Scroll Untuk Membaca

Pendidikan

42 Mahasiswa dari Indonesia Timur Raih Beasiswa Eramet dan Kitong Bisa Foundation

42 Mahasiswa dari Indonesia Timur Raih Beasiswa Eramet dan Kitong Bisa Foundation

JAKARTA (Waspada): Sebanyak 42 mahasiswa dari wilayah Timur Indonesia, berhasil lolos seleksi beasiswa Eramet yang dilaksanakan Kitong Bisa Foundation (KBF) ndonesia. Para mahasiswa berasal dari Maluku Utara, Papua dan Sulawesi. Pendaftaran program beasiswa ini sejak 27 Agustus 2024 hingga 6 September 2024 lalu. Penerima beasiswa dipilih berdasarkan kriteria khusus yang mencakup prestasi akademik, latar belakang ekonomi, serta komitmen mereka untuk kembali membangun daerah
asal.

Peserta beasiswa yang lolos seleksi dipilih untuk jenjang Sarjana, Pascasarjana, dan Doktor dalam periode dua tahun ke depan. Para penerima akan mendapatkan bantuan biaya pendidikan (SPP), tunjangan biaya hidup, serta biaya buku untuk mendukung proses belajar mereka.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

42 Mahasiswa dari Indonesia Timur Raih Beasiswa Eramet dan Kitong Bisa Foundation

IKLAN

Melalui program ini, para mahasiswa juga akan mendapatkan pelatihan tambahan untuk meningkatkan kemampuan teknis
dan non-teknis.

“Hal ini sebagai bentuk komitmen dan dukungan Eramet untuk mengurangi kesenjangan akses
ke pendidikan berkualitas di Indonesia Timur,” ujar Chief Sustainability and External Affairs Officer Eramet Virginie de Chassey, saat diskusi panel dan upacara pemberian beasiswa simbolis
kepada peserta di Jakarta, Jumat (22/11/2024).

Guna mencapai hal tersebut Eramet bekerja sama dengan KBF,
sebuah organisasi nirlaba yang berkomitmen pada peningkatan pendidikan serta menanggulangi
ketidaksetaraan pendidikan di Indonesia Timur. Program beasiswa ini juga sejalan dengan peta jalan CSR Eramet, “Act for Positive Mining”, yang
berfokus pada percepatan pengembangan lokal dan berkelanjutan di komunitas serta wilayah operasional.

“Program ‘Eramet Beyond’ memiliki ambisi, khususnya untuk mengurangi ketidaksetaraan dalam
pendidikan dan gender. Kami berkomitmen untuk berkontribusi pada misi ini dengan memberikan
dukungan pendidikan kepada masyarakat di sekitar area operasional kami di setiap negara tempat kami
beroperasi,” ujar Virginie de Chassey.

Perusahaan juga fokus pada mendorong generasi muda di daerah terpencil untuk melanjutkan pendidikan tinggi mereka dan mendapatkan kesempatan yang sama seperti rekan-rekan mereka di wilayah lain.

“Kesetaraan akses pendidikan inilah yang ingin kami dorong bersama dengan semua
pemangku kepentingan,” katanya.

Berdasarkan data yang ada saat ini pendidikan di Indonesia Timur masih dihadapkan pada ketimpangan akses yang signifikan dibandingkan wilayah lainnya. Merujuk Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi dari tahun 2021 hingga 2023 terungkap wilayah timur Indonesia memiliki tingkat partisipasi yang lebih rendah.

Selain itu, angka putus sekolah di Indonesia Timur mencapai 4,37% pada tahun 2020, lebih tinggi dibandingkan bagian barat yang mencapai 3,52%.

Pendiri KBF Indonesia, Billy Mambrasar menambahkan dukungan pihak swasta terhadap peningkatan kualitas pendidikan menjadi sebuah keniscayaan. Ia mengakui perlu adanya sinergi dari banyak pihak untuk bisa membantu peningkatan kualitas pendidikan anak-anak yang ada di timur Indonesia.

“KBF Indonesia sejak lama selalu menghubungkan kolaborasi antara Pemerintah dan Pihak Swasta.
Banyak kerjasama kami di masa lalu telah membawa keberhasilan dan perubahan yang positif untuk
Bangsa Indonesia. Kerja sama dengan Eramet ini akan menjadi satu milestone tambahan untuk KBF
Indonesia. Kami juga bersyukur bahwa Eramet memiliki visi positif dan besar untuk ikut mengembangkan
talenta terbaik Bangsa Indonesia,” ujar Billy

Dalam sambutannya, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Pembiayaan Pendidikan Tinggi (BPPT) Ratna Prabandari menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi Eramet dan KBF. Kolaborasi antara pihak swasta dan pemerintah seperti ini sangat dibutuhkan.

“Ke depan, saya berharap peningkatan kompetensi pendidikan, baik formal maupun informal, tidak hanya
mengandalkan APBN atau pemerintah, tetapi juga melibatkan institusi lain, termasuk perusahaan, untuk
bersama-sama mempercepat pengembangan SDM unggul di Indonesia,” ucap Ratna.

Eramet merupakan perusahaan pertambangan dan metalurgi global yang berpusat di Prancis, dengan investasi eksplorasi nikel di Halmahera
Tengah, Maluku Utara. Eramet bermitra dengan Tsingshan Group di Weda Bay Nickel (WBN), yang bergerak di bidang pertambangan nikel dan produksi feronikel.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE