MEDAN (Waspada): Mahasiswa Peduli Masyarakat Indonesia (MPMI) menggelar aksi unjukrasa di Markas Besar Polda Sumatera Utara, Jumat (6/10). Mereka menyoroti lemahnya penegakan hukum di Polres Labuhanbatu.
Ketua MPMI, Andrian Saputra dalam orasinya mengatakan, mahasiswa bukan hanya bertugas untuk kuliah, menganalisis, penelitian, tetapi juga berperan sebagai kontrol sosial agen perubahan.
Terkait penegakan hukum di Polres Labuhanbatu, Andre panggilan akrab Andrian, menyebutkan, pihaknya berpendapat hal itu diduga terjadi karena penanganan perkara terkesan lemah di wilayah hukumnya.
Di antaranya, lanjut Andre, ada laporan masyarakat yang awalnya dibuat di Poldasu, lalu dilimpahkan ke Polres Labuhanbatu. Disebut-sebut kemudian laporan itu mandek.
Karenanya, Andre meminta Kapoldasu dan jajaran untuk memproses laporan masyarakat yang sudah lama namun belum mendapatkan kepastian hukum.
“Sebagaimna bahasa yang selalu kita dengar equality before the law, yakni asas di mana setiap orang tunduk pada hukum peradilan yang sama.
Selain itu, mahasiswa juga berharap agar kasus yang mandek itu diambil oleh Poldasu agar proses penyelidikan dan penyidikan berjalan lebih profesional.
“Ini dimaksudkan agar tujuan Bapak Kapolri untuk menjadi Presisi yang artinya Prediktif, Responsibilitas, dan transparansi berkeadilan dapat terwujud,” imbuhnya.
Massa aksi juga menyampaikan agar melakukakan evaluasi terhadap Polres Labuhanbatu dan Kasat Reskrim di sana.
Menanggapi aspirasi mahasiswa, perwakilan Poldasu AKBP B Sembiring selaku Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) mengatakan, pihaknya akan menyampaikannya ke pimpinan untuk diproses lebih lanjut. (cpb/rel)
