Beliau bukan sekadar pimpinan dan rekan kerja, melainkan guru, sahabat, bahkan ayah bagi saya. Di bawah bimbingannya, saya belajar bukan hanya tentang teknik jurnalistik, melainkan juga tentang arti kehidupan.
Saya masih ingat betul saat pertama kali bertemu. Beliau menyambut saya dengan hangat, seakan sudah lama mengenal. Beliau memberikan saya buku catatan kecil dan pulpen, sambil berpesan, ‘Jadilah wartawan yang jujur dan berani.’ Pesan sederhana itu selalu saya ingat hingga kini.
Beliau mengajarkan saya arti integritas, pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama, dan bagaimana membangun rumah tangga yang harmonis. Nasihat-nasihat beliau bagai mutiara yang berharga, selalu terngiang di telinga, dan menjadi pedoman hidup saya.
Beliau juga sering mengingatkan, “Jangan pernah sengaja mencari kesalahan orang lain.” Kalimat sederhana itu memiliki makna yang begitu dalam. Dalam dunia pers yang kerap kali penuh persaingan, pesan ini menjadi tameng bagi saya untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Meski saya seringkali membuat kesalahan, beliau tak pernah marah. Dengan sabar, almarhum memberikan nasihat dan pandangan yang bijaksana. Dia adalah sosok yang begitu lembut hati, namun tegas dalam prinsip.
Di mata masyarakat Asahan, Nurkarim Nehe bukan hanya seorang wartawan senior, melainkan juga seorang tokoh yang sangat dihormati. Dedikasinya dalam memperjuangkan suara rakyat kecil akan selalu dikenang.
Menjelang Subuh tadi, 6 Oktober 2024, Bang Nehe telah pergi. Duka mendalam menyelimuti hati. Kepergian beliau adalah kehilangan yang sangat besar bagi dunia pers, khususnya di Asahan.
Seharusnya, tanggal 9 Oktober nanti, beliau berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah umrah sebagai penyempurnaan ibadahnya. Namun, Allah SWT lebih dulu memanggilnya, karena mungkin Sang Pencipta lebih merindukannya.
Rianto, tokoh masyarakat Asahan mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok almarhum.
“Beliau adalah orang yang luar biasa. Tak pernah benci sama orang, humoris, kecil besar, semua dikawani. Profesi jurnalisme jalan, tapi tak pernah menyakiti orang. Luar biasa,” ujar mantan Kasat Reskrim Polres Asahan ini.
Ya, luar biasa. Itulah kata yang paling tepat untuk menggambarkan sosok Nurkarim Nehe. Beliau adalah panutan bagi semua. Meskipun jasadnya telah tiada, namun semangat dan nilai-nilai yang beliau ajarkan akan terus hidup dalam hati.
Selamat jalan, guru besarku. Engkau akan selalu kukenang dan sosokmu senantiasa kurindukan.
Rasudin Sihotang
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.