Geusyik Cibreh Baroh Rusli bawa pengikutnya bikin ricuh dan gagalkan upaya Restorative Justice yang berlangsung di Polsek Syamtalira Arun Kab. Aceh Utara, Jumat (7/2). (Waspada/Zainuddin. Abdullah)
ACEH UTARA (Waspada) : Meski mediasi awal di Polres Lhoksukon sukses, namun sayangnya Geusyik Cibreh Baroh Rusli membawa pengikutnya bikin ricuh dan menggagalkan upaya Restorative Justice yang berlangsung di Polsek Syamtalira Arun Kab. Aceh Utara, Jumat (7/2).
Sebelumnya upaya mediasi antara Geusik Cibreh Baroh dengan pihak Balai Pengajian Sirajul Qari berjalan mulus di Polres Aceh Utara. Dalam pertemuan yang ditengahi langsung oleh Kasatreskrim AKP Novrizaldi, Geusyik Cibreh Baroh sempat mengakui kesalahannya yang arogan dan mencemarkan nama baik Tgk Jafar pimpinan Balai Pengajian Sirajul Qari.
Geusyik pun meminta maaf dan ingin masalah konflik diselesaikan secara damai dan memenuhi syarat. Sehingga kasus tersebut dialihkan ke Polsek Syamtalira Arun untuk di lakukan Restorative Justice dan mengakhiri masalah.
Pantauan di lapangan, saat rRstorative Justice di Polsek Syamtalira Aron, ternyata geusyik datang membawa seluruh pengikutnya beserta dua pengacara. Sehingga saat dialog berlangsung, Geusyik menarik ucapan minta maafnya dan tidak lagi mengakui kesalahannya.
Bahkan sejumlah pengikut geusyik ikut berbicara untuk menekan dan mengintimidasi pihak Balai Pengajian Sirajul Qari. Ada pula yang langsung mengajak duel atau adu fisik di luar Polsek Syamtalira Aron.
Akhirnya suasana pertemuan kedua belah pihak yang ditengahi Polsek Syamtalira Arun sempat tegang dan nyaris ricuh.
Ketua YLBH Cakra Fakhrurrazi selaku kuasa hukum Balai Pengajian Sirajul Qari pada proses mediasi sempat mempertanyakan kapasitas pengikut geusyik yang ikut-ikutan bicara.
Fakhrurrazi juga tak menduga geusyik yang awalnya menyesali kesalahannya baik disengaja maupun tidak disengaja dan meminta damai, kini justru berubah sikap dan bersuara lantang dengan membawa pengikutnya ikut campur dalam pertemuan tersebut.
“Saat di Polres geusyik tampil santun minta damai dan mengakui kesalahannya. Tapi dalam RJ di Polsek dia berubah dengan membawa pengikutnya untuk ikut-ikutan bicara. Maka kami pun menarik diri dari mediasi dan anggap restorative justice telah gagal,” tuturnya.
Fakhrurrazi mengaku pihaknya sudah beritikad baik menunda laporan karena geusyik meminta damai. Ternyata geusyik tidak konsisten dengan ucapannya. “Maka kami sedang bermusyawarah untuk kembali menempuh jalur hukum, biarkan nanti proses hukum yang menentukan ada atau tidaknya pidana yang dilakukan oleh geuchik,” paparnya.(b09).
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.