MESKI terancam rubuh, tapi warga miskin Di Besitang ini tetap menempati rumah ini karena sudah tak ada pilihan lain. Waspada/Asrirrais
AFIPUDIN Daulai ada salah satu potret warga miskin di Langkat yang kehidupannya sungguh sangat memprihatinkan. Pria paruh baya ini bersama sang adik menempati rumah yang kondisinya lapuk dan terancam tumbang.
Meski dapat mengancam keselamatan, tapi Afipudin Daulai bersama sang adik, Herman Asani Daulai, 35, yang tuna wicara terpaksa tetap bertahan di ‘istana’ reot tersebut karena keduanya tidak memiliki pilihan lain.
Untuk merehab rumah tersebut kedua abang beradik ini dipastikan tak akan mampu. Tak usahkan merehab rumah, untuk memenuhi kebutuhan hidup buat sejengkal perut saja mereka sulit karena tak ada penghasilan tetap.
Selama ini, Afipudin mencari upah memanjat pohon kelapa. Namun, pekerjaan yang penuh risiko ini tidak setiap saat ada. Untuk tetap bertahan hidup, ia setiap hari terus berjuang mencari pocokan agar perut bisa tetap terisi.
Pria berstatus duda yang tak tamat Sekolah Dasar (SD) ini tak pernah mengenal kata menyerah. Karena tidak banyak memiliki keahlian, ia dengan bermodal tenaga, terus berjuang menjalani kehidupan yang berat ini.
Saat ditemui Waspada di rumahnya yang terletak dI pinggiran paluh Alur Hitam Lingk IX, Kel. Bukit Kubu, Kec. Besitang, Kab. Langkat, Selasa (4/2) petang, Afipudin, tampak sedang duduk di atas lantai yang sudah merata lapuk, bahkan sebagian dari lantai sudah terlepas.
Karena kondisi bangunan rumah sudah miring dan hanya tinggal menunggu waktunya rubuh, wartawan Waspada merasa khawatir untuk masuk ke dalam rumah berukuran 4 x 5 meter ini. Perbincangan hanya berlangsung di depan pintu bagian belakang.
Afipudin ketika itu spontan menyambut kehadiran Waspada. Ia berdiri di bendulan pintu sembari menyingkap karung plastik lusuh yang berfungsi sebagai pengganti daun pintu yang sudah terlepas dari engselnya.
Rumah panggung dengan konstruksi kayu ini sudah tidak memiliki anak tangga, karena tangga bagian depan rumah sudah patah akibat lapuk. Kayu broti galangan lantainya sudah banyak yang patah. Agar rumah tetap berdiri, rumah terpaksa diberikan sokongan.
Apifudin dan adiknya Herman selama ini tidur di dalam ruangan kamar yang hanya disekat dengan terpal berwarna biru. Di rumah yang sudah terancam rubuh inilah tempat kedua pasangan abang adik ini berlindung dari sengatan matahari hari dan dinginnya malam.
Pada siang hari, ruangan rumah panggung ini terlihat terang karena cahaya matahari bebas menerobos masuk karena sebagian dinding sudah terlepas. Sebaliknya, pada malam hari, ruangan berubah menjadi gelap gulita karena tidak ada penerangan listrik.
Pria berdarah Mandailing ini ketika itu tidak terlalu banyak bicara. Ia mengaku ingin memperbaiki rumah tempat tinggalnya, tapi apa daya, sebagai tukang panjat kelapa dan pekerja serabutan, ia tidak mempunya biaya.
Penghasilan yang ia dapat setiap hari dari hasil keringatnya hanya cukup buat memenuhi kebutuhan sejengkal perut. Hasil kerja yang hanya pas-pasan untuk makan membuatnya tak bisa menyisihkan uang untuk memperbaiki rumahnya yang sudah terancam ambruk.
Beberapa waktu lalu, pasca pemberitaan Waspada, salah seorang anggota PWI Langkat Dony Syahputra bersama seorang dermawan, Mulyani, yang merasa tersentuh menyambangi rumah warga miskin itu sembari membawa buah tangan berupa bantuan bahan pokok.
Tidak hanya itu, Dony dan Mulyani memberi uang sebesar Rp2 juta. Uang tersebut dititip di panglong penjual material bangunan. Namun, karena sampai kini belum ada tambahan dana dari para dermawan, uang bantuan tersebut belum dapat digunakan untuk merehab rumah tersebut.
Afipudin dan Herman, adalah salah satu sketsa warga miskin di Langkat yang selama ini luput dari perhatian pemerintah. Program bedah rumah yang selama ini dijalankan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kab. Langkat belum pernah menyasar rumah warga fakir ini.
Agar pasangan abang beradik yang hidup papa ini terhindar dari himpitan material rumah yang hanya tinggal menunggu waktu rubuh, dibutuhkan perhatian dari pemerintah, termasuk bantuan dari kalangan dermawan. WASPADA.id/Asrirrais/F
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.