MEDAN (Waspada): Wakil Menteri (Wamen) Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Dikti Saintek) Prof. Dr. Fauzan, MPd meminta para pemimpin Perguruan Tinggi Swasta (PTS) melakukan inovasi dan improvisasi dalam upaya memajukan PTS masing-masing.
“Kita ini adalah kumpulan para pemimpin perguruan tinggi. Tanggung jawab kita membuat inovasi, membuat perguruan tinggi maju. Tentunya tertib saja tidak cukup. Kita bisa cukup dan diperhitungkan dengan keunggulan,” sebut Wamen Dikti Saintek dalam sharing session bertema Implementasi Arah dan Kebijakan Pendidkan Tinggi Indonesia Berdasarkan Asta Cita, digelar Aliansi Penyelenggara Perguruan Tinggi Indonesia (APPERTI) dan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Sumatera Utara, Sabtu (1/2) di Santika Premiere.
Wamen menyampaikan itu menanggapi sejumlah pertanyaan para pemimpin PTS mengenai Peraturan Menteri (Permen) yang baru, yakni tentang organisasi dan tata kerja Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.
Wamen merupakan mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu kemudian menjabarkan pengalamannya selama dua periode memimpin UMM (2016-2024). “Bagi UMM saat itu, jika saya harus mengejar dengan jalan sama dengan tetangga kami, jelas tidak mungkin. Apalagi bila berbicara soal guru besar, karena ketika itu UMM hanya punya puluhan guru besar saja, sedangkan tetangga 200 lebih. Jawabannya harus pandai berimprovisasi,” sebutnya.
Ia mengatakan, jangan karena sistem, karena regulasi, kita malah tertinggal. “Apa kata pak menteri, ngapain kita mengabdi pada sistem, kita ini mengejar ketertinggalan, bukan sistem,” ujarnya menjelaskan, regulasi yang tidak memberikan peluang bagi perguruan tinggi untuk maju, untuk responsive terhadap kondisi lingkungan, itu semua akan dievaluasi.
“Memang dalam Permen ada klausal yang mengatur mahasiswa lulus 3,5 sampai 5 tahun. Tapi hampir tidak ada perguruan tinggi mendesain mahasiswa lulus 3,5 tahun. Jika ada yang lulus 3,5 tahun bukan karena desain, tapi karena mahasiswanya yang tekun. Karenanya, untuk memperoleh kepercayaan masyarakat, buat kepastian. Jika kita sudah bisa buat kepastian mahasiswa lulus 3,5 tahun, masyarakat akan percaya. Namun ada konsekuensi logis yang harus dipenuhi. Tentu saja sajian kurikulum, kemudian kita buat konversi ekuivalensi (penyesuaian kurikulum) dan cara-cara membuat tugas akhir,” terangnya.
Kemudian, kata Wamen, jika lulus pastikan mahasiswa bisa mandiri dan bekerja. “Mahasiswa harus sudah siap di training, siap diterima.”
Sementara, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I Sumut Prof. Saiful Anwar Matondang, MA, PhD pada kesempatan itu, berbicara tentang kendala dan permasalahan yang kerap terjadi saat PTS mengajukan akreditasi, yakni HPS nya dipertanyakan. “Saya sudah 30 tahun di PTS, jadi tau masalahnya apa. Saran saya, pimpinan perguruan tinggi tidak mendudukkan kepala prodi kepada yang baru tamat S2, tapi yang berpengalaman, yang bisa membimbing mahasiswa,” katanya.
Di tempat sama, Ketua APPERTI Sumut Ir. Indra Gunawan, MP didampingi Ketua APTISI Sumut Dr. M. Isa Indrawan, SE, MSi, Sekretaris APPERTI Sumut Dr. Wardayani, SE, MSi dan Wakil Sekretaris M Taufik Nasution, SH, MH, Bendahara APPERTI Sumut Dato’ Seri Adil Freddy Haberham, SE, Sekretaris APTISI Sumut Suprianto, SP, MSi dan Bendahara APTISI Sumut Dr. Siti Nurmawan Sinaga, SKM, M.Kes mengatakan, sharing session tidak hanya sebagai wadah sosialisasi program Kemendikti kepada BP PTS dan Pimpinan PTS, tapi juga sebagai sarana penyampaian usulan/masukan kepada pemerintah terkait tata kelola pendidikan tinggi melalui Kemendikti Saintek.
Sebelumnya, kegiatan dibuka dengan pendahuluan dari Ketua Umum APTISI Prof. Dr. Ir. M. Budi Djatmiko, MSi, MEI, yang menjelaskan berbagai masalah dan tantangan pendidikan di Indonesia. Ia juga menjabarkan solusi, serta strategi bahagia belajar. Paparan Budi Djatmiko ini akan menjadi masukan bagi Kementerian Dikti Saintek.
Tampak hadir mengikuti sharing session, para pimpinan Badan Penyelenggara PTS dan Rektor/Pimpinan PTS di lingkungan LLDIKTI Wilayah Sumatera Utara yang tergabung dalam APPERTI dan APTISI, berjumlah 198 orang peserta.(m19)
Waspada/Ist
Wamen Dikti Saintek Prof. Fauzan menerima plakat dari PT Pos Indonesia_salah satu pendukung acara, bersama Ketua Umum APTISI Prof M. Budi Djatmiko dan Rektor UISU Prof Safrida, disaksikan pengurus APPERTI dan APTISI Sumut, Sabtu (1/2).
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.