MEDAN (Waspada): Pihak sekolah dan guru diminta tetap memberikan tugas dan kegiatan kepada siswa-siswa nya, jika nantinya pemerintah memberlakukan libur sekolah selama Bulan Ramadan. Hal ini agar para siswa tetap aktif dan tidak ketinggalan mata pelajaran, serta terhindar dari kegiatan negatif.
Hal ini dikatakan Wakil Ketua DPRD Kota Medan, H Rajudin Sagala, kepads Waspada, Kamis (16/1), menanggapi wacana pemerintah meliburkan belaja mengajar selama Ramadan.
“Memang ada plus minusnya kalau diliburkan sekolah selama Ramadan. Bagi anak-anak yang memang terbiasa dengan kegiatan kurang positif, maka ketika libur sekolah itu akan sangatt dikhawatirkan oleh para orangtua siswa,” ujarnya.
Namun, lanjut politisi PKS ini, bagi orangtua dan guru yang telah membiasakan kegiatan positif, maka libur selama Ramadan itu sangat menguntungkan. “Anak-anak bisa fokus beribadah, lebih khusuk, ikut tafarus, tarawih dan pesantren kilat. Karena libur sekolah kan bukan betarti libur ibafah dan belajar. Jadi guru bisa memberikan kegiatan positif itu khususnya dalam keagamaan. Lomba baca Alquran, hafalan serta kegiatan positif lainnya. Kalaupun dikasih tugas sekolah, akan siswa kerjakan dengan arahan dari guru nya,” kata Rajudin.
Hal ini, katanya lagi tidak akan membuat siswa harus ketinggalan mata pelajaran, karena guru dan orangtua sudah membuat program belajar meski tidak harus datang ke sekolah. “Selama ini juga kalau Ramadan, siswa hanya efektif belajar selama 2 minggu, karena diawal ramadan biasanya diliburkan. Jadi kalaupun memang harus libur full ramadan, artinya tidak akan banyak mempengaruhi ketinggalan mata pelajaran,” tuturnya.
Sementara Ketua Komisi II DPRD Kota Medan, Kasman Bin Marasakti Lubis, mengatakan, libur sekolah selama Ramadan itu, memang menjadi kerja keras para orangtua yang harus mendisiplinkan anaknya untuk tidak melakukan kegiatan negatif. “Kalau mereka di rumah saja, maka anak-anak tidak akan lepas dari HP, kumpul-kumpul asrama subuh dan bahkan dikhawatirkan melakukan kriminalitas. Jadi orangtua harus ekstra perhatian kepada anak-anaknya,” kata Kasman.
Untuk itu, katanya harus ada edukasi dan solusi diberikan pemerintah kalau wacana libur sekolah full ramadan itu diberlakukan. “Di Arab saja tidak ada libur sekolah selama Ramadan. Kalau menurut saya tidak harus libur, anak-anak tetap sekolah tapi dengan waktu pulang sekolah dipercepat, atau diberikan kegiatan yang isinya berkaitan dengan ramadan,” ucapnya.
Namun, kalaupun nantinya harus diliburkan full Ramadan, maka pemerintah harus memberi solusi dengan memberi arahan kepada dinas terkait dan pihak sekolah, agar mengisi kekosongan proses belajar di sekolah itu dengan tetap berikan tugas dengan arahan dari guru. Karena tidak bisa juga pembinaan siswa dilimpahkan seluruhnya ke orangtua,” pungkas Kasman. (h01)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.