MEDAN (Waspada): Pengamat Lingkungan dan Tata Kota Sumatera Utara, Jaya Arjuna (foto) menilai pekerjaan memasang U-Ditch pada saluran drainase yang dilakukan hampir seluruh kawasan Kota Medan tidak terencana dengan baik sehingga banyak dikeluhkan masyarakat, karena penyelesaiannya sampai berbulan-bulan.
“Padahal pekerjaan itu sangat mudah. Tinggal dikorek, U-Ditch nya ditanam kemudian ditutup kembali. Tapi karena mereka tidak mampu mengelola alat dengan baik, maka pekerjaan sampai berbulan-bulan tidak selesai,” ujarnya kepada Waspada, Rabu (18/10).
Dikatakan Jaya Arjuna, proyek drainase yang dilakukan Pemko Medan ini tidak profesional dalam pekerjaan, pengawasan, penggunaan alat dan tenaga kerja. Akibatnya warga Medan yang rugi, karena terganggu usaha dan lintas jalannya.
“Lihat yang di Kesawan, Pasar Ikan Lama sudah berbulan-bulan pekerjaannya tidak selesai juga. Sama juga dengan di Jalan Bahagia, tidak juga selesai. Dikorek mereka, tapi tidak juga dipasang U-Ditch nya. Harusnya ada target kerja, misal minimal setengah kilometer selesai dipasang,” tegas Jaya Arjuna.
Menurutnya, manajemen pengawasan proyek drainase ini tidak ada padahal itu pekerjaan lama. Tapi terpenting kontrak dibuat dan mereka bisa dapat komisinya. “Yang ada mereka bekerja untuk merusak Kota Medan. Harusnya Pemko bekerja itu dititik permasalahannya. Jangan yang disuruh tidak profesional, tidak tahu menajemen kerja,” ucapnya.
Dikatakan Arjuna lagi, seharusnya Pemko Medan mengikuti masterplan drainase yang ada. Karena padaumumnya penanganan drainase dibanyak kota di Provinsi Sumatera Utara masih bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara tuntas.
Pengelolaan drainase perkotaan harus dilaksanakan secara menyeluruh, dimulai tahap perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, serta ditunjang dengan peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat. Peningkatan pemahaman mengenai drainase kepada pihak yang terlibat baik bagi pelaksana maupun masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan agar penanganan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
“Kalau untuk sungai, memang BWS yang berwenang. Tapi BWS tidak tahu permasalahan Medan jangan dijadikan tulang punggung. Sei Kera itu bulan sungai jadi kenapa dikasih ke BWS.
“Manajemen pekerjaan tidak jelas, mana bagian BWS dan Pemko. Padahal konsep drainase tahun 2011 sudah ada dan titik-titik mana yang harus diperbaiki. Jangan seperti sekarang, semuanya dikorek, tidak selesai-selesai. Saat hujan sedikit saja, langsung banjir,” imbuhnya.
Diketahui proyek pembangunan saluran drainase disejumlah titik di Kota Medan sangat dikeluhkan warga. Pasalnya, pembangunan tersebut sangat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat. Bahkan, sejumlah pedagang kecil terpaksa tutup akibat galian saluran drainase tersebut.
Sejumlah warga mengatakan, pembangunan saluran drainase yang saat ini sedang dikerjakan Pemko Medan untuk mengatasi banjir sangat didukung, namun harusnya dikerjakan secara profesional. Jangan hanya penggaliannya cepat setelah itu dibiarkan beberapa lama. (h01)