ACEH UTARA (Waspada): Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Aceh Utara, Fuad Mukhtar, Kamis (28/12) pagi kepada Waspada menyebutkan, stok logistik di gudang menipis dan sangat membutuhkan uluran tangan semua pihak untuk meringankan beban masyarakat korban banjir di kabupaten itu.
Kata Fuad, jumlah masyarakat yang terdampak bencana banjir di Aceh Utara mencapai 43.782 jiwa dan 9.802 jiwa terpaksa mengungsi karena rumah-rumah mereka tidak bisa ditempati akibat tergenang banjir. 9.802 jiwa berada di 32 titik pengungsian.
Kebutuhan logistik seperti beras, mi instan dan berbagai keperluan lainnya untuk sementara waktu sudah ditanggulangi oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Namun untuk saat ini, stok logistik di Gudang Dinsos P3A Aceh Utara telah menipis dan sangat berharap adanya bantuan logistik dari berbagai sumber terutama dari beberapa proyek vital yang berada di Aceh Utara.
Kondisi ini, kata Fuad Mukhtar telah disampaikan kepada Penjabat Bupati Aceh Utara, Dr Drs Mahyuzar, M.Si, Rabu (27/12). Laporan tersebut disampaikan bersama-sama dengan Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Asnawi.
“Kondisi warga secara umum dalam kondisi baik dan tetap dalam pemantauan pihak kami dari Dinsos P3A dan BPBD. Seluruh petugas siap siaga di 32 titik pengungsian dan di lokasi-lokasi yang dilanda banjir. Hanya saja saat ini Aceh Utara membutuhkan bantuan semua pihak, karena stok logistik kita sudah minim,” kata Fuad Mukhtar mengulangi.
Semua Pihak Mohon Koordinasi Sebelum Mengirim Bantuan Untuk Korban Banjir
Penjabat Bupati Kabupaten Aceh Utara, Dr Drs Mahyuzar, M.Si, Kamis (28/12) pagi kepada Waspada membenarkan kondisi terkini bahwa stok logistik di Gudang Dinsos P3A sudah menipis, karena selama beberapa hari terakhir semua stok logistik telah disalurkan kepada warga yang terdampak bencana banjir di 11 kecamatan.
Untuk itu, pihak manajemen beberapa proyek vital yang beroperasi di Kabupaten Aceh Utara untuk berpartisipasi dalam meringankan beban warga yang terdampak bencana banjir lewat dana CSR perusahaan masing-masing.
Pun demikian, kata Mahyuzar, sebelum mengirim bantuan, pihak manajemen proyek vital untuk melakukan koordinasi lebih dulu dengan Kalaksa BPBD dan Kepala Dinsos P3A, agar bantuan yang disalurkan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat korban banjir.
Contohnya, kata Mahyuzar, kemarin warga di 32 titik pengungsian membutuhkan bantuan LPG untuk memasak dan kemarin telah ditanggulangi oleh Komandan Kodim 0103/Aceh Utara sebanyak 8 tabung LPG 3 Kg. “Untuk dana pembelian LPG tidak ada dan bantuan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk membeli berbagai kebutuhan tersebut membutuhkan gotong royong semua pihak,” sebutnya.
Ditanya mengapa harus berkoordinasi lebih dulu, Mahyuzar mengatakan, sebagai contoh, untuk beberapa hari lalu pihaknya telah menyalurkan mi instan, tapi tidak ada telur dan telur kemarin dibeli secara mandiri. Maka bantuan yang diperlukan telur, beras, pembalut wanita, popok bayi, susu bayi dan berbagai jenis bantuan lainnya. Koordinasi agar jenis bantuan yang disalurkan tidak seragam dan harus disesuaikan dengan kebutuhan warga di lapangan.
“Maka koordinasi itu penting. Siapapun yang ingin menyalurkan bantuan lebih baik bangun koordinasi dengan Kalaksa BPBD dan Kepala Dinsos P3A Aceh Utara. Bantuan lebih baik disalurkan satu pintu dan tanya dulu kebutuhannya,” pinta orang nomor satu di Aceh Utara itu, seraya menyebutkan, kerjasama dengan Forkopimda di Aceh Utara sangat baik, termasuk PMI ikut membantu.
Masalah Muncul Setelah Bencana Banjir
Kemudian, sebut Mahyuzar, persoalan yang muncul setelah bencana banjir adalah masyarakat yang terdampak bencana banjir akan mengalami gatal-gatal, diare, disentri dan lain sebagainya. Untuk menanggulangi persoalan ini harus tersedia tenaga medis dan berbagai jenis obat-obatan di posko-posko pengungsian.
“Kadis Kesehatan sudah saya minta untuk siap siaga untuk keperluan ini dan saya sudah meminta dia untuk menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat yang terdampak banjir. Juga menyiapkan tenaga medis di setiap titik posko pengungsian. Alhamdulillah untuk kebutuhan ini Pak Danrem dan Pak Dandim juga bersedia membantu, termasuk Kapolres,” kata Mahyuzar.
Kemudian, warga yang tinggal di pengungsian juga sangat membutuhankan air bersih. Stok air bersih lebih dari cukup di PDAM Tirta Pase, namun mobil tanki untuk mengangkut air bersih ke titik titkk pengusian terbatas. “Mohon ini juga dapat dibantu, karena bencana ini terjadi pada akhir tahun, semua pada kesulitan,” katanya.
Pj Gubernur Instruksikan Dinas Terkait Bantu Korban Banjir Aceh Utara
Kamis (27/12) siang, kata Mahtuzar, Penjabat Gubernur Provinsi Aceh, Ahmad Marzuki, selesai memimpin RUPS Bank Aceh Syariah, mengaku prihatin dengan kondisi warga yang terdampak bencana banjir di Aceh Utara.
Untuk itu, kata Mahyuzar, Pj Gubernur Aceh meminta dinas-dinas terkait di Aceh Utara untuk membangun kerjasama dengan dinas terkait di Provinsi Aceh. Contohnya, BPBD berkoordinasi dengan BPBA. Kemudian Dinsos P3A Aceh Utara berkoordinasi dengan Dinas Sosial Aceh, begitu seterusnya.
“Kata Pak Gubernur sudah diinstruksikan semua pihak untuk membantu korban banjir di Aceh Utara dan bahkan juga untuk kabupaten/kota lain yang dilanda bencana banjir,” kata Mahyuzar sesuai yang disampaikan Pj Gubernur Aceh. (b07).