P.SIDIMPUAN (Waspada) : Anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) H. Marwan Dasopang mengatakan, jika diberikan ruang yang cukup, santri mampu menjawab berbagai tantangan zaman karena pesantren mengajarkan ilmu agama dan ilmu dunia.
“Kalau diberikan ruang yang cukup, kesempatan yang sama pada pesantren, maka santri akan menjawab berbagai tantangan di hari-hari depan,” kata Anggota DPR RI H.Marwan Dasopang dalam peringatan Hari Santri Nasional di di Desa Pudun Jae, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kota Padangsidimpuan, Minggu (22/10).
Kedatangan Marwan Dasopang di Desa Pudun Jae, Padangsidimpuan Batunadua disambut hangat Majelis Taklim, Majelis Dzikir, Majelis Maulid Ahbabul Musthofa bersama ulama dan tokoh masyarakat dengan iringan sholawat

Marwan Dasopang menjelaskan, jauh sebelum ada Indonesia, pesantren sudah eksis di nusantara. Bahkan pesantren sudah ada sejak tahun 1500, namun ada yang mengatakan adanya pesantren sejak tahun 1700
“Pesantren itu mengajarkan segala ilmu pelajaran, baik ilmu agama menuju akhirat, maupun ilmu dunia. Di pesantren dipelajari mantik tentang filsafat, kemudian belajar balago tentang sastra, dan ilmu falaq tentang ilmu astronomi, bahkan ekonomi dan lain lain,” ujar Marwan.
Pada tahun 2014, ucapnya PKB sudah mengajukan supaya pesantren diberikan penghargaan yang tinggi sebagai lembaga pendidikan.’Tidak seperti yang disebutkan di dalam undang – undang pendidikan nasional, bahwa pesantren dan madrasah itu adalah sekolah non formal.Kalau sekolah non formal, ya sekolah sore,” tuturnya.
Kemudian, PKB menggagas agar pesantren dikeluarkan dari undang-undang sisdiknas menjadi undang-undang sendiri sehingga lahirlah Undang Undang Pesantren Nomor 18 tahun 2019 yang menjadikan pesantren setara dengan pendidikan lainnya.
Marwan mengungkapkan perjuangan santri bersama kiai dan ulama setelah Indonesia merdeka dapat dilihat ketika melawan sekutu yang diboncengi Belanda. Komandan sekutu yang mendarat di Surabaya dihadang pejuang Muslim dengan semangat jihad yang difatwakan Syekh Hasyim Ashari.
Lebih lanjut kata Marwan, maka dari itu hari santri nasional di peringati pada 22 Oktober, dan ternyata peran para santri para kiai para ulama ketika Indonesia merdeka hampir diambil alih oleh sekutu yang diboncengi Belanda dilawan dengan berperang di Surabaya. Bahkan Fatwa jihad yang di lakukan oleh KH hasyim Ashari, tuturnya.
“Maka dengan peran santri yang kita peringati hari ini, terbukti pesantren sebuah lembaga pendidikan yang betul-betul bisa membuat kita komitmen dalam berbangsa dan bernegara. Karena itu, tema hari santri ‘Jihad Santri, Jayalah Negeri’ sudah tepat, ” Jelas Marwan Dasopang.
Menurutnya, tantangan sebuah bangsa ke depan sangatlah banyak seperti ideologi perkembangan ilmu, kecerdasan, perilaku dan akhlak akan dijawab oleh santri mengingat ilmu yang diajarkan di pesantren sudah mencakup semuanya.
Berbahagialah kita di Indonesia ada pilar yang menjadi penopang tegaknya Republik Indonesia yakni pesantren di dalamnya tetap mengajarkan nilai – nilai cinta tanah air. “Benteng terkuat dari masyarakat Indonesia, kekuatan santri bersama masyarakat,” katanya. (a39).