MEDAN (Waspada): Anggota DPRD Sumut Rudi Alfahri Rangkuti (foto) mengajak semua pihak, termasuk para bakal calon kepala daerah (Cakada), mulai dari Gubsu, Bupati hingga Walikota untuk menghindari kampanye hitam (black campaign), ujaran kebencian dan berbau Suku, Ras, Agama dan Antargolongan (SARA).
“Lakukanlah kampanye yang betul-betul sehat, mendidik dan yang penting ajak masyarakat menyukseskan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak Nopember 2024 mendatang. Soal kalah atau menang itu biasa,” kata Rudi kepada Waspada di Medan, Jumat (30/8).
Anggota dewan Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Dapil Sumut 12 Binjai Langkat itu, merespon akan digelarnya masa kampanye diperkirakan dimulai 25 September-23 November 2024, setelah dua pasangan bakal calon Gubsu dan Wagubsu Edy Rahmayadi/Hasan Basri Sagala, dan Bobby Nasution/H Surya mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut, Kamis (29/8).
Menyikapi hal itu, Rudi yang juga Sekretaris Komisi A DPRD Sumut ini kembali mengimbau semua pihak yang terafiliasi ke paslon yang berlaga di Pilkada serentak, untuk tetap menjaga situasi tetap aman dan terkendali di masa kampanye nanti.
“Ajaklah masyarakat melalui kampanye santun, edukatif, gugah kesadaran politik mereka untuk tidak golput, dan memilih berdasarkan hak-hak politik mereka,” katanya.
Rudi juga meminta pihak yang terafiliasi, relawan atau tim sukses paslon tidak memancing kekeruhan, dengan menyebarkan isu tidak sehat dalam bentuk baliho, selabaran atau pemberitaan di media sosial dan media online yang cenderung menyesatkan dan tidak terbukti kebenarannya.
“Selanjutnya diharapkan tidak memuat isi-isi dalam kampanye hitam (black campaign) dengan menyudutkan, mendiskreditkan paslon lawan, memakai simbol agama dan membenturkan suku, ras, agama atau antargolongan (SARA), dengan maksud untuk memancing emosi masyarakat,” katanya.
Kampanye-kampanye tidak sehat itu tentu tidak mencerminkan kedewasaan berpolitik kita semua, karena Pillkada yang digelar lima tahun sekali ini bertujuan meningkatkan kualitas demokrasi, bukan sebaliknya bertendensi memecahbelah demi tujuan praktis.
Tidak Terprovokasi
Di lain pihak, Rudi meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan kampanye yang cenderung bersifat adu domba, karena hal itu dapat menyebabkan terjadinya gesekan di tengah masyarakat.
“Mari kita semua sama-sama untuk tidak terprovokasi ajakan sesat, karena itu bisa mengikis persatuan kita,” kata Rudi.
Rudi menekankan, selaku penyelenggara Pilkada, KPU, Bawaslu, dan aparat penegak hukum untuk memaksimallkan peran dan fungsi pengawasan bahkan mengambil tindakan hukum bagi para pihak yang terbukti melanggar aturan semasa kampanye nanti.
“Intinya jalankan tugas demi tujuan menyuksekan Pilkada, dan kita berharap keharmonisan bermasyarakat yang sudah terjaga dengan baik, tidak hancur akibat ambisi segelintir pihak. Dan kita tidak ingin masyarakat menjadi korban atas kepentingan politik para calon kepala daerah,” ujarnya. (cpb)