Scroll Untuk Membaca

EkonomiSumut

P.Siantar Deflasi -0,31 Persen Periode Juli 2024

Ilustrasi.Waspada/Ist
Ilustrasi.Waspada/Ist

PEMATANGSIANTAR (Waspada): Pematangsiantar mengalami deflasi -0,31 (mtm) persen periode Juli 2024.

“Pematangsiantar deflasi -0,31 Persen (mtm), 2,37 persen (yoy) dan 1,37 persen (ytd),” sebut Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Pematangsiantar Muqorobin tentang perkembangan inflasi di wilayah kerja (KPw) BI secara tertulis, Kamis (1/8) sore.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

P.Siantar Deflasi -0,31 Persen Periode Juli 2024

IKLAN

Sementara, Kab. Labuhanbatu pada periode yang sama juga mengalami deflasi -1,00 persen (mtm), 1,22 persen (yoy) dan 1,41 persen (ytd).

Sedang Sumut mengalami deflasi -0,82 persen (mtm), 2,06 persen (yoy) dan 0,81 persen (ytd) serta nasional deflasi -0,82 persen (mtm), 2,06 persen (you) dan 0,89 persen (ytd).

Menurut Muqorobin, komoditas dengan andil deflasi terbesar Pematangsiantar yakni bawang merah -0,21 persen, cabai merah -0,20 persen, daging ayam ras -0,09 persen, tomat -0,08 persen dan jeruk -0,05 persen

Sedang komoditas dengan andil inflasi terbesar di Pematangsiantar yakni sigaret kretek mesin 0,09 persen, beras 0,07 persen, biaya SMP 0,06 persen, biaya SD 0,04 persen dan tuak 0,04 persen.

Sementara, komoditas dengan andil deflasi terbesar Kab. Labuhanbatu yakni cabai merah -0,48 persen, bawang merah -0,29 persen, daging ayam ras -0,15 persen, tomat -0,14 persen dan ikan lele -0,14 persen.

Sedang komoditas dengan andil Inflasi terbesar di Kab. Labuhanbatu yakni cabai rawit 0,12 persen, seragam sekolah anak 0,06 persen, beras 0,05 persen, sarung 0,04 persen dan bawang putih 0,04 persen.

Menurut Muqorobin, terjadinya deflasi khususnya pada penurunan harga cabai merah dan bawang merah penyebabnya faktor meningkatnya stok akibat panen raya cabai merah dan bawang merah di wilayah Simalungun serta sekitarnya.

Di sisi lain, lanjut Muqorobin, peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) semakin matang dengan mampu mempersiapkan kemungkinan kenaikan harga pada semester II 2024 dengan mengadakan kegiatan pasar murah, Kerjasama Antar Daerah (KAD), rapat kordinasi dan High Level Meeting (HLM) serta gerakan tanam.

“Sementara, kenaikan harga beras secara tren historis perkiraannya akan naik selama semester II 2024, dimana harga berfluktuasi mengikuti kondisi pasokan panen beras,” imbuh Muqorobin.(a28).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE