MEDAN (Waspada): Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan pada bulan September 2024 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) sebanyak 1.110,92 ribu jiwa atau sebesar 7,19 persen terhadap total penduduk Provinsi Sumatera Utara.
Jumlah penduduk miskin tersebut menurun jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2024 yang mencatatkan jumlah penduduk miskin sebanyak 1.228,01 ribu jiwa atau sebesar 7,99 persen.
“Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 117,1 ribu jiwa pada periode Maret 2024 – September 2024, dengan penurunan persentase penduduk miskin sebesar 0,80 poin,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Asim Saputra, Rabu (15/1).
Asim menyebutkan, berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2024 – September 2024, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang sebanyak 73,7 ribu jiwa, sedangkan di perdesaan berkurang sebanyak 43,4 ribu jiwa, dengan persentase penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami penurunan sebesar 0,92 poin sementara di perdesaan
mengalami penurunan sebesar 0,64 poin.
Perkembangan Garis Kemiskinan
Pada kesempatan itu, Asim Saputra juga menjelaskan, Garis Kemiskinan adalah besaran jumlah rupiah yang ditetapkan sebagai suatu batas pengeluaran minimal untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang.
“Garis kemiskinan sangat dipengaruhi oleh faktor harga pasar komoditi yang dibeli dan dikonsumsi, yang cenderung naik dari waktu ke waktu, sehingga garis kemiskinan cenderung meningkat juga dari waktu ke waktu. Penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran konsumsi per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan,” ujarnya.
Pada September 2024 garis kemiskinan di Sumatera Utara sebesar Rp648.336,- per kapita per bulan. Untuk daerah perkotaan, garis kemiskinannya sebesar Rp674.427- per kapita per bulan, dan untuk daerah perdesaan sebesar Rp.614.445,- per kapita per bulan.
Jika dibandingkan dengan garis kemiskinan Maret 2024 (Rp642.423,-/kapita/bulan), garis kemiskinan Sumatera Utara naik sebesar 0,92 persen. Garis kemiskinan di daerah perkotaan naik 0,97 persen dan garis kemiskinan di perdesaan juga naik sebesar 0,69 persen.
“Dengan memerhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK) pada September 2024, yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), bahwa peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada September 2024 sebesar 76,46 persen,” jelasnya.
Asim menyebutkan, pada September 2024, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap Garis Kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya hampir sama. Beras masih berperan sebagai penyumbang terbesar Garis Kemiskinan baik di perkotaan (22,48%) maupun di perdesaan (29,68%).
Empat komoditi makanan lainnya penyumbang terbesar Garis Kemiskinan di perkotaan adalah rokok kretek filter (11,69%), tongkol/tuna/cakalang (4,50%), telur ayam ras (3,96%), dan daging ayam ras (3,90%). Demikian juga di perdesaan, empat komoditi makanan lainnya penyumbang terbesar terhadap Garis Kemiskinan adalah rokok kretek filter (8,09%), telur ayam ras (3,30%), tongkol/tuna/cakalang (3,22%) dan daging ayam ras (2,93%).
Untuk komoditi bukan makanan, biaya perumahan masih berperan sebagai penyumbang terbesar Garis Kemiskinan baik di perkotaan (6,33%) maupun di perdesaan (6,01%). Empat komoditi bukan makanan lainnya penyumbang terbesar Garis Kemiskinan di perkotaan adalah bensin (3,64%), listrik (3,03%), biaya pendidikan (2,05%), dan perlengkapan mandi (1,27%).
“Sedangkan di perdesaan, empat komoditi bukan makanan lainnya penyumbang terbesar terhadap Garis Kemiskinan adalah bensin (3,31%), biaya pendidikan (1,77%), listrik (1,59%), dan perlengkapan mandi (1,09%),” pungkasnya. (m31)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.