SUBULUSSALAM (Waspada): Perayaan Hari Jadi ke-62 Subulussalam 2024, 14 September diramaikan sejumlah etnis yang ada di Kota Subulussalam di Lapangan Sada Kata, Sabtu (14/9).
Penampilan budaya etnis dengan pasangan ‘pengantin’ setiap etnis, seperti Aceh, Pakpak, Karo, Nias, Minang, Mandailing, Alas dan Jawa digelar usai rangkaian upacara itu mendapat apresiasi publik.
Sebelum Pembina Upacara, Pj. Wali Kota Subulussalam, Azhari, S.Ag, M.Si menaiki mimbar upacara, dibacakan sejarah singkat lahir Kota Subulussalam oleh Saiban Gafar.
Dikisahkan, pemberian nama Subulussalam 1962 oleh ulama kharismatik Prof. Ali Hasymi (alm) dilakukan saat berkunjung ke daerah ini, dalam wilayah Aceh Selatan.
Subulussalam dari Bahasa Arab, berarti ‘jalan keselamatan dan kesejahteraan’ mengandung makna Subulussalam menjadi kota ibadah, berlandaskan Syariat Islam, sinarnya sampai ke Darussalam, Banda Aceh.
Ketika Aceh Singkil menjadi daerah otonom, 27 April 1999, mekar dari Aceh Selatan saat Provinsi Aceh dipimpin Syamsuddin Mahmud, terjadi perebutan ibu kota antara Singkil dan Simpang Kiri bahkan masyarakat Simpang Kiri turun ke jalan melakukan protes.
Unjuk rasa berhasil diredam, Singkil ibu kota kabupaten, Simpang Kiri mekar menjadi tujuh kecamatan, yakni Simpang Kiri, Rundeng, Kuta Baharu, Penanggalan, Sultan Daulat, Singkohor dan Longkib.
Saat Kota Subulussalam mekar dari Kabupaten Aceh Singkil, 2008 yang disetujui perdana Bupati Aceh Singkil H. Makmursyah Putra, SH (alm), H. Asmauddin, SE menjadi Penjabat (Pj) Wali Kota Subulussalam perdana dan setahun berikutnya dilanjutkan H. Marthin Desky.
Dijelaskan, hasil Pilkada I, Merah Sakti, SH (alm) bersama H. Affan Alfian Bintang, SE memimpin kota ini, lalu Pilkada II Merah Sakti, SH (alm) bersama Drs. Salmaza dan Pilkada III H. Affan Alfian Bintang, SE bersama Salmaza.
Menghadapi Pilkada IV, November 2024, Azhari, S.Ag, M.Si menjadi Pj. Wali Kota Subulussalam sejak, Mei 2024 lalu.
Usai pembacaan itu, rangkaian upacara digelar menyusul Pembina Upacara, Pj. Wali Kota, Azhari naik ke podium, disusul laporan pemimpin upacara dan penghormatan kepada pembina upacara, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne Aceh dan Mars Kota Subulussalam, hening cipta, Pembacaan Teks Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.
Mengapresiasi semua pihak, Pj. Azhari tegaskan, peringatan hari jadi menjadi momen sangat berarti. Ke depan, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat .
Dia juga mengajak semua elemen masyarakat menguatkan tekad dan kemauan mendukung program pembangunan kota ini. Dengan kerja sama dan kerja keras, diyakini semua tantangan bisa dilewati.
Secara khusus, Azhari mengapresiasi para tokoh pemekaran, Forkopimda, tokoh pendidikan, tokoh politik dan media pers yang dinilai punya peran penting membangun daerah ini.
Menyoal agenda Pilkada, semua pihak diajak mendukung program demokrasi, menjaga keharmonisan yang telah terbina. Melalui Pilkada, dia berharap terpilih sosok pemimpin yang membawa kemajuan lebih baik.
“Semua punya tanggung jawab dalam mewujudkan demokrasi damai,” tandasnya, sebut partisipasi dan kesadaran dalam berdemokrasi sangat diperlukan.
Rangkaian acara ditutup doa oleh Kakan Kemenag, H. Marwan Z, MM, sebelum pemotongan nasi tumpeng dan pemberian cenderamata kepada puluhan tokoh dari berbagai elemen.
Rangkaian Perayaan Hari Jadi ke-62 Subulussalam digelar kenduri rakyat di Masjid Al Munawarah jelang siang dan malam resepsi di Pendopo Wali Kota.
Terpisah, Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Subulussalam, H. Habibuddin dikonfirmasi terkait etnis di sana akui akan terus berupaya melakukan pembinaan.
“Terhadap sebelas etnis, suku yang ada di Kota Subulussalam, MAA akan berupaya maksimal melakukan pembinaan, memberi warna damai dan sejuk dan tanpa membedakan,” tegas Habibuddin. (b17)