MEDAN (Waspada): Puluhan elemen masyarakat dari Aliansi Masyarakat Sumut Menggugat menggelar aksi unjukrasa damai di depan gedung DPRD Sumut Medan, Selasa (5/3). Aksi demo yang sempat diwarnai cekcok dengan anggota dewan, ini mendesak masyarakat untuk melawan pemilihan umum (Pemilu) 2024 yang penuh dengan kecurangan.
Kordinator aksi Abraham Manurung menandaskan, kehadiran massa yang datang mengenakan baju hitam, keranda dan spanduk yang dipasangkan di badan mereka, merupakan bentuk kekecewaan atas Pemilihan Presiden/Wakil 14 Februari 2024 lalu.
“Pemilu telah berjalan curang, dan kita di sini mendukug digelarnya hak angket dan upaya pemakzulan Presiden Jokowo,” kata Abraham didampingi kordinator aksi lainnya, Juhendry Chaniago. Aksi ini dikawal puluhan personel kepolisian dan satuan Brimob serta diperkuat kendaraan taktis.
Peserta aksi terlihat membawa puluhan spanduk di antaranya tertulis Jokowi Mati Rasa, Makzulkan Jokowi. dll
Abraham meminta kepada masyarakat untuk menyampaikan keprihatinan dan melawan segala bentuk kecurangan yang diduga terjadi untuk memenangkan pasangan calon tertentu.
“Melalui aksi ini, kita juga meminta DPRD Sumut menyampaikan aspirasi kami agar diteruskan. Ini bentuk keprihatinan kami yang mendalam, dan jika dibiarkan akan menjadi perjuangan sebenarnya, seperti yang pernah terjadi tahun 1999,” kata Abraham, yang menyebut sebagian peserta aksi merupakan aktifis yang ikut berdemo 25 tahun lalu itu.
Senada, kordinator aksi lainnya, Juhendry Chaniago mengatakan, aksi mereka lakukan sebagai bentuk keprihatinan atas matinya demokrasi di Indonesia. Selain itu, Juhendry juga menyentil melambungnya harga-harga kebutuhan pokok dan utang luar negeri di masa Presiden Jokowi.
Selain mendukung hak angket dan mengkritisi harga beras, massa juga meminta DPR mengusut APBN dan hutang luar negeri. Sembari menunggu hadirnya anggota dewan, para peserta aksi melantunkan puisi yang menyindir matinya demokrasi.
Tersulut Emosi
Setelah cukup lama menunggu, anggota DPRD Sumut Edi Surahman Sinuraya datang menemui pengunjukrasa. Wakil rakyat dari Partai Golkar Dapil Sumut 12 itu menjelaskan, dirinya akan menyampaikan aspirasi itu ke pusat, mengingat perihal hak angket merupakan kewenangan DPR RI bukan DPRD Sumut.
Namun penjelasan tersebut terkesan tidak memuaskan peserta aksi, dan mendesak Edi apakah menyetujui hak angket dan mencatat apa saja apirasi dan ditandatangani.
Sejurus kemudian, Edi tampak terdiam, dan tidak menjawab. Sempat terjadi aksi saling lontar kata-kata yang tidak pantas, yang tampaknya membuat waki rakyat itu ikut tersulut emosi.
Sejurus kemudian, Edi Surahman memilih meninggalkan lokasi dan kembali menuju gedung DPRD Sumut. Kepada wartawan, Edi menyebutkan, aksi demo diakui berjalan tertib, namun sejumlah peserta aksi melontarkan kata yang kasar yang menyebut dirinya “Kau”.
Kemudian terkait keinginan mencatat aspirasi untuk disikapi, Edi sendiri tidak mengetahui siapa yang berdemo dan dari mana, dan apa yang harus dicatat, karena mereka tidak memberikan pernyataan sikap.
Meski sudah meninggalkan lokasi demo, peserta aksi terus melanjutkan orasinya di tengah guyuran hujan lebat. Setelah cukup lama menyampaikan orasinya, peserta aksi meninggalkan gedung dewan dengan tertib. (cpb)