MEDAN(Waspada): Badan Pengelola Dana Perkebunan(BPDP)Kelapa Sawit mendukung Asosiasi Sawitku Masa Depanku(SAMADE) menggelar Workshop ekonomi hijau dan hilirisasi Usaha Kecil Menengah Koperasi(UKMK) perempuan petani sawit naik kelas di wilayah Sumatera Utara. Acara pembukaan berlangsung Kamis (6/2) di Auditorium Kampus UMSU Jalan Kapten Mukhtar Basri Medan.
Hadir secara zoom di Jakarta Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Helmi Muhansyah. Sedangkan di Auditorium UMSU Ketua panitia kegiatan Hendra Dermawan, S.Pd, MM (Cand),Wakil II Rektor UMSU Prof Dr Akrim SPdI, MPd, Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara Indra Kuspriyadi dan Mukhtar Sinaga, Sekretaris Karateker DPD Samade Sumut.
Pengusaha Perempuan,Diskop, Perindag, Dinas pariwisata,Beacukai
Bank Indonesia, Rumah BUMN Bank Mandiri,Kadinsu dan undangan lainnya.
Dalam sambutannya Hendra Dermawan, S.Pd, MM (Cand) memaparkan ekonomi hijau suatu sistem yang berbasis pada sistem keberlanjutan, sedangkan hilirisasi pengolahan dan pengembangan produk menjadi lebih bernilai.
“Maka saya sarankan apapun usaha yang kita kembangkan hendaknya menganut sistem ekonomi hijau dan hilirisasi. Ini bisa juga kita terapkan pada usaha pengelolaan limbah semisal limbah sawit,” katanya.
Dia juga menyebutkan kegiatan ini sesuai Asta Cita Presiden RI, Prabowo Subianto untuk meningkatkan ekonomi hijau. “Maka dalam kegiatan ini juga akan diajarkan bagaimana mengolah limbah jadi bermanfaat,” katanya.
Lanjut dia, untuk peningkatan hilirisasi sawit bagi perempuan petani sawit yang menerapkan ekonomi hijau dan ekonomi biru tersebut, Samade gandeng Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dengan roadshow workshop ke 12 provinsi, termasuk Kota Medan.
“Samade menggelar kegiatan di Lapas Riau, Jambi dan Lampung. Lanjut ke Pulau Jawa dan Kalimantan. Medan merupakan kota kedua karena potensi sawit dan UKMK cukup banyak. Rencana peserta 100, tapi peserta sudah daftar lebih,”katanya sembari menyebut acara di auditorium UMSU Jalan Muhktar Basri Medan selama dua hari (6-7 Februari 2025).
Hendra sendiri sudah menggerakkan perempuan petani untuk hilirisasi produk melalui usaha yang dibentuknya CV Rumah Tamadun 2 Mei 2017. Tahun 2019, Hendra mengubah motto menjadi “Pusat Aneka Kerajinan Sawit Dunia”.
Di sini dia bersama kaum perempuan mengolah produk turunan limbah sawit seperti Aneka tas lidi sawit untuk pria dan wanita, kotak tisu lidi sawit, sapu lidi sawit. Juga aneka sapu lidi sawit, souvenir gantungan kunci sawit, sabun minyak mentah jelantah, lilin aroma terapi, teh daun sawit. Ada lagi produk piring, mangkok, bakul nasi, tempat buah dan sebagainya.
“Jika produk turunan sawit dikembangkan menjadi produk lain maka banyak keuntungan yang diperoleh perempuan petani sawit.
Kegiatan ini dari dana pengelolaan perkebunan,” katanya.
Hendra mengatakan Samade bekerjasama dengan BPDP untuk mengembangkan produk hilirisasi sawit tersebut. Selama ini banyak tudingan negatif terhadap kelapa sawit, utamanya dari negara Barat.
Dia pun, selaku pengurus Samade dan Owner CV Rumah Tamadun menyuarakan ke negara Barat ketika diundang ke Washington DC bahwa sawit itu produk turunannya banyak sekali seperti Biodiesel 40 (B40) yang merupakan hilirisasi sawit makanya harga jadi tinggi. Banyak sekali turunan dari kelapa sawit yang bisa dimanfaatkan.
“Hilirisasi sawit bagi perempuan petani sawit sangat berpotensi besar mengingat Indonesia saat ini merupakan produsen sawit terbesar dunia, lebih 40 persen minyak nabati dunia dari Indonesia,” tegasnya seraya menambahkan saat ini harga TBS Rp3.000 per kg.
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Helmi Muhansyah di Jakarta yang tampil secara zoom di acara workshop itu mengatakan kelapa sawit pengaruhnya masih sangat besar.
Tahun lalu sebesar 20 miliar dolar AS disumbangkan oleh kelapa sawit. Kurang lebih Rp320 triliun devisa disumbangkan dari negara kita.
Yang menarik lagi, katanya, banyak yang bisa kita gunakan dari kelapa sawit, lidi untuk kerajinan, tas, utk batik. Ada lagi untuk minyak goreng, minyak goreng merah juga jadi roti.
“Banyak yang bisa digunakan. Ini salah satu program pemerintah untuk hilirisasi,” terang Helmi.
Rektor UMSU diwakili Wakil II Akrim SPd,MPd, menyambut baik kegiatan workshop ini, sebab selama ini lahan sawit yang dimiliki oleh UMSU masih memanen tandan sawit segar.
“Dengan pengetahuan pemanfaatan limbah sawit ini, tentu memberi peluang baru bagi UMSU untuk mendapatkan penghasilan baru dari kebun sawit, sembari kita memantapkan SDM dan membuat rencana program yang akan dibuat dari pemanfaatan limbah sawit. Jadi penghasilan kampus bukan saja sektor uang kuliah tapi hasil kebun yang kita hilirisasi,” paparnya.(m22)
Waspada/Anum Saskia
Hendra Dermawan, S.Pd, MM (Cand), Wakil II Rektor UMSU Prof Dr Akrim SPdI, MPd, memberi sertifikat untuk perwakilan peserta kegiatan.
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.