Dosen USU Dapat Hibah Produk Inovasi Hasil Temuan Riset

  • Bagikan
Dosen USU Dapat Hibah Produk Inovasi Hasil Temuan Riset
Dosen memperlihatkan temuan riset berupa pelet kelinci. (Waspada/Ist)

DELISERDANG (Waspada): Tim Dosen dan Mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara (USU) mendapatkan dana bantuan dalam program hibah komersialisasi produk inovasi tahun 2024 yang dilaksanakan melalui Badan Pengembangan Riset Inovasi USU pada produk Pelet Kelinci (Ecoliv.Id: Rabbit Feed Premium) sebagai hasil temuan riset berupa pelet kelinci dengan beberapa varian.

Program pengembangan produk dari ECOLIV.ID: Rabbit Feed Premium dalam Hibah Komersialisasi Produk Inovasi USU berlangsung sejak September 2024 di USU dan Desa Perpanden, Berdikari, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang yang diketuai oleh Galih Ari Wirawan Siregar, S.Pt., M.Si sebagai dosen Peternakan USU dengan tim yaitu Dr. Lukman Adlin Harahap, STP., M.si. dari dosen Keteknikan Pertanian USU, Dr. Rulianda Purnomo Wibowo, S.P., M.Ec dari Dosen Agribisnis USU dan Hayatunnufus, S.Kom., M.Cs dari dosen ilmu komputer Fasilkom-TI USU.

Galih, kepada Waspada, Rabu (18/12) mengatakan bahwa program ini bertujuan untuk mendorong komersialisasi dan mengembangkan hasil riset dan inovasi civitas akademika USU sebagai solusi permasalahan yang ada di masyarakat. Salah satu kebutuhan dari komunitas peternak dan penghobi kelinci adalah kebutuhan pelet kelinci yang memiliki kualitas baik dan terjangkau.

“Juga Scale Up bisnis inventor dan inovator civitas akademika USU melalui peningkatan omzet penjualan, volume dan kapasitas produksi, dan memperluas akses pasar,” katanya.

Galih juga menjelaskan bahwa produk inovasi yang dikembangkan berupa pelet kelinci komplit, pelet kelinci berbahan herbal dari kombinasi daun jambu biji dan daun kelor sebagai anti diare dan pelet kelinci booster berbasis maggot (belatung) lalat tentara hitam (black soldier fly).

“Pelet ini bisa menjadi solusi untuk pakan yang berkualitas baik, mudah didapat dan harganya terjangkau. Penggunaan maggot selain untuk menguraikan limbah organik, juga sebagai sumber protein. Maggot dapat menjadi pengganti sumber protein yang saat ini mahal dan susah didapat seperti bungkil kedelai maupun tepung ikan,” jelasnya.

“Pelet kelinci herbal berbahan baku daun jambu biji dan daun kelor berfungsi untuk mengurangi tingkat mortalitas(kematian) pada kelinci umur 1-3 bulan,” tambahnya.

Galih menyebut, dalam kegiatan yang berlangsung selama 4 bulan ini, tim mereka diberi kesempatan untuk menggali pasar, marketing, mengelola sosial media dan meningkatkan kapasitas produksi.

“Selama program berlangsung, konsumen yang membeli meliputi peternak, pecinta kelinci hias dan civitas akademika yang aktif penelitian di bidang kelinci. Selain itu, pelet ini sudah dipatenkan dan sudah memiliki nomor induk berusaha,” tutup Galih. (a16)




Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *