MEDAN (Waspada): Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Kota Medan, Ir. Malik Assalih Harahap, ST, M.M, IPM, mengapresiasi langkah Wali Kota Medan, Bobby Nasution, dalam memberdayakan insinyur lokal untuk proyek infrastruktur di Kota Medan.
Salah satu pencapaian terbaru adalah selesainya proyek Underpass Jalan HM Yamin, yang diresmikan pada Rabu, 15 Januari 2025 kemarin.
Menurut Malik Harahap, proyek ini menjadi kebanggaan tersendiri karena tidak hanya menggunakan APBD Pemko Medan, tetapi juga dikerjakan sepenuhnya oleh insinyur lokal. Selain itu, proyek Overpass Jalan Stasiun juga melibatkan sumber daya manusia (SDM) dari Medan.
“Kami sangat mengapresiasi Wali Kota Medan Bobby Nasution, yang juga Pembina PII Cabang Kota Medan, karena langkah ini sejalan dengan peran PII dalam mendukung pemerintah dalam penyediaan tenaga ahli serta perumusan kebijakan terkait keinsinyuran. Hal ini sesuai dengan UU No. 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran serta PP No. 25 Tahun 2019 tentang pelaksanaan undang-undang tersebut,” ujar Malik Harahap dalam keterangan persnya pada Rabu (29/1) di Sekretariat PII Cabang Kota Medan, Komplek Purizahara 2 Blok P No. 03, Simpang Selayang, Medan.
Bergabung Dengan PII
Lebih lanjut, Malik menjelaskan bahwa PII adalah wadah berhimpunnya insinyur yang melaksanakan penyelenggaraan keinsinyuran di Indonesia.
Saat ini, anggota PII Cabang Kota Medan berjumlah 1.665 orang, jumlah yang masih kecil dibandingkan banyaknya lulusan teknik dan bidang keinsinyuran lainnya dari berbagai perguruan tinggi di Medan.
“Kami mengimbau kepada para insinyur di Kota Medan untuk segera bergabung dengan PII melalui website https://updmember.pii.or.id/auth/register atau datang langsung ke sekretariat kami di Komplek Purizahara 2 Blok P No. 03, Simpang Selayang, Medan. Bisa juga menghubungi Admin PII Medan, Muhammad Andrisyam, ST, di nomor 081533474165,” tambahnya.
Menurut UU No. 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran, setiap insinyur yang ingin melakukan praktik keinsinyuran di Indonesia wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI) yang hanya bisa dikeluarkan oleh PII.
Malik Harahap juga menegaskan bahwa insinyur memiliki peran strategis dalam mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Insinyur berperan penting dalam mendukung program prioritas nasional seperti hilirisasi industri, ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan air, serta swasembada pangan.
“Indonesia telah dipimpin oleh tiga presiden berlatar belakang insinyur, yakni Ir. Soekarno, Prof. Dr. Eng. Ir. B.J. Habibie, dan Ir. Joko Widodo. Peran insinyur sangat luas, mencakup bidang sipil, mesin, industri, kimia, elektro, lingkungan, pertambangan, perkapalan, kehutanan, pertanian, penerbangan, peternakan, dan lainnya,” jelasnya.
Namun, Malik menyoroti bahwa Indonesia masih kekurangan insinyur jika dibandingkan dengan negara lain. Saat ini, rasio sarjana teknik di Indonesia hanya 5.300 per satu juta penduduk, jauh di bawah Korea Selatan (25.000 per satu juta penduduk) dan Vietnam (9.000 per satu juta penduduk).
“Dengan kondisi ini, Indonesia masih membutuhkan banyak insinyur untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” pungkas Malik Harahap, yang juga merupakan Sekretaris Ikatan Alumni Teknik Sipil USU (IkATSi USU) serta mantan Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Provinsi Sumatera Utara.(cbud)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.