KABANJAHE (Waspada): Mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), khususnya dalam meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi, sekelompok guru melakukan pendampingan kepada guru-guru lain di Kabupaten Karo untuk menerapkan praktik-praktik baik pengajaran dan pembelajaran literasi dan numerasi.
Guru-guru tersebut merupakan Fasilitator Daerah (Fasda) Tanoto Foundation yang mendapatkan program hibah yakni Program Fasda Perubahan untuk memberikan solusi inovatif, kontekstual, dan berkelanjutan dalam mengatasi masalah-masalah yang menghambat hasil literasi dan numerasi di suatu daerah.
Di Kabupaten Karo terdapat tiga kelompok Fasda yang melakukan pendampingan kepada guru-guru kelas di beberapa sekolah, salah satunya Tim Fasda Prabu yang terdiri dari Ketua: Sri Henni Br Saragih, M. Pd. (Kepala SMP Negeri 3 Berastagi), Sekretaris: Viadya Stella Tololiu, S.Pd., M.Th. (Kepala SD Swasta Filadelfia School), Bendahara: Dra. Julia Damaris Bukit, M. Pd. (Kepala SMP Negeri 3 Kabanjahe), dan Erniati Br Tarigan, S. Pd. (Kepala SD Negeri 043935 Simpang Katepul).
Dalam program ini, Tim Fasda Prabu melakukan penguatan literasi dan numerasi peserta didik dengan berbagai metode pembelajaran, seperti diantaranya metode pembelajaran gamifikasi berbasis lingkungan. Metode pembelajaran gamifikasi ini telah dilakukan di SD Negeri 044826 Samura, Kabanjahe, Rabu (17/9/2024) lalu.
“Tema yang kami ambil dalam pembelajaran ini penguatan numerasi dengan metode pembelajaran gamifikasi dengan memanfaatkan alam sekitar. Di sini memanfaatkan lingkungan sekolah. Jadi penguatan numerasi ini berkaitan dengan rapor pendidikan dengan tujuan utama menaikkan nilai indikator numerasi sekolah di Kabupaten Karo,” ujar salah seorang Fasda Tanoto Foundation, Dra. Julia Damaris Bukit, M. Pd.
Julia Damaris menyebutkan, dalam pelaksanaan program di SD Negeri 044826 Samura, Kabanjahe, pada mata pelajaran matematika yang diberi nama gamifikasi dengan model treasure hunt (pemburu harta karun). Model pembelajaran ini dipraktekkan oleh Muri Rasika selaku guru kelas 5 SD.
“Dalam memburu harta karun itu, peserta didik dilatih berhitung. Ada soal-soal di misteri box yang akan dicari mereka di beberapa titik di lingkungan sekolah. Dengan memanfaatkan halaman sekolah supaya anak-anak tidak jenuh belajar di dalam kelas saja. Jadi mereka dibagi dalam beberapa kelompok saling berlomba dan mengerjakan soal-soal di misteri box yang mereka temukan. Kelompok yang tercepat menyelesaikan soal akan mendapatkan satu bendera dan seterusnya. Kelompok yang mengumpulkan bendera terbanyak akan mendapatkan hadiah,” jelasnya.

Menurutnya, dalam model pembelajaran ini, tidak hanya mengajarkan murid menghitung, tetapi juga melatih kerjasama tim agar lebih mampu untuk berkolaborasi, meningkatkan pengetahuannya dengan teman-temannya, serta menghadirkan model pembelajaran yang lebih menyenangkan.
“Diharapkan nantinya, guru-guru yang mendapatkan pendampingan ini bisa menularkan model pembelajaran seperti ini kepada guru-guru yang lain agar numerasi pada rapor pendidikan di Kabupaten Karo semakin meningkat,” ujarnya.
Sementara itu, Guru Kelas 5 SD Negeri 044826 Samura, Muri Rasika menyebutkan, sebelum mempraktekkan pembelajaran gamifikasi dengan model treasure hunt dirinya mendapat sosialisasi tentang literasi dan numerasi, serta bagaimana cara penerapannya.
“Biasanya pelajaran matematika ini kan memang pelajaran yang ditakuti anak-anak murid, selain itu anak-anak juga bosan bila disuruh menghafal. Jadi dengan model pembelajaran seperti ini, anak-anak menjadi senang untuk belajar,” ujarnya.
Model pembelajaran ini pun mendapat tanggapan positif dari Kepala SD Negeri 044826 Samura, Senterlea br Barus, SPd.SD. Pihaknya sangat mendukung pembelajaran yang aktif dan kreatif dari para guru.
“Saya sangat mendukung program pembelajaran dari Tanoto, karena itu demi kemajuan pendidikan di sekolah ini. Anak-anak pun merasa senang dengan model pembelajaran yang disisipkan permainan di dalamnya. Harapan saya ke depan semua guru-guru kelas bisa menerapkan sistem pembelajaran yang kreatif,” ujarnya. (m31)