MEDAN (Waspada) : Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara, Ihwan Ritonga menyampaikan jika ditemukan penyebab gagalnya siswa di beberapa sekolah menengah atas mengikuti jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) karena kelalaian sekolah, maka kepala sekolah harus dicopot.
Kepada waspada.id, Jumat (7/2), anggota DPRD dari fraksi Gerindra ini menanggap kelalaian yang dilakukan pihak sekolah ini fatal karena mengubur harapan siswa untuk berkuliah di PTN.
“Ini saya menganggap kan ada kelalaian dari kepala sekolah. Saya kemarin sudah minta kepada Pj. Gubernur supaya diambil tindakan tegas soal SMK 10, khusus untuk MAN 2 Model juga kita harus sampaikan ke Kanwil agama. Untuk tegas saja, dicopot, karena berarti dianggap tidak mampu. Ini artinya kan merusak harapan-harapan dari siswa. Mereka sangat berharap bisa kuliah di PTN dengan biaya murah, tapi kan lalai, ini dianggap main-main,” tegas Ihwan.
Ihwan beranggapan bahwa ini buntut dari kesalahan pihak sekolah karena disebabkan bukan karena sistem, melainkan karena kelalaian yang menyebabkan hingga tenggat waktu penginputan ke PDSS berakhir.
“Makanya kemarin saya sudah sampaikan langsung ke Dinas Pendidikan Provinsi untuk mencopot kepala sekolahnya, karena memang itu miris ya, prihatin kita melihat kepala sekolah dan beberapa pejabat di sekolah itu,” sebutnya.
Ihwan menegaskan, bahwa langkah yang pertama harus diambil adalah pencopotan bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab.
“Harus serius kita, harus dicari siapa yang bertanggungjawab. Pastinya Itu dulu, pencopotan dulu, baru yang kedua kita dorong Dinas Pendidikan supaya melakukan bantuan,” ucap Ihwan.
Selanjutnya Ihwan menyampaikan bahwa pihaknya akan mendorong agar kasus ini dapat dibahas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara anggota dewan dengan pihak-pihak terkait.
“Saya akan dorong permasalahan ini ke Komisi E untuk RDP, supaya mencari solusi. Kalau memang sudah jelas kesalahannya dari pihak sekolah, juga nanti mungkin kita lihat apakah ada peluang untuk melakukan permohonan perbaikan ke Kementerian,” sebutnya.
Ihwan berjanji secepatnya akan berkomunikasi dengan Komisi E demi mewujudkan terjadinya RDP.
“Yang pasti sesegera mungkin, kita usahakan selesai dalam bulan Februari ini. Mungkin seminggu ini kita usahakan, pungkas Ihwan.
Siswa MAN 2 Terkena Dampak Psikologis
Salah seorang orang tua siswa MAN 2 Medan mengatakan bahwa karena pemasalahan ini anaknya menahan rasa kecewa yang amat sangat.
Ismiwati Sikumbang, ibu yang berusia lanjut itu pun sangat kecewa atas penangan pihak sekolah MAN 2 Medan atas gagalnya anaknya mengikuti SNBP.
Ismiwati sedih melihat anaknya yang jadi sering uring-uringan, hingga tak mau makan.
“Saya kecewa sekali. Jadi yang salah satunya, ini adalah kesalahan Kepala Sekolah. Tidak mengingatkan dari bawah-bawahnya apa yang dikerjakannya. Jadi, saya kecewa sekali. Apalagi lihat anak saya, dia agak malas malasan. Jadi, dia bilang, orang sudah begini saja kok. Tidak usah lagi katanya. Berdampak sekali ke psikologinya. Malas malasan dia, uring-uringan, tidak mau makan. Pokoknya ini adalah dampaknya. Sekarang kalau disuruh cepat sekali emosi dia. (Adn)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.