MEDAN (Waspada): Bencana longsor yang berulangkali terjadi di ruas jalan nasional Medan-Berastagi, telah mengundang keprihatinan berbagai kalangan. Pemerintah didesak agar segera membangun ruas jalan tol Medan-Karo guna mengatasi masalah gangguan transportasi akibat bencana alam tersebut.
Adalah Dr. Parlindungan Purba, SH, MM, tokoh masyarakat Sumatera Utara yang sangat peduli terhadap masalah gangguan transportasi di jalur Medan – Berastagi. Saat dihubungi Waspada, Senin (30/12),.
Dr. Parlindungan Purba, SH, MM mengaku sedang meninjau tebing di sisi jalan Medan-Berastagi tepatnya di kawasan PDAM Tirtanadi, Sibolangit yang baru-baru ini mengalami longsor. “Mengingat intensitas hujan masih cukup tinggi, semoga tidak terjadi lagi bencana longsor menjelang pergantian tahun nanti. Karena pada libur tahun baru, banyak masyarakat yang berwisata ke Berastagi,” ujarnya.
Saat ini, kata Parlindungan, pemerintah sedang gencar membangun Tol Trans Sumatera. Karena itu, sudah selayaknya pemerintah juga membangun jalan tol Medan-Karo guna mendukung pertumbuhan ekonomi di Deliserdang, Karo, Dairi, Simalungun, Pakpak Bharat, bahkan hingga Provinsi Aceh. Sebab, wilayah tersebut terkenal kaya akan potensi wisata, pertanian dan lain-lain.
engenai adanya usulan pembangunan jalur alternatif Rawasaring (Tanjungmorawa- Saribudolok-Tongging), Parlindungan berpendapat, usulan tersebut sangat bagus. Namun, peningkatan jalur Rawasaring menjadi jalan nasional, membutuhkan dukungan APBN sehingga proses pembangunannya membutuhkan waktu relatif lama. Berbeda dengan pembangunan jalan tol Medan-Karo. Dalam hal ini, pemerintah bisa bekerjasama dengan investor, tanpa harus menunggu alokasi dana dari APBN. Sehingga pembangunannya lebih cepat terealisasi.
“Gangguan transportasi yang kerap terjadi di jalur Medan-Berastagi, bukan hanya disebabkan bencana alam. Terkadang ada truk yang mogok, juga bisa menyebabkan kemacatan. Jadi, pembangunan jalan tol merupakan solusi dalam mengatasi gangguan transportasi pada jalur Medan-Berastagi. Sedangkan jalur Rawasaring tetap menjadi alternatif, hingga pemerintah memiliki anggaran untuk meningkatkan statusnya menjadi jalan nasional,” kata Parlindungan.
Longsor
Bencana longsor yang terjadi di jalan lintas Medan-Berastagi kawasan Desa Sembahe, Kecamatan Sibolangit, Selasa (26/11) malam sekira pukul 23:00, menyebabkan 10 orang meninggal dunia dan 23 lainnya luka-luka.
Selain itu, bencana longsor sebanyak 13 titik sepanjang 3 km mulai dari Jembatan Sembahe hingga RM. Cindelaras Sibolangit itu, menyebabkan sejumlah kendaraan rusak berat.
Berdasarkan catatan Waspada, wacana pembangunan jalan tol Medan – Karo tersebut pernah dilontarkan Dr. Parlindungan Purba, SH, MM ketika masih menjabat sebagai anggota DPD RI di tahun 2017.
Saat berbicara kepada Waspada di tahun 2017, Parlindungan Purba mengaku sudah mendesak pemerintah pusat untuk membangun jalan tol Medan – Karo, termasuk mengembangkan tol Medan – Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara.
“Pemerintah sudah membangun jalan tol ke arah Binjai, Belawan dan Tebingtinggi. Harapannya ada pembangunan jalan tol ke arah Kabupaten Karo,” ujarnya.
Pada 28 Februari 2023, Parlindungan Purba kembali menyuarakan pentingnya pembangunan ruas jalan tol Medan – Karo. Sebagai tokoh masyarakat Sumut, Parlindungan meminta semua kalangan mendukung terwujudnya pembangunan jalan Tol Medan – Karo yang sudah mendapat dukungan kuat dari pemerintah pusat.
Beberapa hari lalu, massa Forum Masyarakat Nasional (Formanas) menggelar unjukrasa di Kantor Gubernur Sumut Jl. Diponegoro, Medan. Massa yang terdiri dari puluhan warga, sopir bus, pengusaha transportasi dan mahasiswa ini, mendesak pemerintah agar segera membangun jalan Tol Medan-Karo.
Dalam orasinya, pengunjukrasa menyatakan, sekitar 5 tahun lalu, mereka sudah berorasi ke istana, agar jalan layang atau jalan tol (Medan-Karo) direalisasikan.
Namun, hingga aksi unjukrasa kembali digelar pada Rabu, 18 Desember 2024, pemerintah belum juga merealisasikan pembangunan jalan layang atau jalan tol.
Sebelumnya, ratusan warga dari enam kabupaten di Sumatera Utara (Sumut) berunjukrasa, Selasa, 27 Agustus 2019. Mereka mendesak pemerintah agar membangun ruas jalan tol Medan-Karo.
Massa Forum Masyarakat Nasional (Formanas) itu merupakan perwakilan masyarakat Kabupaten Karo, Dairi, Simalungun, Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat dan Samosir. Mereka mendatangi gedung DPRDSU di Jl. Imam Bonjol, Medan.
Dalam aksinya, mereka membawa serta sejumlah spanduk dan poster yang mendesak pemerintah untuk membangun jalan tol, yang juga akan bermanfaat bagi masyarakat Aceh.
Jalan Medan-Berastagi yang panjangnya sekitar 70 kilometer, merupakan akses utama menghubungkan Medan sebagai ibukota provinsi, dengan enam kabupaten.
Meeningkatnya jumlah kendaraan yang tidak dibarengi dengan peningkatan kapasitas jalan, membuat jalur Medan-Berastagi sering mengalami kemacatan sangat parah.
Jika terjadi kemacatan akibat kecelakaan, kerusakan kendaraan atau bencana longsor, maka jalur yang biasanya ditempuh dalam dua jam, bisa menjadi delapan jam. Hal ini sangat mengganggu distribusi produk pertanian dan barang.(m09)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.