semen kepada pekerja proyek.
“Untuk daya tahan plat duiker depan rumah ini, saya subsidi semen kepada pekerja proyek. Karena saya lihat campuran semen dan pasir tidak sepadan untuk adukan material pasir dan semen pada umumnya, sehingga inisiatif timbul untuk subsidi semen kepada pekerja proyek. Saya tidak ingin pekerjaan ini sia-sia, sebab pasir yang digunakan adalah pasir gunung. Karena bagaimanapun itu tidak sesuai spek,” tukas Harefa.
Warga lainnya, mengaku marga Hutasoit menyaampaikan keluhan yang sama kepada wartawan. Walau hitungan hari, plat duiker yang dibuat di depan rumahnya sudah amblas sehingga pihaknya membuat kembali plat yang lebih baik dan kokoh.
“Plat duiker yang dibuat kontraktor itu sudah amblas, sebab campuran semen dan pasir tidak sebanding. Selanjutnya tulang besi penopang plat duiker terlalu irit sehingga tidak ada guna dan mudah amblas,” ungkap pria itu prihatin.
PPK Satker PJN Wilayah II Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara, Surung Sirait melalui Heppy Pasaribu saat dikonfirmasi melalui selulernya tidak koperatif dan mengabaikan panggilan wartawan. Ditinggalkan pesan singkat melalui aplikasi WA, Heppy juga tak kunjung membalas dan menjawab pertanyaan wartawan. (cas/a08)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.
