MEDAN (Waspada): Sintua Gereja HKBP Wahidin, St Holan Siburian ,63, warga Jl. Gelatik XI Perumnas Mandala, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang dan cucunya, Harga Siburian 2 tahun 6 bulan tewas menggenaskan usai disambar kereta api di Jl. Rajawali II Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung, Sabtu (8/2) siang.
Salah seorang warga sekitar, H Purba ,73, menuturkan, sebelum kejadian naas itu terjadi korban dan cucunya berangkat dari rumah menuju Jl. Rajawali II dengan mengendarai sepeda motornya hendak melihat ternaknya.
“Sesampainya di Jl. Elang tak jauh dari rel kereta api, korban hendak memarkirkan sepeda motornya dan terlebih dahulu menurunkan cucunya, Harga yang saat itu di depan sepeda motor. Tiba-tiba cucunya berlari ke arah rel hendak menyeberang. Dari kejauhan kereta api dari arah Bandara Kualanamu akan melintas menuju ke Medan sembari membunyikan klakson,” ujar Purba.
H Purba melanjutkan, melihat cucunya berlari, korban langsung mengejar cucunya dan berhasil menangkapnya, tiba-tiba kereta api langsung menyambar kedua korban hingga terpental beberapa meter dan tewas di tempat dengan kondisi menggenaskan di pinggir rel.
“Menurut warga, Holan kurang pendengarannya. Almarhum seorang Sintua di Gereja HKBP Wahidin, dan orangnya sangat ramah terhadap warga sekitar. Sementara cucunya itu Pahoppu Panggoaran (cucu pertama),” pungkasnya
Pantauan di lokasi, warga menutupi jenazah kedua korban dengan kertas koran. Jarak tubuh antara Oppung dan cucunya itu cukup jauh, yakni mencapai 20 meter. Sementata personel Polsek Medan Tembung dan Tim Inafis Polrestabes Medan melakukan indentifikasi terhadap kedua jenazah itu.
Namun mirisnya seratusan warga yang memadati lokasi menyesalkan aparat kepolisian yang lamban untuk mengevakuasi jenazah para korban yang hampir 2 jam berada di pinggir perlintasan kereta api dan dibawah terik matahari.
Tak jauh dari lokasi tampak ayah dari Harga terduduk lemas lantaran kehilangan anaknya dengan tragis. Para kerabat berusaha menenangkannya. Sedangkan isteri dari almarhum St Holan, Boru Silaen menangis histeris dan tak tahan melihat kondisi suaminya yang pergi untuk selama-lamanya. Para keluarga terlihat memberikan semangat serta memeluk Boru Silaen agar tetap tabah.
Setelah hampir 2 jam, mobil ambulan tiba di lokasi. Selanjutnya kedua jenazah dievakuasi ke RS Bhayangkara Medan untuk dilakukan visum.
Kanit Reskrim Polsek Medan Tembung AKP Japri Simamora saat dikonfirmasi membenarkan bahwa jenazah kedua korban dievakuasi ke RS Bhayangkara Medan untuk dilakukan visum.(m27)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.