“Jika Allah SWT mengizinkan dan masyarakat Kota Lhokseumawe memberikan dukungannya kepada kami, H Fathani dan H Darkasyi menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Lhokseumawe untuk periode 2024-2029, maka segera mengubah Kota Lhokseumawe menjadi kota yang beriman.”
BEGITU kata H Darkasyi saat mengawali wawancara dengan Waspada, Rabu (21/8) pagi. Ditanya bagaimana ciri-ciri kota beriman, maka H Darkasyi mengatakan, bukankah Provinsi Aceh adalah satu-satunya provinsi di Indonesia yang diberikan kewenangan penuh oleh Pemerintah Pusat untuk menjalankan hukum Islam di daerahnya.
Jika demikian, nantinya, kami secara perlahan-lahan akan menghidupkan pengajian di 68 gampong (desa) dalam 4 kecamatan di Kota Lhokseumawe. Bukan hanya pada malam jumat, tetapi pada setiap malam, para ustadz (tengku) terus mentransfer ilmu agama Islam kepada seluruh penduduk Kota Lhokseumawe yang merindukannya.
Melalui majelis-majelis ilmu itulah, nantinya para ustadz akan menyampaikan kepada seluruh warga Kota Lhokseumawe untuk membiasakan hidup tanpa hutang, melaksanakan shalat berjamaah tepat waktu, ketika adzan berkumandang warga diminta untuk meninggalkan pekerjaan dan dagangan guna berlomba-lomba menuju masjid melaksanakan shalat berjamaah. Kemudian, masyarakat diminta untuk gemar bersedekah dan membayar zakat.
“Jika ini berhasil kami terapkan di 68 gampong (desa) di Kecamatan Muara Satu, Muara Dua, Blang Mangat dan Kecamatan Banda Sakti, maka Kota Lhokseumawe akan menjadi kota dengan penduduknya yang beriman dan bertakwa secara istiqamah,” terang H Darkasyi.
Untuk mewujudkan itu, sebut H Darkasyi, tentu tidak mudah, karena membutuhkan kerja keras dan ikhtiar untuk membangun dengan sungguh-sungguh. “Setelah ini semua kita jalankan, maka selanjutnya, kita menunggu campur tangan Allah SWT,” sebutnya.
Jika Allah tidak berkehendak, sebut H Darkasyi, walaupun sudah banting tulang dari pagi hingga petang, waktu habis sia-sia tidak membuahkan keberhasilan. Namun sebaliknya, bagi mereka yang telah berusaha walaupun terlihat santai, beribadah tepat waktu, bersedekah semampunya, memiliki waktu dengan keluarga dan saudaranya, ternyata mendapatkan kejayaan. “Maka usaha dan doa itu adalah dua hal penting yang harus terus kita lakukan,” sebutnya.
Untuk menjadikan Lhokseumawe sebagai kota dengan penduduk yang beriman, maka kami, lanjut H Darkasyi, menyerukan secara terus menerus bagi seluruh warga Kota Lhokseumawe untuk saling menghormati dan saling memuliakan diantara sesama atau dengan para tamu yang datang ke kota itu. Kemudian, seluruh penduduk Kota Lhokseumawe harus berpakaian sopan dan menutup aurat.
Jika semua ini sudah dijalankan, maka sesuai dengan Firman Allah SWT dalam QS. Al A’raf ayat 96 yang artinya, “Seandainya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tapi mereka mengingkari, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
Selanjutnya, tugas kami, kata H Darkasyi, memberikan penyadaran untuk mencintai hidup bersih, menjaga lingkungan masing-masing dari berserak dan tumpukan sampah dengan menghidupkan kembali semangat bergotong royong. Kemudian, menciptakan seluruh masjid di Kota Lhokseumawe harus bersih dan suci.
“Sebagai contoh, begitu kami dilantik, jika Allah berkehendak, kami perbaiki Islamic Centre yang sekarang menjadi icon Kota Lhokseumawe menjadi bangunan yang indah, bersih dan asri. MCK di dalamnya harus suci. Kondisi MCK di Islamic Centre saat ini sangat buruk. Setelah ini diikuti oleh warga untuk membersihkan masjid-masjid di tempatnya masing-masing. Tugas kami adalah menumbuhkan budaya hidup bersih,” ulasnya panjang lebar.
Kami yakin, lanjutnya, jika semua hal yang sudah diutarakannya di atas Allah wujudkan menjadi kenyataan, maka aura Lhokseumawe dengan penduduknya yang beriman dipastikan terlihat lewat kemeriahan peringatan hari-hari besar Islam, contohnya peringatan Maulidul Rasul, peringatan 1 Muharam dan lain sebagainya. “Lhokseumawe akan menjadi negeri yang aman dan sejahtera,” sebutnya.
Selanjutnya, dengan meminta dukungan semua pihak, kata H Darkasyi, akan berusaha mengembalikan Kota Lhokseumawe sebagai kota yang maju lewat berbagai investasi. Karena jika mengharapkan dari PAD kota ini tentu hal ini sulit diwujudkan. Pendapatan Asli Daerah Kota Lhokseumawe tergolong kecil.
“Ini semua akan sulit terjadi tanpa dukungan seluruh warga Kota Lhokseumawe. Nantinya, bantu kami (jika menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota) hadirkan para investor agar kita mampu membuka peluang kerja seluas-luasnya bagi putra dan putri Kota Lhokseumawe,” katanya penuh harap.
Anak ke tiga dari empat bersaudara dari pasangan almarhum H Abdul Aziz dan Hj Azizah ini, tidak memiliki cita-cita yang muluk-muluk terjun ke dunia politik seperti yang sedang dijalankannya saat ini. Pria kelahiran 1977 itu, hanya ingin melihat Kota Lhokseumawe sebagai kota yang benar-benar menerapkan Syariat Islam.
“Sejak kecil saya tertarik ingin belajar di dayah, tapi sudah menjadi ketetapan Allah, saya tidak pernah punya kesempatan untuk belajar secara reguler di sana. Tamat SMP di Paloh, Muara Satu, Kota Lhokseumawe, saya melanjutkan pendidikan ke SMK Multi Karya di Medan. Dua dari tiga tahun di sana, waktu saya habiskan untuk belajar ilmu Al-Quran di Masjid Salma dan saya menjadi bilal di masjid itu. Di sana, saya satu angkatan dengan Darwin Hasibuan, qari terbaik internasional saat ini. Saya boleh tumbuh berkembang di pendidikan umum, tetapi batin saya ada di dayah,” katanya mengutarakan isi hatinya. WASPADA.id/Maimun Asnawi, S.Hi.,M.Kom.I
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.
