Pasar Properti Residensial Melemah, Konsep Branded Resorts and Residences Jadi Alternatif Investasi Menarik Di Australia 

  • Bagikan
Pasar Properti Residensial Melemah, Konsep Branded Resorts and Residences Jadi Alternatif Investasi Menarik Di Australia 

MEDAN (Waspada): Kenaikan biaya konstruksi yang cukup drastis, membuat banyak proyek apartemen dikembangkan di luar prime location, sementara pelemahan pasar perkantoran dan industri terjadi di seluruh dunia.

Mengutip riset Savills, pasar perkantoran Hongkong dan China turun hingga 35%, Sedangkan tingkat kekosongan perkantoran di Indonesia yang mencapai 25%, sepadan dengan pasar perkantoran New York, Los Angeles, Jepang, Vietnam, dan Hong Kong.

“Bahkan, Savills menyebut pasar perkantoran Hong Kong menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan tingkat kekosongan yang mencapai rekor tertinggi dan penurunan sewa sebesar 40% sejak 2019,”ujar CEO dan Founder One Global Capital, Iwan Sunito, dalam siaran pers di Medan, Selasa (4/2).

Hal serupa pun terjadi di Australia. Data dari CoreLogic dan PropTrack yang menggunakan dua metodologi berbeda menunjukkan, pada Desember 2024, nilai properti hunian di Australia mengalami penurunan bulanan pertama dalam dua tahun terakhir.
‘Industri properti di Australia saat ini sedang mengalami kontraksi yang sangat berpengaruh pada kondisi pasar. Hal ini terlihat dari terjadinya pelemahan auction rate di Australia pada awal tahun 2025,” ujar Iwan Sunito.

Tingkat penjualan lelang atau auction rate Australia di tahun 2025, diprediksi berada di kisaran menengah, di mana sebagian besar pakar memperkirakan terjadi sedikit pelunakan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Auction Rate berpotensi berada di angka rata-rata 55% – 65% secara nasional. Namun, angka ini dapat bervariasi secara signifikan, tergantung pada lokasi spesifik dan kondisi pasar di Australia.
Sebagai informasi, tingkat penjualan lelang (auction rate) menunjukkan kepercayaan konsumen terhadap pasar. Angka auction rate menggambarkan seberapa besar keinginan konsumen untuk mengajukan penawaran dan/atau bersaing mendapatkan properti.
Sebagai gambaran, auction rate 70% ke atas adalah pasar penjual (seller’s market), 60% – 70% menunjukkan pasar normal, sementara 60% ke bawah merupakan pasar pembeli (buyer’s market).

“Meningkatnya biaya konstruksi hingga 30% dalam 5 tahun terakhir, kenaikan suku bunga hingga 3 kali, melunaknya pasar pembeli, serta menurunnya jumlah imigran dari China turut mempengaruhi kondisi saat ini,” jelas Iwan.

Hal yang menarik, imbuh Iwan, One Global Capital terus mengalami akselerasi atas Branded Resort and Residences nya.
“Ini menegaskan bahwa meskipun pasar residential mengalami perlambatan, namun di sisi lain pasar dengan konsep resorts and residences atau mixed-use mengalami penguatan,” terangnya.

Branded Residences adalah properti mewah yang dikaitkan dengan merek-merek bergengsi. Biasanya pihak pengembang bermitra dengan grup perhotelan terkemuka, desainer, atau perusahaan gaya hidup mewah. Hunian ini menawarkan kepemilikan properti pribadi dengan layanan dan fasilitas yang biasanya hanya bisa ditemukan di hotel bintang lima.

“Pembangunan One Global Capital Resorts and Residences tidak hanya akan menyediakan rumah tetapi juga akses ke layanan dan fasilitas eksklusif. Penghuni dapat menikmati fasilitas kelas satu seperti restoran, bar, layanan tata graha (housekeeping), pramutamu, perawatan hewan peliharaan, kolam renang, pusat kebugaran, spa, dan banyak lagi,” papar Iwan.

Untuk peluang Investasi disektor perhotelan, Iwan Sunito tetap optimistis. Dia bahkan mengajak para investor harus selalu jeli dalam melihat peluang dari setiap tantangan yang muncul.
“Kita harus bisa mengubah hambatan menjadi sebuah kesempatan. Saat ini, saya melihat sektor perhotelan menjadi alternatif investasi yang seksi sekaligus menjadi sebuah solusi,” paparnya.

Dilain pihak, Direktur Riset SQM, Louis Christopher memprediksi permintaan perumahan (hunian) di Sydney akan mengalami penurunan, meskipun terjadi pertumbuhan populasi dan kekurangan unit hunian (backlog) yang besar.
“Turunnya permintaan hunian tersebut menjadi tanda bahwa ekonomi semakin melemah dan calon konsumen menjadi lebih ragu untuk membeli,” katanya.

Dia menuding pertumbuhan ekonomi yang lesu selama tahun 2024 dan pertumbuhan ekonomi Australia yang lebih lambat dari peningkatan populasi, sebagai penyebab utama.
“Penyebab lain adalah kenaikan biaya hidup yang tinggi. Hal ini membuat banyak rumah tangga mengalami kemunduran finansial dan tidak mampu menginvestasikan lebih banyak uang untuk membeli hunian,” terangnya. (h01)


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Pasar Properti Residensial Melemah, Konsep Branded Resorts and Residences Jadi Alternatif Investasi Menarik Di Australia 

Pasar Properti Residensial Melemah, Konsep Branded Resorts and Residences Jadi Alternatif Investasi Menarik Di Australia 

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *