Scroll Untuk Membaca

Pendidikan

Pentingkah Pendidikan Demokrasi Pancasila Bagi Generasi Muda?

Pentingkah Pendidikan Demokrasi Pancasila Bagi Generasi Muda?
Kecil Besar
14px

PENDIDIKAN adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinka secara otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir merasa atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Pentingkah Pendidikan Demokrasi Pancasila Bagi Generasi Muda?

IKLAN

Pendidikan Demokrasi ini bertujuan untuk membimbing serta mengarahkan generasi muda supaya pola pikir mengenai demokrasi mampu terbina dengan baik, dimana pendidikan demokrasi di dalamnya memuat sosialisasi akan nilai-nilai demokrasi agar dapat diterima dan dijalankan oleh warga negara.

Nilai-nilai demokrasi dapat berupa sikap toleransi antarsesama, kerjasama, kebebasan berpendapat, Menghormati orang lain, dll. Ada dua hal yang ditekankan dalam pendidikan demokrasi yakni demokrasi sebagai konsep yang makna serta sikap perilaku tergolong demokratis, dan yang kedua adalah demokrasi sebagai praksis atau sebagai suatu sistem kinerja demokrasi terikat dengan suatu peraturan tertentu.

Luaranyang diharapkan dari adanya pendidikan demokrasi yaitu generasi muda mampu mengetahui tentang demokrasi itu sendiri, kemudian ikut serta dalam melakukan demokrasi, dan membangun demokrasi. Yang lebih penting yaitu dalam pendidikan demokrasi harus bisa berinovasi untuk kemajuan demokrasi di Indonesia serta dalam perencanaannya harus dilakukan dengan matang supaya mendapatkan luaran yang diharapkan.

Pendidikan Demokrasi bagi generasi muda di Indonesia sangat penting karena dengan adanya pendidikan demokrasi bisa menjadi salah satu cara untuk mencetak generasi muda yang cerdas, solutif, dan memiliki tanggung jawab sebagai warga negara yang baik dalam membangun demokrasi.

Tujuan Nasional juga mampu tercapai jika sosialisasi nilai-nilai demokrasi dalam pendidikan demokrasi tersampaikan dengan baik dan sesuai dengan yang direncanakan. Generasi muda yang mendapatkan pendidikan demokrasi mampu memahami serta menyelesaikan masalah mengenai bangsa dan negara yang kemungkinan akan terjadi di masa mendatang dengan cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab.

Jadi,pendidikan demokrasi sangat penting bagi generasi muda saat ini dalam menghadapi

masalah-masalah demokrasi di masa yang akan datang. Manfaat pendidikan demokrasi untuk generasi muda ini dapat meningkatkan pemahaman tentang hak dan kewajibam warga negara serta membentuk sikap partisipatif dalam kehidupan demokratis. Dan juga dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan toleransi terhadap perbedaan pendapat.

Perkembangan demokrasi di Indonesia pada saat ini tidak jelek-jelek banget. Dalam peringkat global, indeks demokrasi Indonesia bertengger di posisi 52, naik 12 tingkat dari 2020. Sejak 2006, indeks demokrasi Indonesia bergerak di kisaran 6,30–7,03. Indonesia mencatat kemajuan dalam kehidupan demokrasi di sepanjang 2021.

Kemajuan itu ditunjukkan oleh kenaikan Indeks Demokrasi Indonesia dari 6,30 pada

2020 menjadi 6,71 pada 2021. Peningkatan itu membawa Indonesia kini bertengger pada peringkat 52 dunia, terkerek setinggi 12 anak tangga dibanding posisi ke-64 pada 2020. Perihal kenaikan indeks demokrasi itu diumumkan pada Rabu, 9 Februari 2021 oleh The Economist Intelligence Unit (EIU), sebuah lembaga observer dan analis politik-ekonomi global yang berbasis di London. EIU itu adalah bagian dari grup media terkemuka The Economist, dan dia telah melakukan pemeringkatan indeks demokrasi itu sejak 2006.

Dari 167 negara yang diobservasi, EIU mengelompokkan ke dalam empat kategori. Ada 23 negara dengan indeks demokrasi tertinggi yang dikategorikan sebagai negara demokrasi penuh (full democracies), 52 negara tergolong demokrasi yang tak sempurna (flawed democracies), 31 negara hybrid regimes (rezim hibrida), dan 57 negara lainnya masuk kelompok negara otoritarian (authoritation regimes). Indonesia berada di kelompok dua, yang di

dalamnya ada Prancis (peringkat 22), Amerika Serikat (26), Belgia (36), Malaysia

(39), India (46), Singapura (66), Thailand (72), dan banyak lainnya.

Sedangkan negara yang masuk kampiun demokrasi, antara lain, adalah Norwegia, Swedia, Selandia Baru, Belanda, dan banyak lainnya. Meksiko di peringkat 86 dan Turki di

posisi 103 termasuk rezim hibrida. Negara yang tergolong rezim otoritarian, menurut observasi EIU, antara lain, Republik Rusia di peringkat 124, Vietnam (131), dan Tiongkok (148). Toh, yang terburuk dari kaca mata demokrasi adalah Korea Utara, Myanmar, dan Afganistan, yang masing-masing di peringkat 165, 166, dan 167.

Penilaian indeks demokrasi ini berdasarkan pada hasil observasi atas lima indikator

demokrasi, yakni proses pemilihan umum dan pluralisme, kebebasan sipil, berfungsinya pemerintahan dan partisipasi politik, serta budaya politik. Kelima indikator itu lantas diuraikan dalam 60 kuisioner yang dijawab oleh tim ahli. Surveisurvei domestik yang terkait atas ke-60 isu itu akan memandu tim ahli memberikan jawaban atas semua pertanyaan itu.

Masing-masing jawaban punya standar nilai dan bobot sendiri. Khusus bagi Indonesia, kenaikan signifikan pada 2021 ada pada indikator ‘fungsi pemerintahan’ yang skornya naik dari 7,17 ke 7,86. Indikator ‘partisipasi politik’ naik dari 6,11 ke 7,22 dan ‘kebebasan sipil’ meningkat dari 5,59 ke 6,18. Yang jeblok adalah ‘budaya politik’ dengan skornya turun dari 5,63 ke 4,38.

Sedangkan untuk isu ‘pemilu dan pluralisme’, skor stabil di angka 7,92. Budaya politik memang selalu menjadi isu rumit di Indonesia. Ia merujuk perilaku masyarakat dalam kehidupan bernegara, yang di dalamnya ada unsur hukum, norma, dan terkait pula penyelenggaraan negara dalam keseharian. Unsur kepatuhan warga pada hukum dan norma, dan kepercayaan kepada aparatur negara menentukan nilai budaya politik.

EIU memberikan nilai yang relatif rendah pada unsur itu. Toh, pada sisi lain, EIU

yang merupakan lembaga kajian yang berwibawa dari London itu menilai ada perbaikan dalam hal fungsi pemerintahan dan partisipasi politik. Dalam laporan tahunan 2021, EIU mencatat setidaknya ada dua hal yang menaikkan kualitas demokrasi di Indonesia. Pertama, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) November 2021, yang dalam posisinya sebagai badan penyeimbang bagi kekuasaan eksekutif dan legislatif, menyatakan UU nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja itu inkonstitusional, dan pemerintah diminta merevisinya. Pemerintah pun mematuhinya.

Kedua, keputusan Presiden Joko Widodo yang mengakomodasi berbagai kelompok

politik, termasuk partai politik yang lebih kecil, eksprajurit militer, dan tokoh agama, terlibat dalam Kabinet Indonesia Maju. Hal itu dianggap berhasil membangun kompromi antara kekuatan politik. Indeks demokrasi itu, sebagaimana sejumlah indeks yang lain, seperti indeks pembangunan manusia (IPM), indeks daya saing, indeks persepsi korupsi, indeks terorisme, dan sejumlah lainnya, diperlukan oleh masyarakat internasional untuk mengetahui kondisi sebuah negara.

Banyak lembaga yang telah melakukan pengukuran indeks-indeks tersebut, namun pada akhir hanya indeks dari lembaga yang kredibel dan akuntabel yang digunakan sebagai acuan. EIU merupakan salah satu lembaga yang kredibel. Ia dianggap sebagai lembaga yang kompeten untuk memberikan penilaian atas kondisi sosial, politik, dan ekonomi pada sebuah negara. EIU tumbuh di lingkungan media ekonomi besar, The Economist, dan telah berkiprah sejak 1946 seusai Perang Dunia II. Kajian-kajiannya menjadi rujukan global. Dalam pemeringkatan indeks demokrasi itu ada skor 0–10.

Sebuah negara masuk dalam kelompok full democracies bila skornya sama atau di atas 8. Yang memiliki skor antara 6 sampai 8 tergolong pada kelompok flawed democracies, demokrasi yang tidak sempurna. Sebutan rezim hibrida disematkan ke negara dengan indeks demokrasi 4–6. Yang di bawah 4 disebut negara otoritarian. Indonesia sendiri sejak 2006 selalu ada di peringkat menengah-bawah dalam klaster negara flawed democracies. Skornya bergerak di antara 6,30 yang terendah (2020) hingga yang tertinggi 7,03 (2015). Indikator budaya politik dan kebebasan sipil masih menjadi unsur yang tertinggal di Indonesia.

Toh, dengan segala kekurangannya, indeks demokrasi di Indonesia dianggap masih lebih baik dibandingkan negara tetangga, seperti Thailand, Singapura, atau Filipina. Indonesia merupakan negara demokrasi yang mana pemerintahannya dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.

Demokrasi di Indonesia sendiri merupakan demokrasi secara konstitusional dikarenakan rumusan nilai dan normanya ada di dalam UUD 1945 dan sesuai aturan hukum yang berlaku. Di Indonesia pelaksanaan Demokrasi mengalami pergantian mulai dari Demokrasi Liberal (1950-1959), Demokrasi Terpimpin (1959-1965), Demokrasi Pancasila pada masa orde baru (1966-1988), dan Demokrasi Era Reformasi yang hingga kini masih digunakan sejak tahun 1988.

Dilihat dari demokrasi mengalami beberapa kali pergantian menunjukkan bahwa demokrasi itu bukanlah sesuatu yang turun temurun/ diwariskan dengan sendirinya namun sebaliknya yakni demokrasi ditangkap dan dicerna melalui proses belajar. Demokrasi di Indonesia saat ini belum berjalan secara efektif dan sesuai harapan.

Contohnya masih banyak korupsi yang merajalela di kalangan pejabat negara, kasus pelanggaran HAM yang belum teratasi dengan baik, penegakan hukum yang masih lambat dalam mengatasi masalah, masyarakat yang mengalami kekerasan oleh aparat, dll. Agar dapat mengatasi contoh masalah di atas, pendidikan demokrasi sangat diperlukan bagi generasi muda penerus bangsa.

Dengan adanya pendidikan demokrasi diharapkan generasi muda mampu berperilaku dan bertindak demokratis, memberikan jalan keluar dari beragam masalah mengenai bangsa dan negara, serta memperlihatkan keaktifan generasi muda dalam berpartisipasi secara nyata demi terlaksananya demokrasi yang sesuai dengan apa yang diharapkan. *Penulis Dr. Usiono, M.A & Dea Azalia Ramadhani

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE