DEWANTARA (Waspada); : Buntut warga desak Inspektorat Aceh Utara periksa Dana Desa Paloh Lada, justru Geusyik Paloh Lada Razali. A. Latief mangkir saat dikonfirmasi soal dugaan penyimpangan dana desa yang terkesan terselubung, Jumat (17/5).
Sebelumnya, pasca aksi warga yang Labrak Kantor Inspektorat Aceh Utara yang tidak kunjung merespon permintaan warga untuk turun mengaudit.
Pada Kamis (16/5) lalu, Geusyik Paloh Lada pun mengundang wartawan datang ke Kantornya untuk memberi penjelasan soal dugaan penyimpangan dana desa. “Ke kantor geusyik aja besok , biar lebih leluasa dan jelas,” pintanya.
Ironisnya begitu wartawan sampai di Kantor Geusyik Paloh Lada, ternyata sang Geusyik justru mangkir dan tidak berada ditempat. Setelah dihubungi via telepon selulernya, Geusyik mengaku sibuk dan harus ikut rapat di Kantor Camat Dewantara.
“Kalau sudah dikantor Geusyik, jumpai saja kasi pemerintahan. Nanti kalau ada perlu lain hubungi saya,” paparnya. Lalu Geusyik menonaktifkan telepon selulernya.
Baca juga:
Sementara itu, Kasi Pemerintahan Desa Paloh Lada Zulkarnaini mengatakan pihaknya punya beban besar mengurusi 8000 masyarakat dan itu jumlah terbanyak di Aceh Utara. Sehingga bermacam model masyarakat harus dihadapinya. Bahkan terkadang merasa kesal dengan banyaknya pertanyaan terkait penggunaan anggaran desa.
Ketika ditanya soal anggaran BUMG, Zulkarnaini menjawab pihaknya membuka usaha dengan membeli satu unit rumah senilai Rp430 juta dengan cara menyicil. Rencana rumah itu hendak dijadikan kost dan warkop. Namun karena sudah ribut dengan warga akhirnya rumah tersebut disewakan.
Ironisnya, Zulkarnaini mengaku tidak tahu berapa harga sewa rumah yang diambil pengurus BUMG. “Saya tidak tahu berapa disewakan, kalau kita tanya mereka pengurus BUMG marah. Namun tiap tahun kita terima uang sewa Rp7 juta. Uang itu pun kami gunakan untuk mengecat meunasah dan keperluan lainnya,” paparnya.
Zulkarnaini juga merasa kesal jika warga banyak bertanya soal penggunaan anggaran desa. Padahal orang yang bertanya belum tentu orang benar karena banyak berbuat salah. “Bagi kami yang penting laporan penggunaan anggaran desa kami laporkan kepada Inspektorat. Jadi bukan kepada warga biasa,” tegasnya. (b09)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.