MEDAN (Waspada): Sedot lemak adalah sebuah prosedur pembenahan tubuh yang harus dilakukan di klinik berlisensi dan terakreditasi, serta harus dilakukan oleh dokter bedah yang terampil dan kompeten.
Proses ini dikenal sebagai metode instan untuk mendapatkan hasil yang cepat.
Lapisan lemak pada tubuh seseorang biasanya membutuhkan waktu yang lama untuk dihilangkan melalui diet. Namun, sebagian masyarakat menginginkan hasil instan yang bertolak belakang dengan proses alami penimbunan dan pengurangan lemak, sehingga memilih prosedur sedot lemak.
Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Pengda Sumut, Destanul Aulia, SKM., MBA., MEc., Ph.D menyampaikan, meskipun sedot lemak telah melalui pengkajian dan diizinkan, prosedur ini tetap memiliki risiko komplikasi, seperti infeksi dan ketidakseimbangan cairan dalam tubuh.
“Karena itu, penting bagi pasien untuk mendapatkan edukasi sebelum menjalani prosedur ini. Edukasi tersebut mencakup manfaat, potensi masalah, komplikasi yang mungkin timbul, serta memastikan bahwa pasien dalam kondisi fit sebelum operasi,” ujar Destanul, Jumat (2/8).
Sebelum melakukan sedot lemak, pasien harus diberi pemahaman yang mendalam tentang seluruh aspek prosedur ini. Edukasi ini meliputi penjelasan tentang manfaat, masalah yang mungkin muncul, komplikasi pasca-operasi, serta efek yang mungkin terjadi pada pasien.
“Pastikan juga bahwa pasien berada dalam kondisi fisik yang optimal sebelum menjalani prosedur,” sebutnya.
Prosedur sedot lemak ini tidak dianjurkan bagi pasien yang mengalami obesitas. Sedot lemak sebaiknya dilakukan pada mereka yang membutuhkan penanganan cepat, namun tetap dalam batasan yang wajar.
Dalam dunia kesehatan masyarakat, pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk menerapkan gaya hidup sehat, seperti berolahraga, menghindari konsumsi rokok, mengurangi asupan gula dan garam berlebihan, serta mengelola stres. Dengan cara ini, kita dapat menjaga kesehatan fisik dan mental.
“Sehat adalah sesuatu yang murah dan mudah dilakukan, namun jika sudah sakit, pengobatan menjadi mahal. Mari kita membudayakan hidup sehat dan menghindari solusi instan. Dengan mempraktikkan gaya hidup sehat, kita akan terbiasa dan hidup lebih baik,” tandasnya.
Sementara itu, Dr. dr. Delyuzar, M.Ked (PA), Sp.PA (K), mengingatkan pentingnya memastikan tindakan sedot lemak dilakukan di klinik kecantikan yang terstandar dan oleh tenaga medis yang ahli. Ia menyoroti risiko yang bisa terjadi jika prosedur ini tidak dilakukan dengan benar.
“Sering kali tindakan sedot lemak dilakukan di klinik kecantikan yang tidak terstandar, atau oleh orang yang tidak ahli. Ada risiko nyata bahwa lemak yang disedot bisa masuk ke pembuluh darah dan menyebabkan emboli,” ungkap Dr. Delyuzar.
Menurut Delyuzar, Emboli adalah kondisi serius di mana pembuluh darah tersumbat oleh benda asing seperti lemak, udara, atau cairan ketuban.
Dr. Delyuzar menjelaskan bahwa jika emboli ini mencapai jantung, bisa terjadi sumbatan yang berisiko tinggi.
“Jika emboli masuk ke jantung, maka bisa terjadi sumbatan yang sangat berbahaya. Emboli ini bisa terjadi dalam berbagai kondisi, seperti saat melahirkan (emboli air ketuban) atau saat menyelam (emboli udara). Karena sulitnya memprediksi kasus emboli, penting untuk memastikan bahwa sedot lemak dilakukan oleh tenaga medis yang benar-benar ahli,” tambahnya.
Dr. Delyuzar menekankan bahwa sebelum menjalani prosedur sedot lemak, pasien harus menjalani konsultasi dan mendapatkan edukasi mengenai manfaat, risiko, dan komplikasi yang mungkin timbul. Edukasi ini penting untuk memastikan bahwa pasien dalam kondisi fit dan siap menghadapi segala kemungkinan yang mungkin terjadi pasca-operasi.
Dengan demikian, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam memilih klinik dan tenaga medis untuk tindakan sedot lemak, serta mempertimbangkan segala risiko yang ada sebelum memutuskan menjalani prosedur tersebut.(cbud)