Aceh Tamiang Butuh Lokasi TPA Penyangga Dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu

- Aceh
  • Bagikan
Aceh Tamiang Butuh Lokasi TPA Penyangga Dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu

Petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) ACEH Tamiang mengangkut sampah untuk dibuang ke TPA sampah. (Waspada/Yusri).

ACEH TAMIANG (Waspada): Persoalan sampah bukanlah suatu permasalahan yang dinilai secara kasat mata merupakan persoalan yang mudah dalam penanganannya, malahan menjadi sebuah dinamika tantangan besar bagi suatu daerah untuk penanganan serta pengelolaannya secara efisien.

Khususnya untuk Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, dimana sampah yang dihasilkan dari rumah tangga,rumah makan,warung-warung kopi,pasar (pajak) untuk wilayah perkotaan dalam penanganan masih terus berjalan secara efektif dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Aceh Tamiang.

Namun, di samping tugas sehari-sehari dalam menjaga kebersihan,DLH Aceh Tamiang menyimpan rasa pahit yang tidak tahu kemana akan disampaikan,terutama kebutuhan operasional serta sarana dan prasarana pendukung dalam penanganan sampah yang kian hari semakin meningkat jumlahnya,termasuk lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Kampung Durian,Kecamatan Rantau disebut-sebut sudah kurang maskimal dalam menampung sampah serta membutuhkan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST).

Aceh Tamiang Butuh Lokasi TPA Penyangga Dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu

Syurya Luthfi,Kepala Dinas Lingkungan Hidup Aceh Tamiang kepada Waspada Minggu (2/2) dengan raut senyuman manisnya mengakui,dalam penanganan sampah seperti dikawasan kota Kuala Simpang, Karang Baru dan beberapa kota kecamatan lainnya masih bisa ditangani,meski terbatasnya armada angkutan.

“Penanganan sampah ini sebenarnya sangat urgen,bayangkan saja bila sampah yang berada ditempat-tempat pembuangan sampah tidak diangkut beberapa hari saja untuk dibawa ke TPA sampah,pastinya menimbulkan bau kurang sedap dan efek lainnya sehingga mengganggu kenyamanan masyarakat,”ujarnya.

Menurutnya,petugas mengangkut sampah ditiga waktu yaitu mulai pagi,siang dan malam hari dengan armada yang tergolong masih minim. “ Perkiraan sampah untuk beberapa kota kecamatan seharinya itu mencapai 35-40 ton, bila hari libur seperti lebaran Idul Fitri,Idul Adha ini bisa mencapai 80 ton perharinya,”terang Syurya didampingi para kepala bidang (Kabid) serta stafnya.

Terkait kondisi TPA sampah Kampung Durian, Syurya Luthfi mengutarakan kendala disana saat ini bukan hanya lokasi yang ada sudah kurang memadai,tapi prasarana seperti alat berat untuk mendorong atau kebutuhan lainnya di TPA sampah juga dibutuhkan biaya perawatan yang memadai.

“Ya,anggaran perawatan dua unit alat berat untuk DLH Aceh Tamiang masih minim dan terbatas”sebutnya sembari mengharapkan dukungan dari legislatif agar dapat mencurahkan perhatian kedepannya dalam membantu kebutuhan prasarana pendukung untuk penanganan sampah menjadi lebih optimal,terutama alat berat escavator.

Disamping itu,Syurya mengungkapkan,ada hal yang urgen lainnya juga yaitu pihaknya masih terkendala belum adanya dokumen master plan persampahan dan road map nya. “Dokumen ini dinilainya sangat penting dalam upaya pengusulan bantuan untuk TPA dan TPST dari pemerintah pusat,karena setiap kita mengajukan usulan bantuan ke pusat harus dilengkapi dengan dokumen master plan,”ujarnya.

Bahkan saat ini kontainer sampah banyak yang sudah usang dan rusak serta ada permintaan di beberapa lokasi untuk menempatkan kontainer sampah, tetapi pihaknya belum bisa mengakomodir kebutuhan tersebut karena tidak ada anggaran untuk pembuatan kontainer sampah dimaksud. “Untuk kebutuhan penambahan kontainer sampah,anggaran pembuatan master plan TPA sampah dan prasarana lainnya sudah kita ajukan anggarannya,tapi belum terakomodir di anggaran daerah tahun ini,”ucap Syurya.

Syurya mengharapkan juga kedepannya kepada Bupati – Wakil Bupati Aceh Tamiang terpilih serta DPRK Aceh Tamiang agar dapat membantu berbagai kebutuhan untuk upaya penanganan sampah di kabupaten aceh tamiang, termasuk juga kesejahteraan yang masih minim bagi para pekerja kebersihan,baik sebagai petugas penyapu,pengangkut maupun pengumpul sampah serta petugas di TPA.

“Untuk tugas ini hanya para petugas tersebut yang sanggup mengerjakannya, kalau kita bayangkan kita yang mengerjakannya semua mungkin tidak akan sanggup mengerjakannya,dari bau busuk sampahnya saja sudah tidak sanggup,apalagi memegang dan mengangkut sampahnya, begitu mulia pekerjaan para petugas kita walaupun dicela, dilecehkan bahkan mendapat perlakuan kasar oleh oknum masyarakat, ”demikian ungkap Syurya.(b15).


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Aceh Tamiang Butuh Lokasi TPA Penyangga Dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu

Aceh Tamiang Butuh Lokasi TPA Penyangga Dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *